Senin, 08 Mei 2017

MINI RISET ANALISIS GERAKAN JUMPSHOT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
          Kenesiologi mekanika merupakan suatu wawasan studi gerak tubuh dan olahraga dengan menggunakan dasar pengetahuan mekanika. Salah satu bidang mekanika yang erat hubungannya dengan gerak adalah teori Newton mengenai gerak, karena gerak akan selalu terkait dengan tenaga (force), maka para guru dan pelatih olahraga adalah petugas-petugas atau orang-orang yang setiap hari akan menghadapi masalah gerak yaitu dari seorang siswa atau seorang atlet dalam berolahraga atau dalam kehidupannya sehari-hari. Gerak merupakan elemen utama dalam pada sebagian besar olahraga. Gerakan dapat berbentuk pergerakan seluruh tubuh atau gerakan benda atau alat yang diakibatkan oleh kerja tubuh. Gerak adalah sebuah fungsi dari kecepatan dan arah. Gerak dapat bersifat horisontal atau vertical, artinya arahnya horisontal atau vertical atau membuat sudut dengan horizontal, atau dapat merupakan sebuah gerak melingkar yang mengelilingi sebuah pusat putaran. Kecepatan ialah perubahan posisi benda pada arahnya pada satuan waktu. Sedangkan Percepatan ialah bertambahnya kecepatan dalam satuan waktu.
             Dalam hal ini, jenis analisa biomekanik kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok otot aktif selama setiap fase suatu gerakan disebut analisa anatomi kualitatif. Analisa anatomi kualitatif suatu ketrampilan bisa berbentuk sederhana atau kompleks, terganung pada aktifitas yang di analisa. Salah satu yang berbentuk kompleks pada permainan bola basket. Dengan menilai perbandingan (cepat, lambat, tinggi, rendah, pendek, panjang, besar, kecil dan selanjutnya boleh jadi digunakan untuk menggambarkan karakteristik ini. Perasaan dari penglihatan, atau pengamatan dengan penglihatan , adalah dasar analisa secara kualitatif.
Perkembangan olahraga saat ini sangat berkembang pesat, terutama dengan berkembangnya olahraga sejalan dengan perkembangan keilmuan olahraga seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .  Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika manusia. Sudut pandang manusia telah menyoroti perkembangan olahraga dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapannyapun telah memberikan arti tersendiri buat manusia sehingga nilai olahraga disamping berguna bagi kesehatan tetapi telah menembus batas tontonan yang sangat menarik dan memiliki nilai investasi yang menarik.
Pada awalnya pertumbuhan olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang didasari pada nilai pertahanan diri terhadap kondisi alam. Akan tetapi pada periode selanjutnya yaitu saat ini olahraga telah bergeser nilainya menjadi kegiatan yang memiliki tujuan kesehatan dan prestasi. Oleh sebab itu penerapan biomekanika sebagai salah satu ilmu yang turut berperan penting dalam mendukung prestasi olahraga.
Perkembangan permainan Bola Basket didaerah kita juga sangat pesat terbukti dengan banyaknya sekolah-sekolah baik SMP atau SMA yang memiliki ekstrakurikuler Bola Basket. Selain itu tim basket daerah kita sering mengikuti kejuaran Bola Basket ditingkat daerah ataupun nasional, namun belum bisa diikuti dengan prestasi yang membanggakan, hal itu disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya, kondisi fisik, penguasaan teknik dan juga dukungan dari pemerintah daerah sendiri.
Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa penguasaan teknik atlet Bola Basket klub ice cream streetball masih kalah dibanding dengan atlet klub basket lain, khususnya pada kemampuan jump shoot di bawah keranjang basket, keakuratan dan ketepatan tembakan masih sering melenceng dari sasaran, sehingga menyebabkan kerugian dalam pertandingan, padahal permainan Bola Basket memiliki tujuan utama yaitu sebanyak mungkin memasukan bola kedalam ring atau keranjang lawan untuk mencetak angka atau skor, Kevin A Prusak (2005:29). Kita lihat juga dari kondisi fisik atlet, atlet kita postur tubuhnya jauh lebih kecil dibanding atlet daerah lain, padahal kondisi fisik juga sangat berpengaruh terhadap prestasi atlet,misalnya yang memiliki kekuatan otot lengan dan rentang lengan yang baik akan memiliki kemampuan menembak bola basket yang lebih baik dari atlet yang kekuatan otot lengannya masih kurang, karena cenderung tidak sampai pada sasaran. Selain itu kualitas latihan merupakan penopang utama tercapainya prestasi olahraga, menurut Joko Pekik Irianto (2002:8).
Bertitik tolak dari hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat suatu permasalahan ke dalam penelitian tentang Kontribusi Kekuatan otot lengan terhadap keterampilan jump shoot, dalam permainan bola basket pada atlet-atlet dalam klub ice cream streetball.
Bola basket merupakan salah cabang olahraga yang sangat menarik. Upaya memasukkan bola ke dalam keranjang dengan memilih teknik tertentu merupakan ciri mendasar dari permainan bola basket. Dalam kegiatannya, bola basket dilakukan dengan menggabungkan keterampilan dasar kemudian mengkolaborasikan dengan kajian biomekanika, sehingga menghasilkan teknik yang tinggi. Oleh karena itu maka akan ditemukan nilai gerakan yang efisien dan efektif. Dalam bola basket akan kita jumpai beberapa keterampilan dasar, salah satunya adalah shooting. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan beberapa posisi yaitu di dalam daerah bersyarat atau di luarnya. Kajian analisi gerak ini akan menjelaskan tentang shooting (jump shoot) dalam permainan bola basket.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah penulis merumuskan permasalahnnya yaitu:
1.      Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Jump Shoot bola basket pada atlet ice cream street ball?
2.      Berapa besar kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan jump shoot pada permainan Bola Basket?

C.      Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan yakni:
1.      Untuk mengetahui secara ilmiah tentang hubungan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Jump Shoot dalam permainan Bola Basket.
2.      Untuk mengetahui secara ilmiah tentang kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Jump Shoot dalam permainan Bola Basket.


BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Sejarah PerkembanganBola Basket
Sebernarnya olahraga permainan Bola Basket ini dulu muncul berangkat dari rasa bosan. Kebosanan melanda angota penggemar olahraga yang tergabung dalam perkumpulan pemuda kristiani,yaitu YMCA (young mens christiani association), John Oliver (2007: 5). Sebagai pemikiran awal, Naismith menyatakan bahwa permainan yang akan diciptakan harus menarik. Maka gerakan bola hanya dilakukan dengan mengoper (passing), dan membawa lari sambil memantulkan bola di lapangan (dribbling). Gawang sebagai sasaran tembakan diganti dengan ruang sempit dan terletak di atas para pemain. Dengan demikian, dalam permainan ini bukan unsur kekuatan yang ditonjolkan tetapi unsur kecepatan, kelincahan, dan ketepan tembakan.
Di Amerika Serikat, baru pada tahun 1934 peraturan permainan Bola Basket di bakukan. Di Negara Paman Sam ini, permainan Bola Basket dapat berkembang meluas kerberbagai Negara bagian, terutama di sekolah-sekolah, kerena menjadi salah satu mata pelajaran. Di masyarakat luar sekolah pun Bola Basket semakin populer. Dengan jumlah pemain 5 orang setiap regunya, Bola Basket juga memberikan peluang demokratisasi yang lebih besar jika dibandingkan permainan lain yang melibatkan jumlah pemain lebih banyak. Usaha memasukan bola kedalam ring basket banyak memberikan kesempatan kepada para pemain untuk berimprovisasi gerakan seperti dengan hook shot, jump shot, lay up shot, ataupun slam dunk..
2. Fasilitas dan Perlengkapan Permainan
a. Lapangan
Winendra Adi dkk (2008:14) dalam peraturan resmi Bola Basket lapangan permainan harus rata, memiliki permukaan yang keras yang bebas dari gangguan atau halangan dengan ukuran panjang 28 m dan 15 meter yang diukur dari sudut di dalam garis batas lapangan. Federasion Nasional mempunyai kewenangan untuk kompetensi-kompetensinya menggunakan lapangan permainan dengan ukuran panjang minimum 26 meter dan 14 meter. Lapangan permainan akan dibatasi dengan garis batas, meliputi garis akhir (pada sisi yang pendek) dan garis samping (pada sisi yang panjang). Garis-garis ini bukan merupakan bagian dari lapangan permainan. Seluruh garis sebaiknya dibuat dengan warna yang sama (sedapat mungkin warna putih) dengan lebar 5 cm dan terlihat jelas. Garis tengah dibuat sejajar dengan garis akhir dari titik tengah garis samping dengan ukuran 15 cm diluar garis samping. Lingkaran tengah dibuat di tengah lapangan permainan dan mempunyai diameter 1,8 meter di ukur dari sudut terluar lingkaran. Jika bagian dalam lingkaran tengah diwarnai, warnanya harus sama dengan daerah bersyarat. Garis tembakan bebas dibuat sejajar dengan setiap garis akhir. Garis ini mempunyai ujuing terjauh 5,80 meter dari sudut dalam garis akhir dan panjangnya 3,60 meter. Titik tengahnya berada pada suatu garis khayal berhubungan dengan titik tengah garis tengah. Daerah tembakan tiga angka suatu regu merupakan seluruh lantai di lapangan permainan kecuali daerah dekat keranjang lawan yang dibatasi oleh dua garis memanjang dengan tepi terjauh 6,25 meter dari titik lapangan yang tegak lurus langsung di tengah keranjang lawan. Daerah bangku cadangan regu dibuat di luar lapangan, pada sisi yang sama dengan petugas meja. Masing-masing daerah akan dibatasi oleh perpanjangan garis akhir, setidaknya 2 meter panjangnya dan 5 meter dari sudut dalam garis tengah. Disana harus disediakan 14 tempat duduk di daerah bangku cadangan regu untuk pelatih, asisten pelatih dan pemain pengganti. Orang lain yang tidak termasuk setidaknya berada 2 meter dibelakang bangku cadangan regu.

b. Papan Pantul
Kedua papan pantul dibuat dari kayu atau bahan tembus pandang (transparan) dengan tebal 3 meter sesuai dengan kekerasan kayu. Permukaan rata dan bila tidak tembus pandang, harus berwarna putih Winendra Adi dkk (2008:8). Dengan lebarnya 1,80 meter dan tingginya 1,05 meter. Dibelakang ring dibuat petak persegi panjang dengan ukuran 59 cm dan tingginya 45 cm dengan lebar garis 5 cm. batas tepi papan pantul ditandai dengan garis 5 cm tebalnya. Warna garis-garis ini harus kontras dengan warna dasar papan. Biasanya bila papannya tembus pandang garis-garisnya putih atau hitam. Garis tepi papan pantul harus sama warnanya dengan warna kotak persegi panjang ditengah-tengah papan.


c. Keranjang
Winendra Adi dkk (2008:9) Keranjang (basket) terdiri atas simpai dan jala, Simpai terbuat dari besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga. Garis tengah besi simpai 20 mm dengan sedikit tambahan lenkungan besi kecil dibawah simpai tempat memasang jala. Jarak tepi bawah simpai dengan lantai 3,05 meter. Jarak terdekat dari bagian dalam tepi simpai 15 cm dari permukaan papan pantul. Jala terbuat dari tambang putih teranyam dan tergantung sedemikian rupa sehingga menahan bola masuk keranjang, kemudian terus jatuh kebawah. Panjang jala adalah 40 meter.

d. Bola
Winendra Adi dkk (2008:11) Bola yang digunakan adalah bola yang betul-betul bundar terbuat dari kulit, karet atau sintesis. Kelilingnya adalah 75-78 cm dengan berat antara 600- 650 gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter, pantulannya antara 1,20-1,40 meter.
e. Peralatan Lainnya
a) Stopwatch
b) score sheet
c) Papan skor (score board)
d) Peralatan 24 detik (24 second device)
e) Tanda kesalahan pemain
f) Tanda kesalah regu.

3. Hakikat Permainan Bola Basket.
Bola Basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kecepatan, ketepatan, kelincahan, kelentukan dan lain-lain. Selain itu Bola Basket adalah olahraga yang kompetitif, mendidik, menghibur, menyenangkan dan menyehatkan. Untuk menjadi seorang pemain Bola Basket yang baik, harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan Bola Basket, diantaranya teknik dribel (menggiring), shoot (tembakan), Passing (mengumpan), rebound dan olah kaki (pivot), serta kerja tim
untuk menyerang dan bertahan. Semakin baik tingkat penguasaan teknik-teknik dasar tersebut, maka akan semakin berhasil seseorang atau sebuah tim dalam memainkan olahraga ini. Seorang pemain bolabasket memerlukan keterampilan tersebut di maksudkan agar konsistensi permainan yang baik selalu terjaga. Selain itu pemain bola basket dituntut untuk berlatih dengan baik dan giat.

4. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
a. Teknik Dasar Mengoper Bola (Passing)
Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan pemain dapat melakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian tembakan, john oliver (2007:35) Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang akan menerimanya.operan juga dapat dilakukan dengan pelan (lunak). Jenis operan tersebut bergantung pada situasi keseluruhan, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan. pemain harus menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik. Teknik dasar mengoper (passing) dalam Bola Basket adalah sebagai berikut.

1)      Mengoper Bola Setinggi Dada (Chest pass)
Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan Bola Basket. Umpan dada dengan menggunakan dua tangan mungkin merupakan umpan yang paling sering digunakan dalam pertandingan bola basket. ini adalah umpan yang bisa diandalkan dan dilakukan untuk memindahkan bola dari seorang pemain ke rekan satu timnya, biasanya di bagian daerah perimeter. Umpan pantul dengan menggunakan dua tangan bias digunakan untuk mengumpankan bola secara berdaya guna ke seorang rekan timnya ketika kamu harus menghindari seorang pemain bertahan atau ketika umpan dada langsung bisa dengan mudah dipotong, John oliver (2007:36).

2) Mengoper Bola Dari Atas Kepala (Overhead Pass)
Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat.Trisnowati tamat (2007:4.46)

3) Mengoper Bola Pantulan Kelantai (bounce Pass)
Operan pantulan dengan dua tangan dilakukan dalam posisi bola didepan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggin. Bola dipantulkan disamping kanan atau kiri lawan.dan teman sudah siap menerimanya dibelakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan den gan cepat agar tidah tertahan oleh lawan. Lemparan pantulan dapat dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan,padahal bola dilempar kekiri tau sebaliknya. John oliver (2007:37)

b. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)
            Winendra Adi dkk (2008:38) Dribel hanya boleh dilakukan dengan satu tangan, bila dilakukan dengan dua tangan sekaligus maka akan terjadi pelanggaran. Menggiring bola adalah membawa lari bola kesegala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langka asal bola dipantulkan ke lantai, baik dilakukan dengan berjalan atau berlari. Menggiring bola harus dilakukan dengan satu tangan. Kegunaan menggiring bola adalah mencari peluang serangan, menerobos pertahan lawan, ataupun memperlambat tempo permainan.

c. Teknik Dasar Menembak (Shooting)
            Shooting adalah memasukkan bola atau menembak bola kedalam keranjang Winendra Adi (2008 : 73), shooting berasal dari kata “shoot” yang berarti menembak, mengajukan, melempar, mengurangi, melepaskan, membuang. Oleh karena yang dibicarakan dalam skripsi ini yaitu mengenai menembak (Shooting), maka menembak bola kedalam keranjang ada 2 (dua) cara yang umum digunakan yaitu:
1) Tembakan dengan satu tangan
2) Tembakan dengan dua tangan Winendra Adi(2008:73)

1) Tembakan Satu Tangan
            Sikap badan pada waktu menembak bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau salah satu kaki didepan, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan tangan di atas kepala dan didepan dahi, siku tangan ditekuk kedepan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan serta pandangan ditujuhkan kekeranjang ( ring basket).

2) Tembakan Dua Tangan
            Sikap badan pada waktu akan melakukan tembakan adalah: badan tegak, kedua kaki dibuka sejajar. Kedua lutut ditekuk, pandangan diarahkan ke ring basket. Bola ditembakan kekeranjang dengan dorongan, lengan (siku), badan dan bahu diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digeraka keatas kedepan dan kebawah. Jadi jalannya bola ke atas, kedepan dan akhirnya kebawah menuju kekeranjang.

3) Tembakan Lay-Up
            Lay up shoot merupakan bentuk tembakan yang paling mudah dilakukan dalam Bola Basket, akan tetapi tembakan ini tidak semudah itu. Banyak lay up shoot yang meleset dalam pertandingan Bola Basket. Seperti yang dikemukakan oleh Moekarto dan Trisnowati (2007:93) lay up shoot adalah: “Yang dimaksud dengan lay up shoot adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, sehinggah seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket, hanya sebelum menembak, didahului dengan gerakan dua langkah”.

5) Jump Shoot
            Menurut Winendra Adi dkk (2007 : 75) Jump shootadalah teknik memasukkan bola ke dalam keranjang menggunakan satu tangan ataupun dua tangan sambil sedikit meloncat. Teknik ini tidak boleh dilakukan saat tembakan bebas. Meski membutuhkan tenaga yang relatip besar, teknik ini dapat digunakan untuk menembak jarak jauh. Terkadang, pemain juga menggunakannya untuk menembak dari posisi di bawah keranjang (under shoot). Dengan jump shoot, para penembak garis pertahanan yang baik memfokuskan pandangan pada sasaran (ring)sebelum, selama, dan sesudah melakukan tembakan. Setelah tembakan dilepaskan, para penembak yang baik selalu mempertahankan agar lengan yang melakukan tembakan tetap di atas kepala dengan posisi gerakan mengikuti hingga bola mencapai sasaran.

Gambar jump shoot
Sumber:https://www.google.co.id/search?q=Http//.www.+gambar_Jump+Shoot_Bola+Basket.html.com&hl=en&biw=1366&bih=613&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwizwJ6y5NzQAhXHo48KHehnBFwQ_AUICCgD#imgrc=3yFu-PPFEqBRvM%3A

5. Kekuatan Otot Lengan
            Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot-otot lengan atau sekelompok otot tangan untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktifitas seperti mengangkat dan mendorong beban, menurut Nurhasan (2007 : 5.2). Kekuatan juga merupakan: kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan badanya dalam gerakan yang cepat pada suatu aktifitas. Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa lengan harus mempunyai kekuatan agar lengan memiliki kemampuan untuk mengatasi beban pada waktu, mengangkat, mendorong terlebih pada saat melakukan tembakan pada permainan Bola Basket. Dalam cabang olahraga Bola Basket, kekutan otot lengan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap pemain Bola Basket, karenadengan adanya otot lengan yang kuat maka seorang pemainan Bola Basket dapat melakukan tembakan bebas dengan baik. Faktor genetis, latihan terarah sangat menetukan kualitas otot. Oleh karena itu otot lengan memerlukan proses latihan agar mempunyai kekuatan, kekuatan pun akan di dapat setelah melalui latihan yang terarah. Beberapa hal yang akan ddiuraikan tentang tentang latihan fisik di bawah ini. Tujuan latihan kondisi fisik adalah untuk mengembangkan kondisi fisik baik secara umum maupun secara kondisi fisik khusus. Kondisi fisik umum yaitu unsurunsur kekuatan.  Kecepatan, daya tahan,  kelenturan dan kordinasi. Sedangkan kondisi fisik khusus keadaan fisik yang siap melakukan kegiatan aktifitas sesuai dengan tangkai cabang olahraga misalnya senam,bola Voli dan Bola Basket. Untuk beban latihan pemberianya harus
tepat dan sesuai dengan keadaan atlit dan kondisi fisiknya.

7. karakteristik Atlet
            Karakteristik seorang atlet olahragawan atau juara (jati diri) adalah Disiplin, tanggung jawab, yakin dan percaya diri, bersikap positif, sportif, punya tekad jaya, komitmen, konswekuen, tidak manja atau cengeng, patuh dan menghormati pelatih dan organisasi dan berkepribadian menarik (rendah hati).
Kesuksesan :
Sukses adalah hak saya, kesuksesan bukan milik orang teretentu, kesuksesan milik anda, milik saya dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari mengikatkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati
Atlet Biasa dan Atlet Luar Biasa:
Atlet biasa : menganggap target sebagai beban yang melelahkan
Atlet luar biasa : menganggap beban sebagai target yang menggairahkan
Sikap Mental Positif!
Kita mempunyai hak untuk sukses, kesuksesan bukan lahir dari kebetulan, kesuksesan adalah akibat dari sebab-sebab yang disiapkan.

8. kajian penelitian yang relevan

            Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Handika (2016), yang berjudul “analisis gerak jump shoot”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengukuran data dengan teknik kontribusi. Untuk menganalisis data menggunakan Pearson Product. Dengan sampel penelitian sebanyak 1 orang.
PEMBAHASAN MENGANALISIS GERAK :
A.      Rangkaian Gerak Teknik Tembakan sambil melompat (Jump Shoot)
Menembak (shooting) adalah cara atau usaha memasukan bola ke dalam keranjang atau ring lawan.  Ada  3 macam teknik menembak dalam bola basket yaitu:

1.        Tembakan tanpa melompat (set shoot)
2.        Tembakan sambil melompat (jump shoot)
3.        Tembakan dengan cara melayang (lay-up shoot)
Analisis gerak yang akan dikaji yaitu mengenai  tembakan sambil melompat (jump shoot). Jump-shoot adalah usaha mencetak angka dengan cara melompat, dan kemudian melakukan shot saat berada pada puncak lompatan. Jump shoot ini biasanya sering dilakukan oleh pemain-pemain yang mendapat instruksi dari pelatih karena menghadapi pertahanan yang begitu rapat  dan sulit dalam menembus pertahanan lawan. Teknik menembak (jump shoot) dengan menempatkan kedua kaki berdiri sejajar, sering dipakai oleh pemain-pemain yang memiliki pergelangan tangan yang kuat serta keseimbangan tubuhnya pada waktu melepaskan bola (tembakan) sudah baik. Teknik ini biasanya dipakai oleh pemain-pemain yang sudah lama menekuni bola basket atau pemain-pemain mahir yang sudah sering melakukan latihan.
Teknik Jump shoot  dalam buku Depdikbud yaitu:
1.        Posisi badan menghadap ring basket, letak kaki dan cara memegang bola didepan dada
2.        Posisi persiapan pemindahan bola ke bagian atas kepala (pandangan dan pernafasan).
3.        Cara menempatkan bola di depan bagian atas dari kepala dan posisi tangan kiri yang menahan bola agar tidak jatuh (tenang).
4.        Cara meluruskan lutut dan tumit serta gerak awal meluruskan tangan.
5.        Posisi badan, kaki dan lengan sesaat bola lepas dari telapak tangan

B.            Analisis Biomekanika Pada Gerakan Shooting Bolabasket
Menurut Peter M. Mc Ginnis menganalisis mekanika gerak dalam olahraga terbagi atas 5 cabang yaitu
1.    Mekanika gerak tubuh yang kokoh/kuat (Rigid body mechanics)
2.    Mekanika Perubahan bentuk tubuh (Deformable body mechanics)
3.    Mekanika Fluida (Fluid mechanic)
4.    Mekanika Relativistik (Relativistic mechanics)
5.   
Mechanics
Rigid-body mechanichs
Deformable  body mechanichs
Fluid mechanichs
Relativisticmechanichs
Quantum  mechanichs
Mekanik Kuantum (Quantum mekanik) 





Gambar 1 : Cabang dari mekanika (The Branches of mechanics)
Sumber : Biomechanics of Sport and Exercise, Peter M, Mc.Ginnis
1.    Mekanika Gerak Tubuh Yang Kokoh/Kuat (Rigid Body Mechanics)
Dalam analisa menurut mekanika gerak tubuh bahwa tubuh harus dalam keadaan sempurna atau kokoh dalam mendukung gerak olahraga. Maka dilihat dari sudut pandang analisa secara anatomi. Analisis gerakan dalam shooting dimulai dari saat memegang bola.
Gambar 2 : Memegang bola
Memegang bola dengan jari-jari tangan terbuka yang dipusatkan pada salah satu tangan. Kemudian tangan yang lainnya menopang ke bola dengan tujuan untuk menyeimbangkan bola. Keadaan ini menuntut pergelangan bergerak pada posisi super ekstensi yang merupakan akibat dari gerakan otot-otot lengan. Bola berada pada posisi di atas depan kepala atau pada depan kening/dahi. Selanjutnya siku menekuk yang diikuti menekuknya lutut juga.
Gambar 3 : Bola berada pada posisi di atas depan kepala atau pada depan kening/dahi
Seterusnya dilanjutkan dengan lemparan yang dilakukan dengan melompat pada posisi lengan tepat menghadap ke bola yang lurus ke ring basket. Tolakan ke depan atas merupakan hasil gerakan fleksi yang terjadi pada sendi kompleksitas bahu secara keseluruhan. Gerakan ini merupakan kerja dari otot-otot deltoid secara utuh khususnya bagian anterior sedikit di dukung oleh otot travezeus.
Kemudian akan terjadi juga gerakan fleksi dengan sudut maksimal pada sendi elbow yang merupakan konsekuensi dari kontarksi otot biceps brachii. Super ekstensi pergelangan tangan ini membantu memutar bola ke udara berlawanan dengan putaran jarum jam yang dilakukan luncuran dari telapak tangan hingga lepas dari jari-jari tangan yang digerakkan oleh otot-otot brachiaradialis dan FL carpiradialis.
Gambar 4 : Posisi tubuh pada saat take-off

Pada saat melakukan lemparan posisi kedua kaki sama-sama naik lurus ke atas dan turun secara bersamaan ditempat yang sama, akan tetapi di dalam satu pertandingan ada juga yang melakukan jump shoot dengan jatuhnya kedua kaki maju kedepan yang bertujuan untuk menambah tenaga atau jauh jangkauan shooting tersebut. Pada saat yang bersamaan, tolakan dibantu dengan fleksinya sendi lutut dan bersamaan dengan menolak, maka dengan sendirinya akan memaksa sendi lutut untuk lurus kembali. Jadi, jump shoot dalam bola basket merupakan paduan dari tolakan engkel/ pergelangan kaki, lutut, lengan pada bahu, pada siku dan pergelangan tangan. Sehingga kondisi ini merupakan satu kesatuan yang utuh.
Gambar 5 : Pelepasan bola dari lengan pada saat melompat
Sedangkan tertekuknya lutut pada proses melompat merupakan akibat gerakan dari persendian pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Sedangkan otot-otot yang bekerja adalah seluruh kompenen otot-otot tungkai seperti pembengkokan ke bawah gerakan fleksi dilakukan oleh kelompok hamstrings, dan gastronocnumeus kemudian saat melompat atau meluruskan kaki (ekstensi) didukung oleh otot-otot gluteus maximus dan minimus, kelompok quadriceps ekstensor, tibia anterior dan otot-otot pada metatarsal.
Setelah selesai melakukan lemparan, gerakan berikutnya adalah tindak lanjut dari pergelangan dengan posisi fleksi atau menutup. Ini merupakan akibat  dari pelepasan bola ditangan atau yang disebut dengan gerak lanjutan (follows through)
Gambar 6 : Proses pendaratan setelah melakukan lompatan
Pada proses pendaratan kelompok otot-otot hamstring, gastrocnemeus, engkel/ pergelangan kaki, sendi lutut yang bekerja sebagai penyeimbang tubuh ketika mendarat
2. Mekanika Perubahan Bentuk Tubuh (Deformable body mechanics)
Pada gerakan shooting (jump shoot) bola basket, akan kita jumpai perubahan bentuk gerakan untuk mencapai tujuan bermain bola basket yaitu memasukkan bola ke dalam keranjang. Menurut Peter Mc. Ginis pergerakan manusia/atlet adalah bentuk gerak keseluruhan dimana tegantung dengan gerak lurus dak berputar yang mempermudah dalam menganalis gerak.  
Perubahan gerakan jump shoot akan dijelaskan sebagai berikut :
a.    Tahap 1
Awalnya pada saat gerak men-dribble bola dilanjutkan dengan gerakan memegang bola dengan jari-jari tangan terbuka yang dipusatkan pada salah satu tangan. Kemudian tangan yang lainnya menyeimbangkan bola. Siku dan lutut yang menekuk merupakan gerakan awalan sebagai gerakan ancang-ancang untuk mendukung gerakan selajutnya. Gerakan siku menekuk berguna untuk gerakan awalan sebagai gerakan ancang-ancang untuk memberikan energi kepada bola untuk diluncurkan ke arah ring. Gerakan lutut menekuk yaitu berguna untuk sebagai awalan dimana setelah langkah menangkap bola dan menolak, dimana tungkai memberikan   memberikan aksi kepada lantai dan lantai akan memberikan reaksi dengan memberikan tolakan keatas yang besarnya gaya/force akan sama dengan gaya/force yang diberikan tolakan ke bawah yaitu memberikan gaya kepada bola untuk diluncurkan ke arah ring.
Unsur keakuratan menjadi penting dimana ketepatan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk memperhitungkan gerak secara tepat sebagai hasil koordinasi gerakan mata dengan bagian tubuh, tungkai dan lengan yang diarahkan ke keranjang. Maka fungsi kinematika linier dimana jarak dan melihat ke arah tujuan lemparan maka akan mempengaruhi ketepatan dalam melakukan shooting dimana sudut lemparan perlu diperhatikan menurut Bunn (1972).





Gambar  7: Tahap 1
b.    Tahap 2
Bola diangkat ke atas dalam hal ini menyangkut sudut lemparan. Posisi menekukkan (flexi) lutut memberikan ruang gerak yang lebih panjang dan membangkitkan daya tolak yang lebih kuat. Saat menolak bola ke depan atas dengan tetap mempertimbangkan sudut tolakan, diawali dengan flexi siku lengan kemudian lutut yang dengan sendirinya akan turut persendian lainnya. Siku ditekuk pada saat mengangkat bola ke atas disesuaikan dengan asas pengungkit hukum Archimedes menemukan asas pengungkit dan menentukan bagaimana gaya/ forces dapat ditingkatkan dengan menggunakan sebuah pengungkit. Sudah pasti semua orang menggunakan asas pengungkit untuk memindahkan sebuah benda yang sulit dipindahkan. Maka sudut di dalam lemparan di perpendek dengan mengangkat bola ke atas maka gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan objek maka akan lebih kecil dan dapat memaksimalkan energi yang dikeluarkan.

Gambar 8 : Tahap 2

c.    Tahap 3
Tubuh melompat vertikal ke atas, memusatkan energi kinetik ke lengan, yaitu memberikan energi gerak kepada tubuh untuk memindahkan tubuhnya keatas sesuai definisi energi kinetik yaitu perpindahan objek dari kemampuan usaha karena gerak. Dan tungkai yang menolak dengan menekukkan lutut mendapatkan reaksi keatas melompat sampai keadaan tungkai lurus dengan tubuh. Pada saat ini kesimbangan dalam tubuh sangat diperlukan dikarenakan tubuh telah memindahkan Central Gravitasy (Pusat masa tubuh) lebih tinggi lagi atau lebih jauh dari bumi. Maka secara otomatis keseimbangan tubuh sangat dipengaruhi oleh massa tubuh dan jarak dengan lantai. Oleh karena besar energi yang dikeluarkan kepada bola tersebut juga akan dipengaruhi oleh kecepatan perpindahan tubuh ke atas. 
Gambar 9 : Tahap 3
d.   Tahap 4
Dalam melakukan gerakan shooting (jump shoot) tujuannya adalah memasukkan bola dalam keranjang. Selain unsur energi dan keseimbangan tubuh di udara, selain itu kuncinya yaitu pada pergelangan tangan menjadikan tekanan bola lebih stabil dan dan akurat. Sebetulnya dapat juga bola di tolak dengan posisi tangan terbuka, akan tetapi tentunya hal tersebut akan membangkitkan energi  yang sangat besar sekali hanya saja tidak akan akurat. Perputaran bola keluar dari jari-jari lengan sehingga putarannya berlawanan dengan searah jarum jam. Pada gerakan tersebut terdapat Torsi yang mempengaruhi gerak angular/putaran bola tersebut. Dimana Torsi pada bola dihasilkan dari gaya dan energi yang mempengaruhi moment gaya pada bola tersebut. Angular ini akan memberikan nilai positif. Kondisi diharapkan, jika bola jatuhnya pada cincin bagian dalam, akibat putaran bola akan memberikan aksi reaksi antara bola dengan keranjang maka kemungkinan lebih besar masuk atau jalannya bola balik sesuai dengan putaran bola atau disisi lain perkenaan pada papan pantul juga berpengaruh. Karena kualitas shooting tidak hanya ditentukan oleh sudut tolakan dan perputaran bola. Unsur akurasi benjadi bagian yang terpenting. Akurasi pada bola dipengaruhi pada saat lepasnya bola dari pergelangan  tangan dimana energi kinetik pada bola berubah menjadi energi potensial dimana jarak, sudut, tingginya bola mempengaruhi jalannya bola di udara. Bola akan membentuk sudut lemparan dalam bentuk parabola.  Dimana Energi potensial mempengaruhi jalannya bola tersebut yaitu bola akan jatuh pada titik maksimal lemparan dimana massa bola, gravitasi dan kecepatan mempengaruhi ketepatan dari lemparan bola tersebut ke dalam keranjang. Selain itu Akurasi pada bola juga dipengaruhi pada ketepatan cara memegang bola dan ketepatan perkenanaan tangan pada bola saat melepaskannya. Karena berdasarkan impact tersebut maka ketepatan akurasi menjadi efektif dan efesien





Gambar  10 : Tahap 3
e.    Tahap 5
Pada proses pendaratan tertekuknya lutut sedikit merupakan akibat gerakan dari persendian pinggul, lutut dan pergelangan kaki yang berfungsi menyeimbangkan tubuh. Posisi kaki mendarat biasanya  tidak pada titik melakukan take off hal tersebut dikarenakan adanya power yang bekerja pada tungkai karena adanya gravitasy yang mempengaruhi pada tubuh maka tubuh akan kembali ke bawah maka untuk menyeimbangkan tubuh maka posisi mendarat tubuh akan berpindah satu langkah di depan pada saat take off dengan lutut sedikit tertekuk untuk menahan reaksi yang diberikan bumi terhadap tubuh. Dan pada saat mendarat tungkai tidak dalam keadaan rapat melainkan dibuka selebar bahu untuk membentuk luas penampang tubuh dalam menjaga keseimbangan.






Gambar 5: Tahap 5

3.Mekanika Fluida (Fluid mechanic)
Fluida pada gerakan jump shoot terdapat pada pengaruhnya keadaan bola di udara yang dipengaruhi hambatan seseorang dalam melompat  dimana adanya penjaga dalam melompat maka tenaga yang digunakan dalam melepaskan bola juga harus diperhitungkan oleh pengaruh udara tersebut. Hal tersebut dikarenakan secara perhitungan percepatan laju bola dipengaruhi oleh udara yang ada disekitar bola tersebut yang dipengaruhi juga oleh tenaga yang dikeluarkan.
4.Mekanika Relativistik (Relativistic mechanics)
Pengaruh Relativistik terhadap gerakan Jump shoot adalah dimana menurut Hukum Newton 1 yaitu "Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap dalam arah yang sama selama tidak ada gaya yang bekerja padanya."  Yaitu pada saat bola dipegang pada saat awalan bola sebelum dipindahkan ke atas kepala. Dimana bola tersebut akan tetap diam tanpa ada gaya yang bekerja pada bola tersebut.
Pengaruh Relativistik terhadap gerakan Jump shoot adalah dimana menurut Pada Hukum Newton 2 ini berbunyi “Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya“. 
Sebuah benda dengan massa mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
Dalam bentuk rumus hukum 2 Newton dapat dituliskan sebagai berikut:
F
 = m.a  dimana,
F
 = gaya (N).
m
 = massa benda (kg).
a
 = percepatan benda (m/s^2).

yaitu pada saat bola diluncurkan diudara dan tubuh berada melompat ke atas karena adanya energi dan gaya yang memepengaruhi. Dimana bola berpindah dari tangan dilepaskan ke arah ring dan tubuh berpindah dari bawah ke atas atau melayang di udara.
Pengaruh Relativistik terhadap gerakan Jump shoot adalah dimana menurut Hukum Newton 3 ini sering juga disebut dengan hukum aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi “Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda yang di kenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan”. Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
Yaitu pada saat tubuh menolak pada saat melakukan awalan menolak ke atas dimana tubuh memberikan aksi kebawah yaitu menolak dan lantai memberikan reaksi yang berlawanan ke atas sebesar tolakan energi yang diberikannya. Selain itu bola memberikan aksi dengan memantul ke dalam ring dan memberikan arah pantulan sehingga bola masuk ke dalam ring demikian pula apabila bola terpantul terlebih dahulu ke papan pantul lalu masuk ke dalam ring karena dipengaruhi aksi reaksi yang bekerja didalamnya
5.Mekanik Kuantum (Quantum mekanik) 
Mekanik kuantum adalah dipengaruhi dengan perhitungan gerak tubuh yang berpengaruh terhadap gravitasi. Dimana menurut teori kuantum “energi yang sangat kecil dapat menyerap energi lain”. Dalam jump shoot  tubuh sangat dipengaruhi gravitasi dalam gerakannya yaitu dalam melompat dan posisi tubuh ketika mendarat. Dimana kecepatan, keseimbangan dan power akan mempengaruhi energi dalam melakukan gerakan jump shoot tersebut .
C. Kerangka Berfikir
            Dalam permainan Bola Basket, kekuatan otot lengan dan rentang lengan menjadi salah satu faktor yang sangat mendorong penguasaan teknik Jump shoot dan tembakan-tembakan yang lainnya, seperti lay up, dan tembakan bebas. Bola Basket merupakan aktivitas olahraga yang memerlukan kekuatan otot lengan dan rentang lengan agar dapat melakukan tembakan dengan baik, selain itu dapat melakukan dribbel bola dengan baik pula. Atlet masih banyak yang belum bisa melakukan jump shoot Bola Basket dengan akurat dan sampai pada sasaran. Hal itu dikarenakan kekuatan otot lengan mereka masih sangat lemah dan rentang lengan mereka belum begitu bagus. Untuk itulah peneliti meneliti seberapa besar Hubungan Kekuatan Otot Lengan Rentang Lengan Terhadap Kemampuan Jump Shoot dalam permainan Bola Basket.

D. Hipotesis Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan terdahulu, maka hipotesis diajukan adalah: “analisis keterampilan gerak jump shoot Pada Permainan Bola Basket pada atlet”.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di ice cream streetball lapangan garuda padangsidimpuan.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan  11 November 2016, 2 kali pertemuan selama 1 minggu.
Adapun langkah-langkah dalam proses penelitian adalah :
a.       Mengadakan tes awal berupa tes kemampuan jump shoot.
b.      Dari hasil tes awal ini kemudian dipilih atlet kurang dalam melakukan jump shoot.
c.       Kemudian sampel dianalisis dalam melakukan jump shoot.
d.      Mencari solusi agar perbaikan teknik jump shoot pada atlet.
3.2  Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitati maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu, dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Sudjana (2002:6). Yang menjadi populasi penelitian ini adalah Atlet Ice Cream Streetball yang berjumlah 1 orang.

2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah altet Ice Cream Streetball usia 26 tahun berjumlah 1 orang.

3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu panjang menganalisa faktor-faktor teknik jump shoot bola basket.

3.4 Desain Penelitian
Sebelum diberi perlakuan, dilakukan tes awal kemampuan jump shoot. Sampel yang mendapat score tertinggi akan dijadikan bahan analisa penelitian. Perlakuan ini dilakukan selama 2 hari yaitu 2 kali pertemuan, kemudian disimpulkan sehingga mendapatkan teori-teori baru dalam pemecahan masalah jump shoot dalam penelitian ini.

3.5  Variabel Penelitian
 Dalam penelitian kali ini yang menjadi variabel bebasnya adalah kekuatan otot lengan. Variabel terikatnya adalah keterampilan jump shoot.

3.6  Instrument Penelitian
Menurut  Suharsimi  Arikunto  (2010:192),  instrumen  penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan pada waktu penelitian dengan menggunakan  suatu  metode.  Manfaat  dari  instrumen  penelitian  ini mempermudah  pekerjaan  peneliti  dalam  mengumpulkan  data  dan hasilnya pun lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Test Push-up
Test push-up adalah salah satu tes yang digunakan untuk menentukan seberapa besar kekuatan otot lengan siswa yang dilakukan secara langsung terhadap siswa yang dijadikan sampel, dengan menggunakan prosedur tes dari Agus Mukholik (2004:9)
1)   Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot bahu dan lengan
2)   Alat/perlengkapan:
a.       stopwatch dan peluit
b.      blangko penilaian
c.       alat tulis
3)   Petunjuk pelaksanaannya:
Untuk pria menggunakan posisi push-up ‘cara militer' dengan hanya tangan dan ujung kaki yang menyentuh lantai. Untuk mengerjakan ini, berlutut di lantai, tangan berada di samping dada dan jaga punggung tetap lurus.
Awali posisi push-up dengan tangan dan ujung kaki di lantai, tubuh dan kaki lurus, kedua kaki sedikit renggang, dan lengan tegak lurus ke bawah (selebar bahu) dan membentuk sudut yang benar terhadap tubuh.
Dengan menjaga punggung dan lutut tetap lurus, atlit menurunkan tubuh hingga siku membentuk sudut 90 derajat. Dada hendaknya hampir menyentuh tanah. Kemudian kembali pada posisi awal hingga lengan benar-benar lurus. Lakukan selama 1 menit
4)   Score: jumlah maksimum ulangan yang dilakukan dengan benar selama 1 menit.
Tabel. 3.1 Norma Tes Push Up Laki – laki
No.
Norma
Prestasi
1
Baik Sekali
70-ke atas
2
Baik
54-69
3
Sedang
38-53
4
Kurang
22-37
5
Kurang Sekali
Ke bawah-21


Tes Keterampilan Jump Shoot
1)      Petunjuk pelaksaannya
Atlet yang menjadi sampel dibawa ke lapangan untuk melakukan pamanasan, setelah melakukan pemanasan sampel melakukan tes keterampilan jump shoot pada permainan Bola Basket. Tes kemampuan Jump shoot dilakukan di bawah ring, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan Jump shoot selama 60 detik untuk masing-masing siswa.
Untuk penskoran keterampilan jump shoot dalam penelitian ini menggunakan metode yang diutarakan oleh Jhon Oliver (2007: 23)
Cara menskor:
·         Banyaknya bola yang masuk ring/ keranjang basket.
·         Teste diberi waktu selama 60 detik untuk melakukan jump shoot di bawah ring atau keranjang basket.
2) Perlengkapan tes
·         Bola Basket
·         Lapangan basket
·         Ring basket dengan ukuran standar
·         Alat tulis
·         Peluit
·         Stopwatch
·         Blanko penilaian

3.6 Teknik Analisis Data
Data dari hasil tes dalam penelitian ini merupakan data kuntitatif yang akan dianalisis secara deskriptif dengan komputerisasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung skor hasil tes dari sampel.
b. Merekap nilai
c. Menghitung nilai rata-rata presentase
d. Menghitung dengan rumus analisis deskriptif :

 



Keterangan :
% = Deskriptif Presentase
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
(Sudjana, 2002:131).













BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
1. Deskriptif Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Club ice cream street ball yang beralamat di Jln. Sadabuan dan tempat latihan di lapangan garuda.
2. Deskriptif Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah atlet bola basket yang berjumlah 1 orang.
3. Deskriptif Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan november. Adapun waktu pengambilan datanya yaitu dilaksanakan pada hari sabtu pukul 04.00 WIB s/d selesai, yang bertempat di lapangan garuda padangsidimpuan.
4.2   Hasil Penelitian
Sesuai dengan rancangan penelitian dan studi kepustakaan yang telah dikemukakan, analisis data dilakukan terhadap hasil tes kedua variabel. Kedua variabel tersebut adalah kekuatan otot lengan sebagai variabel bebas dan keterampilan jump shoot sebagai variabel terikatnya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel hanya 1 orang, maka hasil penelitian untuk 1 orang ini adalah:
Tabel 4.1 Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan Dan Jump Shoot
No.
Variabel
Hasil
1
Kekuatan otot lengan (push up)
10 kali
2
Jump Shoot
10 kali
           
            Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sampel bisa melakukan push up sebanyak 10 kali, yang artinya kekuatan otot lengan sampel tersebut berkategori baik. Dan untuk keterampilan jump shoot yang dimiliki sampel juga cukup baik karena sampel bisa melakukan jump shoot secara terus-menerus sebanyak 10 kali.




4.3  Pembahasan
Jump shoot adalah tembakan dengan teknik yang membutuhkan lompatan vertikal tinggi dan akurasi tembakan yang bagus, serta merupakan salah satu tembakan yang sangat penting yang bisa dilakukan dalam kondisi apapun dan bahkan jump shoot sangat tepat digunakan ketika defense yang dilakukan lawan begitu ketat.
Seorang pemain yang dapat melakukan tembakan jump shoot dengan baik merupakan ancaman yang berbahaya bagi lawan-lawannya dalam mencetak angka. Apabila pemain tersebut menguasai bola, maka dia dapat mencetak angka setiap saat sebab pemain tersebut dapat melakukan tembakan jump shoot dari situasi apapun, misalnya pada saat melakukan dribble, atau dari menerima umpan baik dalam keadaan diam atau bergerak.
Berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh dari data survey tes jump shoot pada atlet club ice cream streetball, didapat kesimpulan bahwa kekuatan otot lengan dapat mempengaruhi keterampilan jump shoot. Terlihat dari hasil tes kekuatan otot lengan yang dilakukan dengan push up pada sampel yang termasuk kategori baik, dan hasil jump shoot yang dilakukan juga baik yaitu 10 kali secara terus-menerus.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan atau kondisi seorang pemain dalam melakukan tembakan adalah mengenai posisi dan kesiapan ketika akan menembak. Posisi ini sering dikenal dengan sebutan triple threat position, dimana dalam posisi ini serang pemain penyerang dapat segera menembak, mengumpan, atau men-dribble tanpa harus memposisikan kembali bola atau melakukan gerak-gerak atau penyesuaian-penyesuaian posisi tubuh lagi (Oliver, J., 2004:2).
Teknik gerakan posisi ini hampir sama dengan sikap badan ketika akan melakukan shooting, yaitu dari posisi kaki yang sejajar atau depan belakang serta lutut ditekuk untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian dengan segera pemain harus mampu mengkoordinasikan letak ring dan mengambil fokus pada target, serta memposisikan lengan, siku, dan bola untuk melakukan tembakan jump shoot. Lompatan yang dilakukan dalam tembakan jump shoot pun akan lebih maksimal.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh dari data survey tes jump shoot pada atlet club ice cream streetball, didapat kesimpulan bahwa kekuatan otot lengan dapat mempengaruhi keterampilan jump shoot. Terlihat dari hasil tes kekuatan otot lengan yang dilakukan dengan push up pada sampel yang termasuk kategori baik, dan hasil jump shoot yang dilakukan juga baik yaitu 10 kali secara terus-menerus.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan atau kondisi seorang pemain dalam melakukan tembakan adalah mengenai posisi dan kesiapan ketika akan menembak. Posisi ini sering dikenal dengan sebutan triple threat position, dimana dalam posisi ini serang pemain penyerang dapat segera menembak, mengumpan, atau men-dribble tanpa harus memposisikan kembali bola atau melakukan gerak-gerak atau penyesuaian-penyesuaian posisi tubuh lagi.
5.2 Saran
1.    Pelatih bola basket sebelum melakukan pelatihan harus memahami tentang karakteristik gerak biomekanika dalam permainan bola basket, yang bertujuan untuk meminimalisir cedera dan mengefektifitaskan program latihan yang diberikan.
2.    Tujuan dari pelatihan harus jelas dan sudah ditentukan sebelum memulai pelatihan. Misalnya latihan shooting (akurat) dalam permainan bola basket,.
3.    Pelatihan harus sesui dengan pertandingan sebenarnya. Bagaimana pelatihan yang sesuai dengan pertandingan sebenarnya? Misalnya jika bertandang ke kandang lawan, kita harus melihat kenyataan yang sedang dialami dan di singkronkan dengan kondisi tim.



DAFTAR PUSTAKA
Oliver, Jon. 2007. Dasar–Dasar Bola basket. Indonesia: PT Intan Sejati
http://ajengkartika21.blogspot.co.id/
http://repository.unib.ac.id/9013/2/IV%2CV%2CLAMP%2CII-14-and.FK.pdf
http://basketball-like.blogspot.co.id/2012/07/cara-melakukan-jump-shot.html





1 komentar:

  1. mini riset analisis gerak jump shoot
    tebak angka jitu terbaik
    Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
    whatup : 08122222995
    Wechat : Bolavita.
    Line : Cs_bolavita.
    BBM: D8C363CA

    BalasHapus