Jumat, 03 Februari 2017

PENGERTIAN OLAHRAGA SECARA HAKIKI

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum.Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan jasmani dan olahrag pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani dan olahraga memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga). Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain kependidikan, psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti dengan pepatah “men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas sendiri. Masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani disekolah-sekolah, dan ironisnya penjas dipandang tidak penting dalam pendidikan di Negeri ini.



BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat olahraga, seperti filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.

A.    Konsep Dasar Olahraga
Olahraga adalah kegiatan fisik manusia yang berpengaruh terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang menuntut kegiatan fisik tertentu untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
           Konsep dasar keolahragaan meliputi : bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport), rekreasi (recreation), tari (dance), dan gerak insani yang menjadi inti dari kegiatan dalam bidang keolahragaan.
·         Bermain
Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan secara bebas dan suka rela. Motif bermain anak-anak adalah dorongan naluri untuk merangsang perkembangan fisik dan mental. Untuk orang dewasa bermain sebagai suatu kebutuhan yang dilaksanakan tanpa paksaan.Roger Cailluis (1955) membagi permainan (Game) menjadi empat, yaitu :
1.    Agon-permainan bersifat pertandingan untuk memperoleh kemenangan sehingga butuh perjuangan fisik yang keras.
2.    Alea-permainan bersifat untung-untungan seperti main dadu sehingga ketrampilan tubuh tidak diperlukan.
3.    Mimikri-permainan fantasi yang membutuhkan kebebasan, dan bukan sungguhan.
4.    Illinx-permainan untuk mencerminkan keinginan melampiaskan gerak seperti mendaki gunung.

·         Pendidikan Jasmani
Difinisi yang pernah dirumuskan sebagai rujukan nasional (Mendikbud 413/U/1957) adalah mengungkap fungsi pendidikan jasmani untuk memberikan sumbangan terhadap pendidikan menyeluruh : “Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskhular, intelektual dan emocional.” Konsep pendidikan jasmani terfokus pada proses sosialisasi atau pembudayaan via aktivitas jasmani, permainan, dan atau olahraga. Prosese sosialisasi berarti pengalihan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda.

·         Olahraga
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

·         Rekreasi
Pendekatan kata untuk memahami istilah rekreasi adalah berdasar istilah leisure yang berartifree time (waktu luang) yang digunakan di Inggris dan Amerika Utara, yang berasal dari bahasa latin, licere yang berarti diizinkan. Kegiatan rekreasi adalah kegiatan yang memang cocok untuk mengisi waktu luang dengan sifat bukan paksaan, melainkan atas kehendak sendiri secara suka rela. Sesuai dengan tujuannya untuk memperoleh kepuasan, maka kegiatan rekreasi bersifat non-survival (penyelamatan/petualangan yang mengancam keselamatan).
Berkaitan dengan konsep rekreasi adalah pendidikan untuk membentuk sikap rekreasi aktif, jadi rekreasi melalui aktivitas jasmani dan atau kegiatan di alam terbuka. Dengan demikian rekreasi dipandang sebagai kesempatan untuk menyatakan spontanitas dan kreativitas, dan karena itu rekreasi berfungsi dalam pengembangan kepribadian. Itulah sebabnya pendidikan rekreasi erat hubungannya dengan pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan.

·         Tari
Olahraga banyak mengandung unsur keindahan (eastetika) seperti juga terdapat dalam senam, loncat indah dan figure skating. Ditinjau dari aspek peragaan keterampilan yang memerlukan kualitas kondisi fisik yang prima, tari bisa masuk dalam tapal batas kegiatan olahraga. Di Indonesia titik beratnya memang masih pada aspek seni, dan belum ditelaah dari aspek gerak dan estetika.

B.     Hakikat Olahraga
1)      Pengertian Olahraga
Edward (1973). Olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
Webster’s New Collegiate Dictonary (1980). Olahraga adalah ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
Cholik Mutohir olahraga. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Menurut Soegijono., Ateng dkk olahraga adalah kata asli Indonesia yang bukan berarti sama dengan sport. Secara harfiah olah (mengolah) berarti upaya untuk mengubah sesuatu menjadi lain atau untuk lebih menyempurakan. Sedangkan raga adalah manusia seutuhnya. Sehingga olahraga dapat diartikan upaya untuk lebih menyempurnakan manusia dengan raga (manusia seutuhnya) sebagai sasarannya (poin of attack).
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani misalnya catur. Olahraga lebih menekankan pada unsur prestasi sehingga tujuannya adalah untuk mencapai prestasi yang semaksimal mungkin. Hal ini sangat berbeda dengan pendidikan jasmani yang berorientasi pada tercapainya aktivitas fisik anak di sekolah-sekolah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi.
Kegiatan olahraga sangatlah terstruktur dengan rapi dan terencana dengan baik karena akan menciptakan atau membina anak yang memiliki bakat terhadap suatu cabang olahraga tertentu untuk meraih hasil latihan yang setinggi-tingginya. Dalam UU Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005 pasal 1 no 4 dijelaskan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan diluar jam sekolah (extrakurikuler) untuk lebih mengembangkan potensi jasmani anak yang berbakat/berminat terhadap cabang olahraga tertentu sehingga menghasilkan anak yang berprestasi di berbagai kejuaraan.



2)      Manfaat Olahraga
Olahraga memberikan banyak manfaat pada tubuh kita. Menurut Fatmah (2010: 173) menjelaskan bahwa ada lima manfaat olahraga bagi tubuh, yang pertama adalah meningkatkan kekuatan otak. Jika otak cukup mendapatkan suplai darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat. Kedua, melawan penuaan. Ketiga, menghilangkan stress. Pada saat melakukan olahraga maka jantung akan bekerja lebih berat untuk menyuplai darah, maka dengan sendirinya pikiran kita tidak akan terfokus lagi dengan masalah pekerjaan. Keempat, Meningkatkan perasaan bahagia secara alami. Ketika seseorang melakukan olahraga maka disaat itu juga hormon adrenalin, serotonin, dopanin, dan endorphin diproduksi, kesemua hormon tersebut adalah hormon yang berfungsi untuk menumbuhkan rasa sengat dalam diri kita. Kelima, meningkatkan kepercayaan diri. Dengan berolahraga maka citra diri tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima akan didapatkan.

3)      Nilai-nilai Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Beberapa nilai pendidikan dalam kegiatan olahraga, yaitu:
a.       Olahraga memberikan kesempatan belajar bagaimana bertindak kalau kalah atau menang.
b.      Olahraga memberikan kesempatan bagi perorangan untuk mengorganisir sendiri pertandingan-pertandingan olahraga dan membentuk regunya, dengan demikian kepada perorangan diajarkan mendidik dan mengorganisir diri sendiri.
c.       Dalam olahraga memungkinkan guru atau pelatih mengamati perilaku anak didik yang tidak mungkin dilakukan dalam kondisi kehidupan normal.
d.      Sebagian besar cabang olahraga memungkinkan perorangan mengambil bagian dalam kelompok yang menganut kepentingan bersama.
e.       Olahraga seperti lari lintas alam, mendaki gunung dan sebagainya memberikan pengalaman untuk mengenal lingkungan hutan, lembah, sungai dan sebagainya.
f.       Prestasi dihasilkan melalui proses yang panjang, ini akan membentuk kepribadian dan ketangguhan dalam mewujudkan cita-cita. Melalui pendidikan jasmani dan olahraga, nilai-nilai olahraga yang dapat diperoleh meliputi: jujur, suka bekerja sama, menghargai orang lain, semangat yang tinggi dan percaya diri.

4)      Olahraga sebagai Sub-sistem Bermain.
Inti yang paling dalam dari olahraga dibentuk dari sebuah kriteria yaitu makna bermain dan permainan. Kriteria yang paling otentik adalah bahwa kegiatan tersebut didasarkan pada factor kebebasan dan kesengajaan atas dasar kesadaran pelakunya untuk berbuat, sebagai lawan dari aktivitas yang bersifat paksaan atau desakan; inilah yang membedakan ciri permainan yang sejati. Tindakan sejati adalah olahraga tidak dipandang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi merupakan sumber dari keriaan (joy) dan kebahagiaan (happiness).

5)      Gambaran Struktural Spesefik Olahraga
Dunia olahraga berbeda dengan dunia permainan dan berbeda pula dengan kategori ludik(permainan) lainnya misal domino dan catur.
·         Fokus pada gerak dalam pelaksanaan olahraga
Orientasi fisikal (fisik) kegiatan olahraga merupakan ciri utama dalam konteks ini, seperti aspek gerak, daya tahan, kecepatan, kekuatan dan ketrampilan yang merupakan unsur inheren dari kegiatan olahraga. Setiap bentuk permainan sejati dalam olahraga terdiri atas kegiatan yang lebih menekankan aspek gerak, sehingga unsur jasmaniah menjadi sangat dominan.
            Perwujudan gerak dalam olahraga ini terkait dengan aspek dorongan (drive) pada manusia yang terikat dengan faktor sosial dan budaya juga pengaruh kejiwaan dan motif.
·         Realitas yang sebenarnya dari olahraga
            Keterlibatan seseorang dalam olahraga tidak terpaku pada peran yang telah ditetapkan saja, tetapi merupakan bagian dari dunia nyata atau konkrit. Bersama dengan yang lain pemain memainkan sebuah permainan yang real dalam konteks bermain dan faktor kesungguhan merupakan kriteria yang melekat pada pelaksanaan olahraga. Perbuatan setengah hati atau pura-pura, bertentangan dengan ciri hakiki olahraga.
·         Prinsip performa dan prestasi dalam olahraga
            Gross (1973; dalam Hagele, 1992 ) menekankan unsur tujuan dan prestasi seperti halnya keriangan karena mampumelakukan sesuatu sebaik mungkin atau melebihi orang lain sebagai faktor penentu kegiatan olahraga. Ada tiga dimensi karakteristik prestasi olahraga, yaitu :
ü  Prestasi itu dinyatakan melalui aspek jasmaniah. Diarahkan untuk menguasai, memelihara dan mengoptimalkan ketrampilan gerak.
ü  Kegiatan dilaksanakan secara suka rela.
ü  Kegiatannya tidak dimaksudkan untuk menghancurkan orang lain tetapi justru untuk meningkatkan solidaritas.
Pengejaran dalam pencapaian prestasi merupakan pencapaian semu. Karena dalam pencapaian tersebut, tempat, waktu, lawan, situasi, kondisi yang berbeda satu tempat dengan yang lain, serta penyempurnaan teknik dan sarana prasarana yang lebih lengkap. Misalnya lari marathon. Perlombaan yang dilaksanakan antara satu tempat dengan tempat yang lain sangat berbeda situasinya dan kemajuan teknik, lintasan, dan sepatu serta pakaian yang modern sangat mempengaruhi.
·         Dimensi sosial olahraga
            Dunia olahraga sangat dipengaruhi oleh hubungan antar strukturnya, tanpa memandang bentuknya. Proses pembelajaran ketrampilan olahraga itu berlangsung dalam suasana sosial yang melibatkan hubungan antar orang, dan bahkan disaksikan oleh para pendukung dan media masa sebagai penghubung antar lingkungan masyarakat.




6)      Olahraga Rekreasi
            Olahraga Rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang sehingga pelaku memperoleh kepausan secara emosional seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagian, serta memperoleh kepuasan secara fisik-fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh, sehingga tercapainya kesehatan secara menyeluruh.
Tujuan rekreasi olahraga adalah
Ø Pengisi waktu luang.
Ø Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan.
Ø Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja.
Ø Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif).
Ø Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan.
Ø  Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
Ø  Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan

7)      Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi  adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profisional dengan tujuan untuk memproleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga merupakan olahraga prestasi. Para olahragawan atau atlit yang menekuni cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk mencapai prestasi baik pada tingkat daerah,nasional,maupun internasional, disyaratkan memiliki kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada cabang olahraga yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata non atlet.
Olahraga kecabangan yang bersifat prestatif perlu dikembangkan namun sebagian materi ekstrakurikuler, sebagai pilihan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa/santri terhadap suatu cabang olahraga.




8)      Olahraga Kesehatan atau Rehabilitas
Kesehatan merupakan landasan/dasar kondisi fifik yang sangat diperlukan bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan . oleh karena itu, perlu ada pembinaan dan pemeliharaan kesehatan. Pembinaan kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dan kesehatan sosial, yang merupakan konsep sehat paripurna sesuai konsep sehat WHO.
Olahraga Kesehatan  adalah olahraga untuk memelihara dan atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan  saja sehat dikala diam (statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam prikehidupannya (sehat dinamis).
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 tanpa henti), adekuat, masal, murah, mudah, dan fisologis (bermanfaat dan aman).
Olahraga Kesehatan akan menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek jasmani, rohani, maupun sosial. Perubahan pada aspek jasmani  dari olahtaga kesehatan akan menghasilkan perubahan-perubahan pada unsur pelaksana gerak (ES-I) dan unsur pendukung gerak (ES-II)
            













BAB III
KESIMPULAN

Olahraga bersifat netral dan umum, tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal). 
           Konsep dasar keolahragaan meliputi : bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport), rekreasi (recreation), tari (dance), dan gerak insani yang menjadi inti dari kegiatan dalam bidang keolahragaan.
Olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan diluar jam sekolah (extrakurikuler) untuk lebih mengembangkan potensi jasmani anak yang berbakat/berminat terhadap cabang olahraga tertentu sehingga menghasilkan anak yang berprestasi di berbagai kejuaraan.


















DAFTAR PUSTAKA



http://bebenstar.blogspot.co.id/2013/06/filsafat-olahraga.html

2 komentar: