ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN
PELATIH BOLA BASKET
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan (leadership)
Oleh :
Nama : Rian Handika
Kelas : Por
A
Nim :
8166117016
Mata
kuliah : KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
T.A. 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mini risert kepemimpinan (leadership) dengan judul analisis gaya kepemimpinan bola basket.
Tugas mini risert tentang kepemimpinan (leadership) ini, dengan judul analisis gaya kepemimpinan bola
basket telah saya susun semaksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
tugas mini risert ini.
Tidak terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas mini risert ini.
Akhir kata saya berharap semoga tugas kepemimpinan (leadership) ini bermanfaat untuk kita
semua dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan maupun inpirasi terhadap
pendengar dan pembaca.
- Latar
Belakang
Permainan
bola basket merupakan cabang olahraga yang dimainkan oleh dua regu, baik regu
putra maupun regu putri yang masing-masing regu dimainkan oleh lima orang.
Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak mungkin ke ring lawan
dan menjaga agar tidak kemasukan, sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam
permainan bola basket (Dedy Sumiyarsono, 2002). Dalam perjalanannya, permainan
bola basket telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Olahraga ini dapat
dimainkan oleh seluruh kalangan baik mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Permainan olahraga ini tidak lagi hanya bertujuan untuk sarana menyalurkan hobi
dengan memanfaatkan waktu luang yang dimiliki, tetapi permainan bola basket
sekarang ini telah mengarah kepada olahraga prestasi. Untuk mencapai prestasi
puncak dalam sebuah olahraga dibutuhkan proses latihan didalamnya.
Pelatih
juga memiliki peran yang besar dalam kondisi atlet yang dipimpin dan
dilatihnya. Kondisi yang dimaksud merupakan kondisi secara psikologis, baik
yang dibangun ketika masa latihan dan ketika masa pertandingan. Dalam Psikologi
Kepelatihan terdapat penjelasan mengenai tipe-tipe pelatih yang lebih sering
disebut gaya kepemimpinan pelatih. Berbagai jenis/tipe pelatih bermunculan
didunia kepelatihan olahraga. Terdapat pelatih dengan gaya otoriter yang
selalu menanamkan ketegasan dalam pembawaannya baik itu dilapangan atau bahkan
terbawa sampai diluar lapangan. Kemudian ada pelatih yang cenderung lebih
santai atau enjoy saat memimpin timnya dalam latihan ataupun saat dalam
pertandingan. Fenomena tersebut perlu dipahami dan dikaji melalui sudut pandang
psikologis terutama hal-hal yang terkait dengan bagaimana sebuah tim olahraga
berusaha meningkatkan komunikasi interpersonal di dalam kelompoknya, dan yang
terpenting adalah bagaimana sebuah sistem yang terbentuk diantara setiap
anggota kelompok dan anggota kelompok terhadap pelatihnya itu dapat menciptakan
prestasi puncak. Harapan bahwa kohesi dapat meningkatkan prestasi terus
mengundang perdebatan, bukan semata-mata diterima sebagai ada hubungan positif
atau negatif. Berdasarkan uraian diatas tentu saja perlu dikaji dan diteliti
lebih lanjut agar diperoleh gambaran, bagaimana tingkatan kohesivitas yang
terbentuk didalam sebuah tim dalam cabang olahraga bola basket.
Penelitian
ini akan menganalisa bagaimana gaya kepemimpinan pelatih terhadap atletnya
apakah memberikan dampak prestasi terhadap tim bola basket. Cabang bola basket
dijadikan bahasan dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa pertimbangan,
yaitu cabang olahraga tersebut merupakan cabang olahraga interaktif yang masih
relatif sedikit pembahasan tentang gaya kepemimpinan pelatihnya.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah gaya kepemimpinan pelatih berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap prestasi atlet dalam suatu tim bola
basket?
III. Konsep dan hipotesis
Olahraga bola basket
Olahraga
bola basket dalam permainannya dimainkan oleh lima orang pemain tiap regu. Bola
basket adalah olahraga beregu yang mengandalkan kecepatan dan ketahanan tubuh
yang kuat, karena dalam permainan bola basket persinggungan badan pasti akan
terjadi. Bentuk permainan yang diinginkan adalah permainan dengan menggunakan
bola yang berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur
membawa lari bola, tanpa unsur menjegal, dengan menghilangkan gawang, ditambah
adanya sasaran untuk merangsang dan sebagai tujuan permainan (Dedy Sumiyarsono,
2002).
Gaya kepemimpinan pelatih
Menurut
Robbert (2002), pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memepengaruhi, memberi petunjuk dan mampu menentukan individu untuk mencapai
suatu tujuan. Scheunemann (2013) mengungkapkan salah satu yang harus dimiliki
oleh seorang pelatih yang berkualitas adalah jiwa kepemimpinan.
Agar
mampu melaksanakan tugas dan mengemban peranannya dengan baik, seorang pelatih
perlu memiliki kewibawaan, sebab dengan kewibawaan akan memperlancar proses berlatih
melatih. Dengan kewibawaan yang baik, seorang pelatih akan dapat bersikap baik
dan lebih disegani oleh siswa. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002), untuk
memperoleh kewibawaan tersebut seorang pelatih perlu memiliki ciri-ciri sebagai
pelatih yang disegani meliputi:
1) Intelegensi,
muncul ide-ide untuk membuat variasi latihan.
2) Giat
atau rajin, konsisten dalam bertugas.
3) Tekun,
tidak mudah putus asa.
4) Sabar,
tabah menghadapi heterogenitas atlet dengan berbagai macam permasalahan.
5) Semangat,
mendorong atlet agar secara pribadi mampu mencapai sasaran latihan.
6) Berpengetahuan,
mengembangkan metode dan pendekatan dalam proses berlatih melatih.
7) Percaya
diri, memiliki keyakinan secara proporsional terhadap apa yang dimiliki.
8) Emosi
stabil, emosi terkendali walau memnghadapi berbagai masalah.
9) Berani
mengambil keputusan, cepat mengambil keputusan dengan resiko minimal
berdasarkan kepentingan atlet dan tim secara keseluruan.
10) Rasa
humor, ada variasi dalam penyajian materi, disertai humor-humor segar sehingga
tidak menimbulkan ketegangan dalam prosesberlatih melatih.
11) Sebagai
model, pelatih menjadi idola yang dicontoh baik oleh atletnya maupun masyarakat
secara umum.
Dari
berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa syarat pelatih yang baik,
yaitu:
a)
Mempunyai kondisi fisik dan ketrampilan cabang
olahraga yang baik, meliputi: kesehatan dan penguasaan skill yang baik sesuai
cabang olahraga yang dibina.
b)
Mempunyai pengetahuan yang baik, meliputi:
pengalaman dan penguasaan ilmu secara teoritis dan praktis.
c)
Mempunyai kepribadian yang baik, meliputi:
tanggung jawab, kedisiplinan, dedikasi, keberanian, sikap kepemimpinan, humor,
kerjasama, dan penampilan.
d)
Kemampuan psikis, meliputi: kreatifitas, daya
perhatian dan konsentrasi, dan motivasi.
Gaya
kepemimpinan pelatih satu dengan yang lain berbeda-beda. Setiap pelatih
memiliki gaya kepemimpinan yang khas dan setiap gaya kepemimpinan seorang
pelatih memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Faktor-faktor
dan indikator yang terdapat dalam gaya kepemimpinan pelatih ialah :
a)
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Indikator
dalam gaya kepemimpinan otoriter adalah :
1)
Wewenang mutlak terpusat pada pelatih.
2)
Keras dalam bertindak, kaku dalam bersikap.
3)
Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
4)
Kebijakan selalu dibuat oleh pelatih.
b) Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Indikator
dalam gaya kepemimpinan demokratis adalah :
1) Keputusan
dibuat bersama antara pelatih dan atlet.
2) Terdapat
suasana saling percaya, saling hormat, saling menghargai.
3) Pelatih
mendorong prestasi atlet dalam batas kemampuan secara wajar.
4) Pujian
dan kritik seimbang.
c)
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez-Faire
1) Peranan
pelatih sangat sedikit dalam kegiatan kelompok.
2) Tanggung
jawab keberhasilan organisasi dipukul bersama.
3) Kebijakan
lebih banyak dibuat oleh atlet.
4) Hampir
tidak ada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang
dilakukan atlet.
Tipe
Kepribadian Pelatih
Berbagai
klasifikasi tentang tipe seorang pelatih disesuaikan dengan keadaan watak,
perilaku, temperamen yang dimiliki seorang pelatih, Tutko dan Richards (1975)
yang dikutip Harsono (2015) memberikan 5 (lima) kategori kepribadian pelatih
yang paling dominan adalah sebagai berikut:
a. Pelatih
Otoriter (Authritarian Coach)
Tipe
pelatih semacam ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan seperti perkiraan dan
strategi yang dibuatnya terkadang kurang memenuhi sasaran. Tetapi ia tetap
bersikeras pada prinsip-prinsip pendiriannya yang seringkali mengabaikan
kemungkinan pemecahan masalah yang rasional. Ia lebih cenderung menggantungkan
diri pada perasaan, bukan pada kajian analitis dari masalah. Pelatih tipe ini
begitu keras dan disiplin sehingga bila ada atletnya yang salah selalu
mendapatkan hukuman-hukuman.
Ciri-ciri tipe
pelatih otoriter:
(1) Memiliki
disiplin tinggi
(2) Sistem Hukuman
(3) Pengawasan
ketat
(4) Tindakan kejam
dan sadis
(5) Bukan pribadi
yang hangat
(6) Teknik Ancaman
(7) Tidak menyukai
asisten pelatih yang bertipe sama
(8) Bekerja
teratur dan terorganisasi dengan baik
b. Pelatih Yang
Baik Hati (Nice Guy Coach)
Tipe
pelatih semacam ini adalah seorang yang peramah, murah hati, dan berlawanan
dengan tipe pelatih otoriter. Sifatnya sangat ramah, selalu ingin menolong, dan
memperhatikan kepentingan serta kesejahteraan atlet, fleksibel. Mempunyai rasa
prihatin yang besar. Dibawah asuhan pelatih yang baik hati atlet merasa tenang
dan rileks.
Ciri-ciri Pelatih
yang Baik Hati:
1) Senang
memberi pujian atau penghargaan dan selalu disegani orang.
2) Sangat
fleksibel dalam membuat rencana latihan yang kadang-kadang dapat membuat atlet
menjadi sangsi akan profesinya sebagai pelatih.
3) Dalam
menerapkan metode latihan ia sering ragu-ragu dan sering mencoba-coba beberapa
alternatif metode atau sistem dalam latihan.
c. Pelatih
Pemacu (Intense atau Driven Coach)
Pelatih
tipe ini adalah seorang yang suka bekerja keras, penuh semangat, disiplin
tinggi dan agresif dalam menjalankan tugas. Ia tidak senang kerja santai dan
bermalas-malasan. Tipe ini sangat efektif dalam memberikan motivasi, rangsangan
dan semangat kepada para atletnya. Dalam beberapa hal pelatih tipe pemacu ini
memiliki persamaan dan perbedaan dengan tipe otoriter. Perbedaan terletak pada
tidak adanya penerapan sistem hukuman bagi atlet yang kurang memenuhi
tugas-tugasnya. Sedangkan dalam sistem pelatih otoriter semua kesalahan harus
mendapatkan hukuman. Sedang persamaan kedua tipe ini adalah sama-sama memiliki
disiplin tinggi, tegas, kemauan dan kerja keras tanpa mengenal waktu.
Ciri-ciri Tipe
Pelatih Pemacu:
1) Selalu
merasakan kekhawatirannya, ragu-ragu karena merasa masih ada hal-hal yang
penting yang seharusnya diberikan dalam menghadapi pertandingan.
2) Selalu
mendramatisasikan hal-hal kecil menjadi besar. Suka berteriak saat pertandingan
berlangsung dan menyerang serta
menyalahkan wasit bila wasit dianggap merugikan atlet atau regunya.
3) Memiliki
pengetahuan dan informasi yang lengkap tentang cabang olahraga yang dibinanya.
4) Mempunyai
pandangan setiap kekalahan merupakan malapetaka yang berat tanggungannya.
d. Pelatih
Santai (Easy-Going Coach)
Tipe
pelatih santai adalah gambaran bagaimana seorang pelatih yang bekerja dengan
santai dan biasanya bersikap pasif. Ia adalah tipe seorang pelatih yang baik,
tidak pernah merasakan adanya beban atau stress karena mereka bebas untuk
berinteraksi setiap saat. Dalam melakukan latihan-latihan tidak ketat
pengawasan pelatih, program-program latihan tidak terorganisasikan dengan baik
sehingga kesiapan para atletnya pun dalam menghadapi pertandingan-pertandingan
dipersiapkan seadanya. Masalah prestasi bukan menjadi tujuan utama sehingga
latihan-latihan berjalan santai tanpa adanya beban mental apapun.
Ciri-ciri pelatih
santai:
1) Dalam
menjalankan tugas tidak terikat oleh apapun serta tidak serius dalam menangani
atlet atau regunya.
2) Karena
sifat yang santai, pelatih tipe ini tidak memiliki kreasi untuk dapat menggugah
semangat para atletnya.
3) Baik
perencanaan maupun program-program latihan tidak disusun secara teratur dan
terinci.
4) Kekalahan
bagi timnya tidak menjadikan ia bingung atau merasa susah tetapi ia tetap
tenang.
5) Pelatih
seperti ini memberikan kesan kepada orang lain sebagai pelatih yang dingin
tanpa usaha.
e. Pelatih Tipe
Bisnis (Business-Like Coach)
Pelatih
tipe ini menganggap olahraga sebagai bisnis. Oleh karena itu semua kegiatan
diorganisasi dengan teratur dan baik. Ia adalah seorang yang inovatif dengan
memiliki pengetahuan tentang olahraga yang mendalam. Pelatih tipe ini mempunyai
kecerdasan tinggi dan cepat tanggap akan situasi apa pun serta selalu yakin akan
segala gagasan-gagasannya.
Ciri-ciri Pelatih
Bisnis:
(1) Selalu
mengikuti perkembangan atlet dengan penuh ketekunan dan kesabaran serta
mencatat tentang kemajuan atau kemunduran setiap atletnya.
(2) Segala
sesuatu yang menyangkut tentang latihan disusun secara mendetail serta
dipertimbangkan secara matang sebelum diterapkan.
(3) Ia
seorang yang keras hati dan berdisiplin tinggi, serta menuntut semua berjalan
tepat waktu.
(4) Hubungan
atlet dengan pelatihnya tidak akrab karena itu atlet tidak mudah untuk
mendekatinya.
Hakekat Pelatih
Di
dalam aktivitas olahraga pelatih adalah merupakan figur yang erat kaitannya
dengan proses kepelatihan (coaching). Pelatih merupakan salah satu unsur
penting di dalam mengungkap segenap potensi yang dimiliki oleh atletnya melalui
proses kepelatihan. Menurut Setyo Nugroho (2004), pelatih merupakan seseorang
yang memberikan instruksi atau melatih atlet tentang dasar-dasar bermain, dan
beraneka macam teknik olahraga. Menurut Sukadiyanto (2005), tugas seorang
pelatih antara lain: (1) Merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
proses berlatih melatih, (2) Mencari dan memilih olahragawan yang berbakat, (3)
Memimpin dalam pertandingan (perlombaan), (4) Mengorganisir dan mengelola
proses latihan, (5) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Tugas pelatih
yang utama adalah membimbing dan mengungkapkan potensi yang dimiliki
olahragawan, sehingga olahragawan dapat mandiri sebagai peran utama yang
mengaktualisasikan akumulasi hasil latihan ke dalam kancah pertandingan.
Fungsi
pelatih tidak hanya untuk menciptakan suatu prestasi tetapi juga untuk
mempertahankan kemudian meningkatkan prestasi yang telah dicapai atlet. Dalam
proses latihan umumnya berbagai peran dilakukan secara kombinasi, artinya peran
satu dapat dilakukan bersama dengan peran-peran yang lain, sehingga melatih
memerlukan banyak skill yang diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan,
baik yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal.
Berdasarkan uraian
diatas dapat diartikan bahwa pelatih adalah seorang profesional yang mempunyai
tugas membantu olahragawan dalam memperbaiki penampilannya agar dapat meraih
prestasi yang maksimal.
Hipotesis
Terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif gaya kepemimpinan pelatih terhadap prestasi atlet dalam suatu tim bola
basket.
Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini angket
yang digunakan berupa angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya. Maka
responden hanya tinggal menjawab dengan cara memilih saja. Angket ini
menggunakan model skala sikap yaitu menggunakan skala Likert. Menurut Haryadi
Sarjono (2011), skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian
atau keadaan sosial, dimana variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel
kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item pernyataan.
Angket pada penelitian ini
menggunakan empat pilihan jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS), dengan dua kategori pernyataan
yaitu positif dan negatif. Skala Likert dengan empat alternatif jawaban
dirasakan sebagai hal yang paling tepat (Haryadi Sarjono, 2011). Jawaban
tersebut memiliki bobot skor :
Sangat Setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) :
1
Sedangkan pemberian skor
untuk pertanyaan negatif ialah kebalikan dari skor pertanyaan positif.
Penentuan kategori
a.
76 % - 100 % (3.0- 4.0) = tergolong baik
b.
56 % - 75 % (2.0- 2.9) = tergolong cukup baik
c.
40 % - 55 % (0-1.9) = tergolong kurang baik
IV.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
No.
|
Nama Responden
|
Skor
|
Kategori
|
1
|
Adelina
Syalsadila
|
69
|
Baik
|
2
|
Budi
Arlando
|
60
|
Baik
|
3
|
Erida
Pangaribuan
|
70
|
Baik
|
4
|
Linda
Peronika
|
64
|
Baik
|
5
|
Mario
Tampubolon
|
65
|
Baik
|
6
|
Masmur
Tumanggor
|
69
|
Baik
|
7
|
Monalisa
Hutagaol
|
62
|
Baik
|
8
|
Nico
Antonius
|
64
|
Baik
|
9
|
Riris
Angelica
|
65
|
Baik
|
10
|
Roma
Ito
|
61
|
Baik
|
11
|
Roslin
Situmorang
|
60
|
Baik
|
12
|
Sarah
Hartikah
|
64
|
Baik
|
13
|
Siska
Lidya
|
62
|
Baik
|
14
|
Tasya
Arsanti
|
64
|
Baik
|
15
|
Titus Bustian
|
61
|
Baik
|
Setelah diperoleh skor,
maka dihitung nilainya dengan rumus di atas. Nilai yang diperoleh dari
keseluruhan responden tidak ada yang di bawah nilai 3 sehingga semua termasuk
dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan pelatih termasuk kategori baik. Artinya gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh pelatih tersebut sudah baik dalam mengarahkan
para atlet.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan pelatih memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh tim
basket namun tidak menjadi faktor utama penentu hasil yang diperoleh dalam
suatu pertandingan.
Permainan bola basket merupakan permainan
olahraga beregu yang membutuhkan seluruh aspek keterampilan bermain, strategi
dan taktik bermain untuk mampu bermain dengan baik dan memenangkan setiap
pertandingan. Sebuah tim akan bermain dengan baik apabila pemain memiliki
keterampilan yang baik dan memiliki koordinasi serta kekompakan tim yang solid.
Dorongan atau motivasi bermain dari atlet yang baik akan mampu memberikan
semangat bagi pemain untuk bermain secara maksimal dan mampu bermain tanpa
beban.
Permainan olahraga beregu khususnya bola
basket tidak cukup hanya bermain dengan mengandalkan keterampilan bermain yang
baik. Akan tetapi, factor pendorong dari dalam maupun dari luar sangat mampu
mempengaruhi penampilan yang maksimal. Solidaritas antar kawan satu tim dan
kekompakan tim dalam membangun serangan dan mempertahankan daerahnya secara
bersama-sama akan mengubah permainan menjadi solid.
Raihan prestasi secara maksimal akan dapat
diperoleh jika adanya kerjasama antar anggota tim dan antara pemain dan
pelatih. Faktor dukungan pelatih mampu mengubah permainan yang dirasa kurang
menjadi lebih baik. Peran pelatih dalam pertandingan sangatlah penting di mana
pelatih akan mampu membantu pemain dalam mengontrol permainan agar tetap
bermain dengan baik. Pemain akan memiliki kepecayaan diri yang tinggi jika
pelatih mampu mengontrol situasi dan menciptakan strategi bermain yang baik.
Gaya kepemimpinan pelatih akan memberikan warna tersendiri pada sebuah tim
dengan bermacam-macamnya karakter pemain. Dengan ini peran pelatih akan menjadi
sentral dalam menjembatani tim untuk bermain secara kolektif dan memiliki
kekompakan serta strategi yang baik.
V.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan pelatih memberikan pengaruh terhadap
hasil yang diperoleh tim basket namun tidak menjadi faktor utama penentu hasil
yang diperoleh dalam suatu pertandingan.
Saran
Dari
hasil penelitian ini peneliti berharap pelatih lebih meningkatkan lagi
pendekatan kepada para atlet sehingga atlet dalam melakukan pertandingan tidak
bergantung pada arahan dari pelatih sehingga atlet bisa bereksperimen pada saat
bertanding.
Lampiran
1.
Memberi arahan
kepada atlet dalam penyusunan angket
2.
Memantau
atlet dalam pengisian angket
3.
Memberika
arahan pada saat latihan dimulai
Identitas
Responden,
Nama :
Nama Club :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jawablah pertanyaan di
bawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan
menjawab, sebagai berikut:
SS : Bila sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : Bila setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS : Bila sangat tidak setuju dengan
pernyataan tersebut
No.
|
Pernyataan
|
Penilaian
|
|||
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
||
1
|
Pelatih
mendiskusikan ide, perasaan dengan para pemain menjelang pertandingan
dimulai.
|
|
|
|
|
2
|
Ketika
saya mengajukan pendapat, pelatih sering mengabaikan masukan dari pemain.
|
|
|
|
|
3
|
Saya
menerima arahan dan instruksi yang jelas dari pelatih sebelum pertandingan
dimulai.
|
|
|
|
|
4
|
Saya
terkadang tidak memahami apa yang disampaikan oleh pelatih.
|
|
|
|
|
5
|
Pelatih
cepat dalam mengambil keputusan.
|
|
|
|
|
6
|
Hanya
pelatih yang dapat membuat keputusan tentang pemain dan strategi.
|
|
|
|
|
7
|
Pelatih
memberikan kesempatan pemain dan pengurus untuk mengutarakan pendapatnya.
|
|
|
|
|
8
|
Pelatih
tidak pernah memaksa pemain untuk selalu bermain sesuai dengan kemauan
pelatih.
|
|
|
|
|
9
|
Pelatih
tidak pernah memberikan ancaman kepada pemain jika bermain buruk.
|
|
|
|
|
10
|
Pelatih
selalu menciptakan kondisi yang harmonis saat latihan dan pertandingan.
|
|
|
|
|
11
|
Pelatih
tidak pernah menghukum pemain yang membuat kesalahan
|
|
|
|
|
12
|
Pelatih
memberikan kepercayan penuh kepada pemain saat akan bertanding
|
|
|
|
|
13
|
Pelatih
melakukan koordinasi dengan pengurus sebelum menentukan susunan pemain dan
strategi bertanding
|
|
|
|
|
14
|
Semua
pemain harus mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pelatih
|
|
|
|
|
15
|
Pelatih
dan pemain saling menghormati keputusan yang diambil saat pertandingan
|
|
|
|
|
16
|
Pemain
diajak berdiskusi tentang gaya bermain yang akan diterapkan dalam tim.
|
|
|
|
|
17
|
Pelatih
dan pemain saling menerima dengan lapang dada apapun hasil pertandingan
|
|
|
|
|
18
|
Pelatih
tidak pernah menaruh sikap yang kurang baik ketika mengalami kekalahan
|
|
|
|
|
19
|
Pelatih
selalu memotivasi pemain saat berlatih dan bertanding
|
|
|
|
|
20
|
Pelatih
memberikan kritik dan teguran yang keras kepada pemain
|
|
|
|
|
Daftar Pustaka
Dedy Sumiyarsono. (2002). Keterampilan
Bola Basket. Yogyakarta: FIK UNY
Djoko Pekik Irianto. (2002). Pedoman
Praktis Berolahraga. Yogyakarta
Haryadi Sarjono. (2011). SPSS vs
LISREL: Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat
Robert D. and Barbara B. 2002. Library and
Information Centre Management. USA: Library Unlimited
Scheunemann, T. 2012. Kurikulum
dan Pedoman Dasar Sepak Bola Indonesia. Jakarta: PSSI
Setyo Nugroho. (2004). Psikologi,
Psikologi Olahraga dan Kepelatihan Olahraga. Aquarius Press
Sukadiyanto. (2005). Pengantar
Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY
Tutko, T A., & Richards, J W.
(1975). Psychology of Coaching. Boston. London. Sidney: Allyn dan Bacon
Inc. 7th printing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar