Selasa, 03 September 2019

Tugas Mini Risert ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH BOLA BASKET



ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH BOLA BASKET
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan (leadership)
Oleh :
Nama : Rian Handika
Kelas  : Por A
Nim    : 8166117016
       Mata kuliah : KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2017


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mini risert kepemimpinan (leadership) dengan judul analisis gaya kepemimpinan bola basket.
Tugas mini risert tentang kepemimpinan (leadership) ini, dengan judul analisis gaya kepemimpinan bola basket telah saya susun semaksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas mini risert ini.
Tidak terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas mini risert ini.
Akhir kata saya berharap semoga tugas kepemimpinan (leadership) ini bermanfaat untuk kita semua dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan maupun inpirasi terhadap pendengar dan pembaca.


  
  1. Latar Belakang
Permainan bola basket merupakan cabang olahraga yang dimainkan oleh dua regu, baik regu putra maupun regu putri yang masing-masing regu dimainkan oleh lima orang. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak mungkin ke ring lawan dan menjaga agar tidak kemasukan, sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam permainan bola basket (Dedy Sumiyarsono, 2002). Dalam perjalanannya, permainan bola basket telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Olahraga ini dapat dimainkan oleh seluruh kalangan baik mulai dari anak-anak hingga dewasa. Permainan olahraga ini tidak lagi hanya bertujuan untuk sarana menyalurkan hobi dengan memanfaatkan waktu luang yang dimiliki, tetapi permainan bola basket sekarang ini telah mengarah kepada olahraga prestasi. Untuk mencapai prestasi puncak dalam sebuah olahraga dibutuhkan proses latihan didalamnya.
Pelatih juga memiliki peran yang besar dalam kondisi atlet yang dipimpin dan dilatihnya. Kondisi yang dimaksud merupakan kondisi secara psikologis, baik yang dibangun ketika masa latihan dan ketika masa pertandingan. Dalam Psikologi Kepelatihan terdapat penjelasan mengenai tipe-tipe pelatih yang lebih sering disebut gaya kepemimpinan pelatih. Berbagai jenis/tipe pelatih bermunculan didunia kepelatihan olahraga. Terdapat pelatih dengan gaya otoriter yang selalu menanamkan ketegasan dalam pembawaannya baik itu dilapangan atau bahkan terbawa sampai diluar lapangan. Kemudian ada pelatih yang cenderung lebih santai atau enjoy saat memimpin timnya dalam latihan ataupun saat dalam pertandingan. Fenomena tersebut perlu dipahami dan dikaji melalui sudut pandang psikologis terutama hal-hal yang terkait dengan bagaimana sebuah tim olahraga berusaha meningkatkan komunikasi interpersonal di dalam kelompoknya, dan yang terpenting adalah bagaimana sebuah sistem yang terbentuk diantara setiap anggota kelompok dan anggota kelompok terhadap pelatihnya itu dapat menciptakan prestasi puncak. Harapan bahwa kohesi dapat meningkatkan prestasi terus mengundang perdebatan, bukan semata-mata diterima sebagai ada hubungan positif atau negatif. Berdasarkan uraian diatas tentu saja perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut agar diperoleh gambaran, bagaimana tingkatan kohesivitas yang terbentuk didalam sebuah tim dalam cabang olahraga bola basket.
Penelitian ini akan menganalisa bagaimana gaya kepemimpinan pelatih terhadap atletnya apakah memberikan dampak prestasi terhadap tim bola basket. Cabang bola basket dijadikan bahasan dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu cabang olahraga tersebut merupakan cabang olahraga interaktif yang masih relatif sedikit pembahasan tentang gaya kepemimpinan pelatihnya.
 II.    Rumusan Masalah
1.     Apakah gaya kepemimpinan pelatih berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap prestasi atlet dalam suatu tim bola basket?
 III.  Konsep dan hipotesis
Olahraga bola basket
Olahraga bola basket dalam permainannya dimainkan oleh lima orang pemain tiap regu. Bola basket adalah olahraga beregu yang mengandalkan kecepatan dan ketahanan tubuh yang kuat, karena dalam permainan bola basket persinggungan badan pasti akan terjadi. Bentuk permainan yang diinginkan adalah permainan dengan menggunakan bola yang berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur membawa lari bola, tanpa unsur menjegal, dengan menghilangkan gawang, ditambah adanya sasaran untuk merangsang dan sebagai tujuan permainan (Dedy Sumiyarsono, 2002).
Gaya kepemimpinan pelatih
Menurut Robbert (2002), pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk memepengaruhi, memberi petunjuk dan mampu menentukan individu untuk mencapai suatu tujuan. Scheunemann (2013) mengungkapkan salah satu yang harus dimiliki oleh seorang pelatih yang berkualitas adalah jiwa kepemimpinan.
Agar mampu melaksanakan tugas dan mengemban peranannya dengan baik, seorang pelatih perlu memiliki kewibawaan, sebab dengan kewibawaan akan memperlancar proses berlatih melatih. Dengan kewibawaan yang baik, seorang pelatih akan dapat bersikap baik dan lebih disegani oleh siswa. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002), untuk memperoleh kewibawaan tersebut seorang pelatih perlu memiliki ciri-ciri sebagai pelatih yang disegani meliputi:
1)    Intelegensi, muncul ide-ide untuk membuat variasi latihan.
2)    Giat atau rajin, konsisten dalam bertugas.
3)    Tekun, tidak mudah putus asa.
4)    Sabar, tabah menghadapi heterogenitas atlet dengan berbagai macam permasalahan.
5)    Semangat, mendorong atlet agar secara pribadi mampu mencapai sasaran latihan.
6)    Berpengetahuan, mengembangkan metode dan pendekatan dalam proses berlatih melatih.
7)    Percaya diri, memiliki keyakinan secara proporsional terhadap apa yang dimiliki.
8)    Emosi stabil, emosi terkendali walau memnghadapi berbagai masalah.
9)    Berani mengambil keputusan, cepat mengambil keputusan dengan resiko minimal berdasarkan kepentingan atlet dan tim secara keseluruan.
10) Rasa humor, ada variasi dalam penyajian materi, disertai humor-humor segar sehingga tidak menimbulkan ketegangan dalam prosesberlatih melatih.
11) Sebagai model, pelatih menjadi idola yang dicontoh baik oleh atletnya maupun masyarakat secara umum.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa syarat pelatih yang baik, yaitu:
a)     Mempunyai kondisi fisik dan ketrampilan cabang olahraga yang baik, meliputi: kesehatan dan penguasaan skill yang baik sesuai cabang olahraga yang dibina.
b)    Mempunyai pengetahuan yang baik, meliputi: pengalaman dan penguasaan ilmu secara teoritis dan praktis.
c)     Mempunyai kepribadian yang baik, meliputi: tanggung jawab, kedisiplinan, dedikasi, keberanian, sikap kepemimpinan, humor, kerjasama, dan penampilan.
d)    Kemampuan psikis, meliputi: kreatifitas, daya perhatian dan konsentrasi, dan motivasi.

Gaya kepemimpinan pelatih satu dengan yang lain berbeda-beda. Setiap pelatih memiliki gaya kepemimpinan yang khas dan setiap gaya kepemimpinan seorang pelatih memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Faktor-faktor dan indikator yang terdapat dalam gaya kepemimpinan pelatih ialah :
a)     Gaya Kepemimpinan Otoriter
Indikator dalam gaya kepemimpinan otoriter adalah :
1)    Wewenang mutlak terpusat pada pelatih.
2)    Keras dalam bertindak, kaku dalam bersikap.
3)    Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
4)    Kebijakan selalu dibuat oleh pelatih.

b)    Gaya Kepemimpinan Demokratis
Indikator dalam gaya kepemimpinan demokratis adalah :
1)    Keputusan dibuat bersama antara pelatih dan atlet.
2)    Terdapat suasana saling percaya, saling hormat, saling menghargai.
3)    Pelatih mendorong prestasi atlet dalam batas kemampuan secara wajar.
4)    Pujian dan kritik seimbang.

c)     Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez-Faire
1)    Peranan pelatih sangat sedikit dalam kegiatan kelompok.
2)    Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipukul bersama.
3)    Kebijakan lebih banyak dibuat oleh atlet.
4)    Hampir tidak ada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan atlet.

Tipe Kepribadian Pelatih
Berbagai klasifikasi tentang tipe seorang pelatih disesuaikan dengan keadaan watak, perilaku, temperamen yang dimiliki seorang pelatih, Tutko dan Richards (1975) yang dikutip Harsono (2015) memberikan 5 (lima) kategori kepribadian pelatih yang paling dominan adalah sebagai berikut:

a. Pelatih Otoriter (Authritarian Coach)
Tipe pelatih semacam ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan seperti perkiraan dan strategi yang dibuatnya terkadang kurang memenuhi sasaran. Tetapi ia tetap bersikeras pada prinsip-prinsip pendiriannya yang seringkali mengabaikan kemungkinan pemecahan masalah yang rasional. Ia lebih cenderung menggantungkan diri pada perasaan, bukan pada kajian analitis dari masalah. Pelatih tipe ini begitu keras dan disiplin sehingga bila ada atletnya yang salah selalu mendapatkan hukuman-hukuman.
Ciri-ciri tipe pelatih otoriter:
(1) Memiliki disiplin tinggi
(2) Sistem Hukuman
(3) Pengawasan ketat
(4) Tindakan kejam dan sadis
(5) Bukan pribadi yang hangat
(6) Teknik Ancaman
(7) Tidak menyukai asisten pelatih yang bertipe sama
(8) Bekerja teratur dan terorganisasi dengan baik

b. Pelatih Yang Baik Hati (Nice Guy Coach)
Tipe pelatih semacam ini adalah seorang yang peramah, murah hati, dan berlawanan dengan tipe pelatih otoriter. Sifatnya sangat ramah, selalu ingin menolong, dan memperhatikan kepentingan serta kesejahteraan atlet, fleksibel. Mempunyai rasa prihatin yang besar. Dibawah asuhan pelatih yang baik hati atlet merasa tenang dan rileks.
Ciri-ciri Pelatih yang Baik Hati:
1)    Senang memberi pujian atau penghargaan dan selalu disegani orang.
2)    Sangat fleksibel dalam membuat rencana latihan yang kadang-kadang dapat membuat atlet menjadi sangsi akan profesinya sebagai pelatih.
3)    Dalam menerapkan metode latihan ia sering ragu-ragu dan sering mencoba-coba beberapa alternatif metode atau sistem dalam latihan.

c. Pelatih Pemacu (Intense atau Driven Coach)
Pelatih tipe ini adalah seorang yang suka bekerja keras, penuh semangat, disiplin tinggi dan agresif dalam menjalankan tugas. Ia tidak senang kerja santai dan bermalas-malasan. Tipe ini sangat efektif dalam memberikan motivasi, rangsangan dan semangat kepada para atletnya. Dalam beberapa hal pelatih tipe pemacu ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan tipe otoriter. Perbedaan terletak pada tidak adanya penerapan sistem hukuman bagi atlet yang kurang memenuhi tugas-tugasnya. Sedangkan dalam sistem pelatih otoriter semua kesalahan harus mendapatkan hukuman. Sedang persamaan kedua tipe ini adalah sama-sama memiliki disiplin tinggi, tegas, kemauan dan kerja keras tanpa mengenal waktu.
Ciri-ciri Tipe Pelatih Pemacu:
1)    Selalu merasakan kekhawatirannya, ragu-ragu karena merasa masih ada hal-hal yang penting yang seharusnya diberikan dalam menghadapi pertandingan.
2)    Selalu mendramatisasikan hal-hal kecil menjadi besar. Suka berteriak saat pertandingan berlangsung dan menyerang  serta menyalahkan wasit bila wasit dianggap merugikan atlet atau regunya.
3)    Memiliki pengetahuan dan informasi yang lengkap tentang cabang olahraga yang dibinanya.
4)    Mempunyai pandangan setiap kekalahan merupakan malapetaka yang berat tanggungannya.

d. Pelatih Santai (Easy-Going Coach)
Tipe pelatih santai adalah gambaran bagaimana seorang pelatih yang bekerja dengan santai dan biasanya bersikap pasif. Ia adalah tipe seorang pelatih yang baik, tidak pernah merasakan adanya beban atau stress karena mereka bebas untuk berinteraksi setiap saat. Dalam melakukan latihan-latihan tidak ketat pengawasan pelatih, program-program latihan tidak terorganisasikan dengan baik sehingga kesiapan para atletnya pun dalam menghadapi pertandingan-pertandingan dipersiapkan seadanya. Masalah prestasi bukan menjadi tujuan utama sehingga latihan-latihan berjalan santai tanpa adanya beban mental apapun.
Ciri-ciri pelatih santai:
1)    Dalam menjalankan tugas tidak terikat oleh apapun serta tidak serius dalam menangani atlet atau regunya.
2)    Karena sifat yang santai, pelatih tipe ini tidak memiliki kreasi untuk dapat menggugah semangat para atletnya.
3)    Baik perencanaan maupun program-program latihan tidak disusun secara teratur dan terinci.
4)    Kekalahan bagi timnya tidak menjadikan ia bingung atau merasa susah tetapi ia tetap tenang.
5)    Pelatih seperti ini memberikan kesan kepada orang lain sebagai pelatih yang dingin tanpa usaha.

e. Pelatih Tipe Bisnis (Business-Like Coach)
Pelatih tipe ini menganggap olahraga sebagai bisnis. Oleh karena itu semua kegiatan diorganisasi dengan teratur dan baik. Ia adalah seorang yang inovatif dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga yang mendalam. Pelatih tipe ini mempunyai kecerdasan tinggi dan cepat tanggap akan situasi apa pun serta selalu yakin akan segala gagasan-gagasannya.
Ciri-ciri Pelatih Bisnis:
(1)  Selalu mengikuti perkembangan atlet dengan penuh ketekunan dan kesabaran serta mencatat tentang kemajuan atau kemunduran setiap atletnya.
(2)  Segala sesuatu yang menyangkut tentang latihan disusun secara mendetail serta dipertimbangkan secara matang sebelum diterapkan.
(3)  Ia seorang yang keras hati dan berdisiplin tinggi, serta menuntut semua berjalan tepat waktu.
(4)  Hubungan atlet dengan pelatihnya tidak akrab karena itu atlet tidak mudah untuk mendekatinya.

Hakekat Pelatih
Di dalam aktivitas olahraga pelatih adalah merupakan figur yang erat kaitannya dengan proses kepelatihan (coaching). Pelatih merupakan salah satu unsur penting di dalam mengungkap segenap potensi yang dimiliki oleh atletnya melalui proses kepelatihan. Menurut Setyo Nugroho (2004), pelatih merupakan seseorang yang memberikan instruksi atau melatih atlet tentang dasar-dasar bermain, dan beraneka macam teknik olahraga. Menurut Sukadiyanto (2005), tugas seorang pelatih antara lain: (1) Merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi proses berlatih melatih, (2) Mencari dan memilih olahragawan yang berbakat, (3) Memimpin dalam pertandingan (perlombaan), (4) Mengorganisir dan mengelola proses latihan, (5) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Tugas pelatih yang utama adalah membimbing dan mengungkapkan potensi yang dimiliki olahragawan, sehingga olahragawan dapat mandiri sebagai peran utama yang mengaktualisasikan akumulasi hasil latihan ke dalam kancah pertandingan.
Fungsi pelatih tidak hanya untuk menciptakan suatu prestasi tetapi juga untuk mempertahankan kemudian meningkatkan prestasi yang telah dicapai atlet. Dalam proses latihan umumnya berbagai peran dilakukan secara kombinasi, artinya peran satu dapat dilakukan bersama dengan peran-peran yang lain, sehingga melatih memerlukan banyak skill yang diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan, baik yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa pelatih adalah seorang profesional yang mempunyai tugas membantu olahragawan dalam memperbaiki penampilannya agar dapat meraih prestasi yang maksimal.

Hipotesis
Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif gaya kepemimpinan pelatih terhadap prestasi atlet dalam suatu tim bola basket.

Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini angket yang digunakan berupa angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya. Maka responden hanya tinggal menjawab dengan cara memilih saja. Angket ini menggunakan model skala sikap yaitu menggunakan skala Likert. Menurut Haryadi Sarjono (2011), skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, dimana variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan.
Angket pada penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS), dengan dua kategori pernyataan yaitu positif dan negatif. Skala Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat (Haryadi Sarjono, 2011). Jawaban tersebut memiliki bobot skor :
Sangat Setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
Sedangkan pemberian skor untuk pertanyaan negatif ialah kebalikan dari skor pertanyaan positif.
Penentuan kategori
a.     76 % - 100 % (3.0- 4.0) = tergolong baik
b.     56 % - 75 % (2.0- 2.9) = tergolong cukup baik
c.     40 % - 55 % (0-1.9) = tergolong kurang baik



 IV.         Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
No.
Nama Responden
Skor
Kategori
1
Adelina Syalsadila
69
Baik
2
Budi Arlando
60
Baik
3
Erida Pangaribuan
70
Baik
4
Linda Peronika
64
Baik
5
Mario Tampubolon
65
Baik
6
Masmur Tumanggor
69
Baik
7
Monalisa Hutagaol
62
Baik
8
Nico Antonius
64
Baik
9
Riris Angelica
65
Baik
10
Roma Ito
61
Baik
11
Roslin Situmorang
60
Baik
12
Sarah Hartikah
64
Baik
13
Siska Lidya
62
Baik
14
Tasya Arsanti
64
Baik
15
Titus Bustian
61
Baik

            Setelah diperoleh skor, maka dihitung nilainya dengan rumus di atas. Nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden tidak ada yang di bawah nilai 3 sehingga semua termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan pelatih termasuk kategori baik. Artinya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pelatih tersebut sudah baik dalam mengarahkan para atlet.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan pelatih memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh tim basket namun tidak menjadi faktor utama penentu hasil yang diperoleh dalam suatu pertandingan.
Permainan bola basket merupakan permainan olahraga beregu yang membutuhkan seluruh aspek keterampilan bermain, strategi dan taktik bermain untuk mampu bermain dengan baik dan memenangkan setiap pertandingan. Sebuah tim akan bermain dengan baik apabila pemain memiliki keterampilan yang baik dan memiliki koordinasi serta kekompakan tim yang solid. Dorongan atau motivasi bermain dari atlet yang baik akan mampu memberikan semangat bagi pemain untuk bermain secara maksimal dan mampu bermain tanpa beban.
Permainan olahraga beregu khususnya bola basket tidak cukup hanya bermain dengan mengandalkan keterampilan bermain yang baik. Akan tetapi, factor pendorong dari dalam maupun dari luar sangat mampu mempengaruhi penampilan yang maksimal. Solidaritas antar kawan satu tim dan kekompakan tim dalam membangun serangan dan mempertahankan daerahnya secara bersama-sama akan mengubah permainan menjadi solid.
Raihan prestasi secara maksimal akan dapat diperoleh jika adanya kerjasama antar anggota tim dan antara pemain dan pelatih. Faktor dukungan pelatih mampu mengubah permainan yang dirasa kurang menjadi lebih baik. Peran pelatih dalam pertandingan sangatlah penting di mana pelatih akan mampu membantu pemain dalam mengontrol permainan agar tetap bermain dengan baik. Pemain akan memiliki kepecayaan diri yang tinggi jika pelatih mampu mengontrol situasi dan menciptakan strategi bermain yang baik. Gaya kepemimpinan pelatih akan memberikan warna tersendiri pada sebuah tim dengan bermacam-macamnya karakter pemain. Dengan ini peran pelatih akan menjadi sentral dalam menjembatani tim untuk bermain secara kolektif dan memiliki kekompakan serta strategi yang baik.

  V.    Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan pelatih memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh tim basket namun tidak menjadi faktor utama penentu hasil yang diperoleh dalam suatu pertandingan.

Saran
            Dari hasil penelitian ini peneliti berharap pelatih lebih meningkatkan lagi pendekatan kepada para atlet sehingga atlet dalam melakukan pertandingan tidak bergantung pada arahan dari pelatih sehingga atlet bisa bereksperimen pada saat bertanding.



Lampiran
1.   Memberi arahan kepada atlet dalam penyusunan angket
2.   Memantau atlet dalam pengisian angket
3.   Memberika arahan pada saat latihan dimulai
Identitas Responden,
Nama              :
Nama Club      :
Umur               :
Jenis Kelamin :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan menjawab, sebagai berikut:
SS        : Bila sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S          : Bila setuju dengan pernyataan tersebut
TS       : Bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS     : Bila sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
No.
Pernyataan
Penilaian
SS
S
TS
STS
1
Pelatih mendiskusikan ide, perasaan dengan para pemain menjelang pertandingan dimulai.




2
Ketika saya mengajukan pendapat, pelatih sering mengabaikan masukan dari pemain.




3
Saya menerima arahan dan instruksi yang jelas dari pelatih sebelum pertandingan dimulai.




4
Saya terkadang tidak memahami apa yang disampaikan oleh pelatih.




5
Pelatih cepat dalam mengambil keputusan.




6
Hanya pelatih yang dapat membuat keputusan tentang pemain dan strategi.




7
Pelatih memberikan kesempatan pemain dan pengurus untuk mengutarakan pendapatnya.




8
Pelatih tidak pernah memaksa pemain untuk selalu bermain sesuai dengan kemauan pelatih.




9
Pelatih tidak pernah memberikan ancaman kepada pemain jika bermain buruk.




10
Pelatih selalu menciptakan kondisi yang harmonis saat latihan dan pertandingan.




11
Pelatih tidak pernah menghukum pemain yang membuat kesalahan




12
Pelatih memberikan kepercayan penuh kepada pemain saat akan bertanding




13
Pelatih melakukan koordinasi dengan pengurus sebelum menentukan susunan pemain dan strategi bertanding




14
Semua pemain harus mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pelatih




15
Pelatih dan pemain saling menghormati keputusan yang diambil saat pertandingan




16
Pemain diajak berdiskusi tentang gaya bermain yang akan diterapkan dalam tim.




17
Pelatih dan pemain saling menerima dengan lapang dada apapun hasil pertandingan




18
Pelatih tidak pernah menaruh sikap yang kurang baik ketika mengalami kekalahan




19
Pelatih selalu memotivasi pemain saat berlatih dan bertanding




20
Pelatih memberikan kritik dan teguran yang keras kepada pemain






Daftar Pustaka
Dedy Sumiyarsono. (2002). Keterampilan Bola Basket. Yogyakarta: FIK UNY
Djoko Pekik Irianto. (2002). Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta
Haryadi Sarjono. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat
Robert D. and Barbara B. 2002. Library and Information Centre Management. USA: Library Unlimited
Scheunemann, T. 2012. Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepak Bola Indonesia. Jakarta: PSSI
Setyo Nugroho. (2004). Psikologi, Psikologi Olahraga dan Kepelatihan Olahraga. Aquarius Press
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY
Tutko, T A., & Richards, J W. (1975). Psychology of Coaching. Boston. London. Sidney: Allyn dan Bacon Inc. 7th printing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar