BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan
umum.Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara
wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia
seutuhnya. Pendidikan jasmani dan olahrag pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental serta emosional. Pendidikan jasmani dan olahraga memperlakukan anak
sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,dari pada hanya menganggapnya
sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Olahraga
adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan
(kecabangan olahraga). Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam
pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan
holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain
kependidikan, psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan
Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang
baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik
“diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti dengan pepatah “men sana in
corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep holistik tentang
pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant
dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas sendiri. Masih
banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi
pendidikan jasmani disekolah-sekolah, dan ironisnya penjas dipandang tidak
penting dalam pendidikan di Negeri ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat olahraga, seperti filsafat lainnya, dalam
olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam.
Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep
ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan
makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
A.
Konsep Dasar Olahraga
Olahraga
adalah kegiatan fisik manusia yang berpengaruh terhadap kepribadian pelakunya.
Kegiatan yang menuntut kegiatan fisik tertentu untuk menggunakan tubuh secara
menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan.
Olahraga di
pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk
permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah
pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa
secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Konsep
dasar keolahragaan meliputi : bermain (play), pendidikan jasmani (physical
education), olahraga (sport), rekreasi (recreation), tari (dance),
dan gerak insani yang menjadi inti dari kegiatan dalam bidang keolahragaan.
·
Bermain
Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan secara
bebas dan suka rela. Motif
bermain anak-anak adalah dorongan naluri untuk merangsang perkembangan fisik
dan mental. Untuk orang dewasa bermain sebagai suatu kebutuhan yang
dilaksanakan tanpa paksaan.Roger Cailluis (1955) membagi permainan
(Game) menjadi empat, yaitu :
1. Agon-permainan bersifat pertandingan
untuk memperoleh kemenangan sehingga butuh perjuangan fisik yang keras.
2. Alea-permainan bersifat untung-untungan
seperti main dadu sehingga ketrampilan tubuh tidak diperlukan.
3. Mimikri-permainan
fantasi yang membutuhkan kebebasan, dan bukan sungguhan.
4. Illinx-permainan untuk mencerminkan
keinginan melampiaskan gerak seperti mendaki gunung.
·
Pendidikan
Jasmani
Difinisi yang pernah dirumuskan sebagai rujukan
nasional (Mendikbud 413/U/1957) adalah mengungkap fungsi pendidikan jasmani
untuk memberikan sumbangan terhadap pendidikan menyeluruh : “Pendidikan
jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskhular,
intelektual dan emocional.” Konsep pendidikan jasmani terfokus pada
proses sosialisasi atau pembudayaan via aktivitas jasmani, permainan, dan atau
olahraga. Prosese sosialisasi berarti pengalihan nilai-nilai budaya dari
generasi tua kepada generasi muda.
·
Olahraga
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan
kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan
prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.
·
Rekreasi
Pendekatan kata untuk memahami istilah rekreasi adalah
berdasar istilah leisure yang berartifree time (waktu
luang) yang digunakan di Inggris dan Amerika Utara, yang berasal dari bahasa
latin, licere yang berarti diizinkan. Kegiatan rekreasi adalah
kegiatan yang memang cocok untuk mengisi waktu luang dengan sifat bukan
paksaan, melainkan atas kehendak sendiri secara suka rela. Sesuai dengan
tujuannya untuk memperoleh kepuasan, maka kegiatan rekreasi bersifat
non-survival (penyelamatan/petualangan yang mengancam keselamatan).
Berkaitan dengan konsep rekreasi adalah pendidikan
untuk membentuk sikap rekreasi aktif, jadi rekreasi melalui aktivitas jasmani
dan atau kegiatan di alam terbuka. Dengan demikian rekreasi dipandang sebagai
kesempatan untuk menyatakan spontanitas dan kreativitas, dan karena itu
rekreasi berfungsi dalam pengembangan kepribadian. Itulah sebabnya pendidikan
rekreasi erat hubungannya dengan pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan.
·
Tari
Olahraga banyak mengandung unsur
keindahan (eastetika) seperti juga terdapat dalam senam, loncat indah
dan figure skating. Ditinjau dari aspek peragaan keterampilan yang memerlukan
kualitas kondisi fisik yang prima, tari bisa masuk dalam tapal batas kegiatan
olahraga. Di Indonesia titik beratnya memang masih pada aspek
seni, dan belum ditelaah dari aspek gerak dan estetika.
B. Hakikat Olahraga
1) Pengertian Olahraga
Edward
(1973). Olahraga
harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain
mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c.
Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada
games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh
keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport;
permainan yang dilembagakan.
Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980). Olahraga adalah
ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di
Amerika Serikat).
Cholik
Mutohir olahraga. Olahraga adalah
proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan,
dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.
Menurut Soegijono.,
Ateng dkk olahraga adalah kata asli Indonesia yang bukan berarti sama dengan
sport. Secara harfiah olah (mengolah) berarti upaya untuk mengubah sesuatu
menjadi lain atau untuk lebih menyempurakan. Sedangkan raga adalah manusia
seutuhnya. Sehingga olahraga dapat diartikan upaya untuk lebih menyempurnakan
manusia dengan raga (manusia seutuhnya) sebagai sasarannya (poin of
attack).
Olahraga
adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga
secara rohani
misalnya catur. Olahraga lebih
menekankan pada unsur prestasi sehingga tujuannya adalah untuk mencapai
prestasi yang semaksimal mungkin. Hal ini sangat berbeda dengan pendidikan
jasmani yang berorientasi pada tercapainya aktivitas fisik anak di
sekolah-sekolah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang
terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka
memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi.
Kegiatan olahraga
sangatlah terstruktur dengan rapi dan terencana dengan baik karena akan
menciptakan atau membina anak yang memiliki bakat terhadap suatu cabang
olahraga tertentu untuk meraih hasil latihan yang setinggi-tingginya. Dalam UU
Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005 pasal 1 no 4 dijelaskan bahwa olahraga
adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial.
Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan
diluar jam sekolah (extrakurikuler) untuk lebih mengembangkan potensi jasmani
anak yang berbakat/berminat terhadap cabang olahraga tertentu sehingga
menghasilkan anak yang berprestasi di berbagai kejuaraan.
2)
Manfaat Olahraga
Olahraga memberikan
banyak manfaat pada tubuh kita. Menurut Fatmah
(2010: 173) menjelaskan bahwa ada lima manfaat olahraga bagi tubuh, yang
pertama adalah meningkatkan kekuatan otak. Jika otak cukup mendapatkan suplai
darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan
meningkat. Kedua, melawan penuaan. Ketiga, menghilangkan stress. Pada saat
melakukan olahraga maka jantung akan bekerja lebih berat untuk menyuplai darah,
maka dengan sendirinya pikiran kita tidak akan terfokus lagi dengan masalah
pekerjaan. Keempat, Meningkatkan perasaan bahagia secara alami. Ketika
seseorang melakukan olahraga maka disaat itu juga hormon adrenalin, serotonin,
dopanin, dan endorphin diproduksi, kesemua hormon tersebut adalah hormon yang
berfungsi untuk menumbuhkan rasa sengat dalam diri kita.
Kelima, meningkatkan kepercayaan diri. Dengan berolahraga maka citra diri tubuh
yang sehat dan kekuatan fisik yang prima akan didapatkan.
3)
Nilai-nilai Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Beberapa nilai
pendidikan dalam kegiatan olahraga, yaitu:
a. Olahraga memberikan
kesempatan belajar bagaimana bertindak kalau kalah atau menang.
b. Olahraga memberikan
kesempatan bagi perorangan untuk mengorganisir sendiri
pertandingan-pertandingan olahraga dan membentuk regunya, dengan demikian
kepada perorangan diajarkan mendidik dan mengorganisir diri sendiri.
c. Dalam olahraga
memungkinkan guru atau pelatih mengamati perilaku anak didik yang tidak mungkin
dilakukan dalam kondisi kehidupan normal.
d. Sebagian besar cabang
olahraga memungkinkan perorangan mengambil bagian dalam kelompok yang menganut
kepentingan bersama.
e. Olahraga seperti lari
lintas alam, mendaki gunung dan sebagainya memberikan pengalaman untuk mengenal
lingkungan hutan, lembah, sungai dan sebagainya.
f. Prestasi dihasilkan
melalui proses yang panjang, ini akan membentuk kepribadian dan ketangguhan
dalam mewujudkan cita-cita. Melalui pendidikan jasmani dan olahraga,
nilai-nilai olahraga yang dapat diperoleh meliputi: jujur, suka bekerja sama,
menghargai orang lain, semangat yang tinggi dan percaya diri.
4)
Olahraga sebagai Sub-sistem Bermain.
Inti yang paling dalam dari olahraga
dibentuk dari sebuah kriteria yaitu makna bermain dan permainan. Kriteria yang
paling otentik adalah bahwa kegiatan tersebut didasarkan pada factor kebebasan
dan kesengajaan atas dasar kesadaran pelakunya untuk berbuat, sebagai lawan
dari aktivitas yang bersifat paksaan atau desakan; inilah yang membedakan ciri
permainan yang sejati. Tindakan sejati adalah olahraga tidak dipandang sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi merupakan sumber dari keriaan (joy)
dan kebahagiaan (happiness).
5)
Gambaran Struktural Spesefik Olahraga
Dunia olahraga berbeda dengan dunia permainan dan
berbeda pula dengan kategori ludik(permainan) lainnya misal
domino dan catur.
·
Fokus pada gerak dalam pelaksanaan
olahraga
Orientasi fisikal (fisik) kegiatan olahraga merupakan
ciri utama dalam konteks ini, seperti aspek gerak, daya tahan, kecepatan,
kekuatan dan ketrampilan yang merupakan unsur inheren dari kegiatan olahraga.
Setiap bentuk permainan sejati dalam olahraga terdiri atas kegiatan yang lebih
menekankan aspek gerak, sehingga unsur jasmaniah menjadi sangat dominan.
Perwujudan gerak dalam olahraga ini terkait dengan aspek dorongan (drive)
pada manusia yang terikat dengan faktor sosial dan budaya juga pengaruh
kejiwaan dan motif.
·
Realitas yang sebenarnya dari
olahraga
Keterlibatan seseorang dalam olahraga tidak terpaku pada peran yang telah
ditetapkan saja, tetapi merupakan bagian dari dunia nyata atau konkrit. Bersama
dengan yang lain pemain memainkan sebuah permainan yang real dalam konteks
bermain dan faktor kesungguhan merupakan kriteria yang melekat pada pelaksanaan
olahraga. Perbuatan setengah hati atau pura-pura, bertentangan dengan ciri
hakiki olahraga.
·
Prinsip performa dan prestasi dalam
olahraga
Gross (1973; dalam Hagele, 1992 ) menekankan unsur tujuan dan prestasi seperti
halnya keriangan karena mampumelakukan sesuatu sebaik mungkin atau melebihi
orang lain sebagai faktor penentu kegiatan olahraga. Ada tiga dimensi
karakteristik prestasi olahraga, yaitu :
ü Prestasi itu
dinyatakan melalui aspek jasmaniah. Diarahkan untuk menguasai, memelihara dan
mengoptimalkan ketrampilan gerak.
ü Kegiatan
dilaksanakan secara suka rela.
ü Kegiatannya
tidak dimaksudkan untuk menghancurkan orang lain tetapi justru untuk
meningkatkan solidaritas.
Pengejaran dalam pencapaian prestasi merupakan
pencapaian semu. Karena dalam pencapaian tersebut, tempat, waktu, lawan,
situasi, kondisi yang berbeda satu tempat dengan yang lain, serta penyempurnaan
teknik dan sarana prasarana yang lebih lengkap. Misalnya lari marathon.
Perlombaan yang dilaksanakan antara satu tempat dengan tempat yang lain sangat
berbeda situasinya dan kemajuan teknik, lintasan, dan sepatu serta pakaian yang
modern sangat mempengaruhi.
·
Dimensi sosial olahraga
Dunia olahraga sangat dipengaruhi oleh hubungan antar strukturnya, tanpa
memandang bentuknya. Proses pembelajaran ketrampilan olahraga itu berlangsung
dalam suasana sosial yang melibatkan hubungan antar orang, dan bahkan
disaksikan oleh para pendukung dan media masa sebagai penghubung antar
lingkungan masyarakat.
6)
Olahraga Rekreasi
Olahraga
Rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan
pada waktu senggang sehingga pelaku memperoleh kepausan secara emosional
seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagian, serta memperoleh kepuasan secara
fisik-fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh, sehingga
tercapainya kesehatan secara menyeluruh.
Tujuan rekreasi olahraga
adalah
Ø Pengisi
waktu luang.
Ø Pelepas
lelah, kebosanan dan kepenatan.
Ø Sebagai
imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan
dan pekerjaan/bekerja.
Ø Sebagai
pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok
serta rekreasi aktif).
Ø Untuk
memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan.
Ø Memperoleh
kesenangan dengan cara berolahraga
Ø Memperkenalkan
olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
7)
Olahraga Prestasi
Olahraga
prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan
dan dikelola secara profisional dengan tujuan untuk memproleh prestasi optimal
pada cabang-cabang olahraga merupakan olahraga prestasi. Para olahragawan atau
atlit yang menekuni cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk mencapai
prestasi baik pada tingkat daerah,nasional,maupun internasional, disyaratkan
memiliki kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada cabang olahraga yang
lebih baik dibandingkan dengan rata-rata non atlet.
Olahraga
kecabangan yang bersifat prestatif perlu dikembangkan namun sebagian materi
ekstrakurikuler, sebagai pilihan untuk menyalurkan bakat dan minat
siswa/santri terhadap suatu cabang olahraga.
8)
Olahraga Kesehatan atau Rehabilitas
Kesehatan
merupakan landasan/dasar kondisi fifik yang sangat diperlukan bagi keberhasilan
melaksanakan pekerjaan . oleh karena itu, perlu ada pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan. Pembinaan kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan
rohani, dan kesehatan sosial, yang merupakan konsep sehat
paripurna sesuai konsep sehat WHO.
Olahraga
Kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan
atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang
bukan saja sehat dikala diam (statis) tetapi juga sehat serta
mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam
prikehidupannya (sehat dinamis).
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stress, singkat (cukup
10-30 tanpa henti), adekuat, masal, murah, mudah, dan fisologis (bermanfaat dan
aman).
Olahraga
Kesehatan akan menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek jasmani, rohani,
maupun sosial. Perubahan pada aspek jasmani dari
olahtaga kesehatan akan menghasilkan perubahan-perubahan pada unsur pelaksana
gerak (ES-I) dan unsur pendukung gerak (ES-II)
BAB
III
KESIMPULAN
Olahraga bersifat netral dan umum, tidak digunakan dalam pengertian
olahraga kompetitif, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas
fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal).
Konsep
dasar keolahragaan meliputi : bermain (play), pendidikan jasmani (physical
education), olahraga (sport), rekreasi (recreation), tari (dance),
dan gerak insani yang menjadi inti dari kegiatan dalam bidang keolahragaan.
Olahraga adalah suatu
aktivitas fisik yang dilakukan diluar jam sekolah (extrakurikuler) untuk lebih
mengembangkan potensi jasmani anak yang berbakat/berminat terhadap cabang
olahraga tertentu sehingga menghasilkan anak yang berprestasi di berbagai
kejuaraan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://bebenstar.blogspot.co.id/2013/06/filsafat-olahraga.html