CRITICAL
BOOK REVIEW
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan
olahraga
Oleh :
Nama : Rian Handika
Kelas : Por A
Nim : 8166117016
Mata kuliah : Kepemimpinan Olahraga
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
IDENTITAS
BUKU
Judul
buku
: Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pengarang
: Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, SE, M.M., MBA
Mayor Jenderal TNI Bachtiar , S. IP.
Beigadir Jenderal Pol. Drs. Boy Rafli Amar
Penerbit
: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Tahun
terbit
: Februari 2014
Jumlah
halaman : 469 Halaman
ISBN
: 978-979-769-482-1
BUKU
PEMBANDING
Judul
buku
: Pemimpin Dan Kepemimpinan
Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?
Pengarang
: Kartono, Kartini
Penerbit
: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Tahun
terbit
: Maret 2001
Jumlah
halaman : 309 Halaman
ISBN :
979-421-153-2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap pemimpin memiliki kerinduan
untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinya sehingga tumbuh banyak
pemimpin dalam kelompoknya. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung
dari kemampuannya untuk memangun orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan
sebuah orgnisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam
organisasi tersebut. jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak
anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut. jika sebuah
organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin,
organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Menjadi pemimpin melekat pada
dirinya sifat melayani, memiliki rasa kasih sayang dan perhatian kepada mereka
yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Sementara itu, kepemimpinan
merupakan suatu proses memengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang
terorganisasi dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan pencapaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ringkasan
Isi Buku Bab I
Pengertian
Pemimpin Dan Kepemimpinan
pengertian yang sederhana
orang yang terlibat tersebut telah melakukan “kegiata memimpin”, karena ada
unsur “mengajak” dan mengoordinasikan, ada teman dan ada kegiatan dan
sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan ataupun defenisi kepemimpinan
ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak defenisi yang dikemukakan
para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya
masing-masing. Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi
aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan orgnisasi, sehingga dalam suatu
organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
pencapain tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan
titik sentral dan penentuan kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam organisasi.
Beberapa defenisi yang
dikemukakan oleh para ahli dan yang saya ambil hanya tiga saja yaitu :
1. Koontz
& O’donnel (1986), mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih
tujuan kelompoknya.
2. Wexley
& Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti memengaruhi orang lain untuk
membuat lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau mengubah tingkah
laku mereka.
3. Georger
R. Terry (1983), kepeemimpinan adalah kegiatan yang memengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha untuk mencapai tujuan bersama.
Dan
masih banyak lagi tentang defenisi kepemimpinan dari para ahli ini, dengan
demikian, pengertian mengenai kepemimpinan di atas yang yang dikemukakan dengan
sudut pandang masing-masing, tergantung pada perspektif yang digunaan.
Kepemimpinan dapat didefenisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer,
olahraga, bisnis, pendidikan, industri dan bidang-bidang lainnya. Dari
pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain :
1. Kepemimpinan
melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat memimpin
dan anggotanya berinteraksi ;
2. Didalam
kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses memeengaruhi bawahan oleh
pemimpin dan ;
3. Adanya
tujuan bersama yang harus di capai.
Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk memengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya
terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara memengaruhi, membujuk, memotivasi,
dan mengoordinasikan. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam
melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin harus
mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya
untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif
dalam usaha mencapai tujuan. Faktor-fakto yang penting yang terdapat dalam
pengertian kepemimpinan :
1. Pendayagunaan
pengaruh
2. Hubungan
antar manusia
3. Proses
komunikasi dan
4. Pencapaian
suatu tujuan.
Teori kepemimpinan
membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya
seseorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan. Menurut Adam
Ibrahim Hendra wijaya (1993) ; pada dasarnya ada dua teori kepemimpinan yaitu
teori sifat ( trains theory ) atau
situasional teori (situational theory)”,
sementara Ursanto ( 2004 ) ada 6 teori kepemimpinan, yaitu ; teori
kelebihan,teori sifat, teori keturunan, teori karismatik, teori bakat, dan
teori sosial, sedangkan Miftha Thoha, mengelompokkannya kedalam ; teori sifat,
teori kelompok, teori situational, model kepemimpinan kontijensi dan teori
jalan kecil – tujuan (path goal theory).
Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas mengenai teori-teori kepemimpinan, maka berikut ini akan diuraikan
beberapa teori kepemimpinan.
1.
Teori Kelebihan
Beranggapan bahwa
seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para
pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
mencakup 3 hal, pertama, kelebihan
ratio ialah kelebihan menggunkan pikiran, kelebihan pengetahuan tentang hakikat
tujuan dari organisasi, serta dalam pengambilan keputusan dengan cara cepat dan
tepat, kedua, kelebihan rohaniah,
berarti seseorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya
kepada para bawahan. Ketiga, kelebihan
badaniah seseorang hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para
pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat akan tetapi
masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok (Wursanto, 2003).
2.
Teori Sifat
Teori ini menyatakan
bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat
yang lebih daripada yang dipimpin. Disamping memiliki kelebihan pada ratio
rohaniah dan badaniah seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat positif
misalnya; adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai
daya tarik, energik, persuatif, komunikatif, dan kreatif. Menurut Miftah Thoha
(2003), sesungguhnya tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan
keberhasilan menejer, pendapatnya itu merujuk pada hasil penelitian Keith Davis
yang menyimpulkan ada 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, yaitu; (1) Kecerdasan (di atas disebutkan kelebihan
ratio). (2) Kedewasaan dan Keleluasaan hubungan sosial, para pemimpin cenderung
menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang
luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. (3) Motivasi dan dorongan
berprestasi, para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat
untuk berprestasi, mereka lebih menghargai penghargaan instrinsik daripada
ekstrinsik. (4) Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, para pemimpin berhasil mau
mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak
kepadanya.
3.
Teori Keturunan
Yang menyatakan bahwa
seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan karena
orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin
menggantikan orangtuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena
ditakdirkan. (Wursanto, 2003)
4.
Teori Kharismatik
Yang menyatakan bahwa
seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai kharisma atau pengaruh yang sangat
besar. Kharisma itu diperoleh dari kekuatan yang Maha Kuasa. Pemimpin yang
bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang
sangat besar (Wursanto, 2003).
5.
Teori Bakat
Pemimpin itu lahir karena
bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin.
Bakat pemimpin itu harus dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang
tersebut menduduki suatu jabatan (Wursanto, 2003).
6.
Teori Sosial
Setiap orang dapat
dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari baik
melalui pendidikan formal maupun melalui pengalaman praktik (Wursanto, 2000)
7.
Teori Kelompok
Supaya kelompok itu
mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara
pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar perkembangannya
dari psikologi sosial (Miftah Thoha, 2003).
8.
Teori Situasional
Menyatakan bahwa beberapa
variabel situasional mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan,
kecakapan, dan perilaku termasuk pelaksanaan kerja dan kepuasan para
pengikutnya. Beberapa variabel situasional diidentifikasikan, tetapi tidak
semua tertarik oleh situsi ini (Miftah Thoha, 2003).
9.
Model Kepemimpinan Kontijensi
Fiedler menemukan hasil
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, model ini berisikan tentang gaya
kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan dalam hubungannya dengan
dimensi-dimensi empirik: (1) hubungan pimpinan anggota menciptakan situasi yang
menyenangkan. (2) derajat dan struktur tugas situasi yang menyenangkan. (3)
posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Ketiga dimensi
ini menciptakan situasi yang menyenangkan (Miftah Thoha, 2003).
B. Ringkasan Isi Buku Bab II
Manusia Dan Peranannya Dalam Islam
Manusia diciptakan allah Swt. Berasal dari sari patih tanah,
lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudqah, sehingga akhirnya menjadi makhluk yang
paling sempurna memiliki berbagai kemampuan (Ana et al). Oleh karena itu
manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan allah Swt. Kehadiran
manusia pertama tidak terlepas asal usul kehidupan di alam semesta menurut ilmu
pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah
ada sebelumnya melalui proses evaluasi. Contohnya evolusi menurut para ahli
paleontology dapat menjadi empat bagian yaitu pertama tingkat pramanusia, kedua
tingkat manusia kera, tiga tingkat manusia purba, dan empat tingkat manusia
modren.
Ada beberapa defenisi tentang manusia yaitu : 1. Manusia
adalah makhluk utama, 2. Manusia adalah kemauan bebas, 3. Manusia adalah
makhluk yang sadar, 4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri, 5. Manusia
adalah makhluk kreatif, 6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal,
7. Manusia adalah makhluk normal, 8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia
alami,
C. Ringkasan Isi Buku Bab III
A.
Kriteria
Kepemimpinan Islam dalam Organisasi
Dalam
pandangan islam pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya
siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya
untuk hal-hal yang tidak benar. Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang
dipimpin harus memahami hakikat kepemimpinan dalam pandangan islam yang secara
garis besar dalam 5 lingkup, yaitu: 1) tanggung jawab, bukan keistimewaan; 2)
pengorbanan, bukan fasilita; 3) Kerja keras, bukan santai; 4) Kewenangan
melayani, bukan sewenang-wenang; 5) Keteladanan dan kepeloporan, bukan
pengekor.
B. Hakikat Kepemimpinan
Menurut
etimologi istilah kepemimpinan dapat kita konsepkan dari beberapa istilah
kosakatanya. Pertama lead yang
artinya pimpin berubah dengan konjugasi menjadi pemimpin “leader” dan kepemimpinan “leadership”.
Dalam beberapa referensi lain bisa dimaknai pemuka, peloopor, pembina,
panutan, pembimbing, ketua, kepala, raja dan lain-lain. Menurut hemat saya
kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing,
mengarahkan dan bahkan mengontrol.
C. Aspek Peran dan Fungsi kepemimpinan
Seseorang leader hendaknya mempunyai konsepsi yang
baik dan realistis sehinggan menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang
tepat menuju arah yang telah dicita-citakan. Ia harus mampu menentukan,
memandu, membimbing, membangun motivasi kerja mengemudikan organisasi, menjalin
jaringan-jaringan dan berkomunikasi dengan baik memberikan super visi yang
evisiensi.
D. Kriteri Pemimpin Islami
Pemimpin
hendaknya memiliki ilmu pengetahuan. Pemimpin negara juga sepatutnya sehat
panca indra, anggota tubuh, punya pemikiran kedepan (visi dan misi) yang jelas,
serta berani dan tegas dalam bertindak. Seorang pemimpin negara itu mesti
seorang yang adil.
E. Pandangan Islam tentang Kepemimpinan
Kepemimpinan
islam sudah berupa fitrah bagi setiap manusia yang sekaligus memotivasi
kepemimpinan yang islami. Kepemimpinan bukan keistimewaan, tetapi tanggung
jawab, ia bukan fasilitas tetapi pengorbanan, juga bukan leha-leha tetapi kerja
keras. Ia juga bukan kesewenang-wenangan bertindak, tetapi kewenangan melayani.
Kepemimpinan adalah berbuat dan kepeloporan bertindak.
F. Teladan Kepemimpinan
Rasulullah
Saw. Merupakan seorang pemimpin yang mestii dijadikan keteladan oleh setiap
pemimpin islam, simak firman Alllah Swt. Rasullullah juga seorang pemimin yang
hidup sederhana, tapi memiliki sifat akhlak mulia.
G. Kriteria Pemimpin yang Ideal
Kriteria
pemimpin yang ideal: 1) sifat rendah hati, 2) sifat terbuka untuk dikritik, 3)
sifat jujur dan memegang amanah, 4) sifat berlaku adil, 5) komitemen dengan
perjuangan, 6) bersikap demokratis, 6) berbakti dan mengabdi kepada Allah Swt.
H. Efektivitas dan Visi Kepemimpinan
Tanpa
adanya efektivitas kepemimpinan maka seorang pemimpin tak lebih dari sekedar
simbol yang tiada arti, kepemimpin adalah sia-sia. Menentukan gaya kepemimpinan
adalah masalah kedua, sebab tanpa adanya visi organisasi dan visi sang pemimpin
gaya apapun yang digunakan tidak akan memberi kontribusi yang berarti. Pemimpin
yang efektif juga harus menekan keputusan pada sesuatu yang benar bukan sesuatu
yang dapat diterima. Merasa khawatir yang dapat diterima atau tidak dapat
diterima adalah inefisiensi, sebab dalam proses mencari jawaban “Apa yang dapat
diterima?” biasanya beberapa hal penting yang membuat keputusan menjadi efektif
akan disingkirkan.
D. Ringkasan Isi Buku Bab IV
Ada beberapa prinsip dasar
kepemimpinan dalam islam yang sepatutunya diajadikan alasan dalam berbagi
organisasi:
a. Tidak
mengambil orang-orang kafir atau orang yang tidak beriman sebagai pemimpin bagi
orang-orang muslim karena bagaimanapun akan memengaruhi terhadap kualitas
keberagaman rakyat yang dipimpinnya.
b. Tidak
mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan agama islam.
c. Pemimpin
harus mempunyai keahlian dibidangnya, pemberian tugas atau wewenang kepada yang
tidak berkompeten dan mngakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan organisasi yang
menaunginya.
d. Pemimpin
harus bisa diterima (acceptable),
mencintai dan dicintai umatnya.
e. Pemimpin
harus mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan
keadilan, melaksanakan syariat, berjuang menghilangkan segala bentuk
kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah.
Moral
dalam perspektif ajaran islam adalah akhlak, oleh karena pembahasan moral
disini lebih ditekankan pada pengertian akhlak, sebagaimana diungkapkan oleh
Al-Gazali, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan
yang muncul secara spontan tanpa memperhitungkan untung dan rugi.
E. Ringkasan Isi Buku Bab V
Profil Kepemimpinan Rasulullah Saw
Karakteristik
Rasulullah Saw. Adalah kejujuran yang teruji dan terbukti. Akhlak Rasulullah
yang terpuji itu dapat dijadikan bahan dalam proses pembelajaran diberbagai
jenjang pendidikan (formal, informal dan nonformal) yang pada akhirnya dengan
usaha yang maksimal dan tawakkal kepada Allah Swt, akan memperoleh hasil yang
sangat memuaskan yakni terciptanya karakter manusia yang berakhlak mulia. Kepemimpinan melayani dalam bermasyarakat
contohnya pada saat ada manusia yang tertimpa musibah ia dapat melayani
masyarakat yang memerlukan dia itulah yang disebut pemimpin dan ini harus
didasari oleh hati karena apa yang kita lakukan harus didasari oleh niat dan
hati lah penggerak dari niat itu
Bagaimana
dengan kepemimpinan kita atau anda : menurut Michel H. Hart “diantara para pemimpin kharismatik didunia,
Nabi Muhammad Saw. dinilai sebagai
pemimpin kharismatik yang tidak ada tandingannya”.
F.
Ringkasan
Isi Buku Bab VI
Didalam islam prinsip-prinsip ini
sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap
muslim. Didalam islam nilai/prinsip-prinsip itu dapat kita temukan baik secara
tersurat maupun secara tersirat dalam ayat-ayat al-qur’an dan hadis.
Nilai/prinsip yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadis itu antara lain sebagai
berikut: 1) cerdas; 2) visioner; 3) inisiatif; 4) ikhlas berkorban; 5)
bertanggung jawab; 6) percaya diri; 7) responsif; 8) empati; 9) inovatif; 10)
toleran; 11) sederhana; 12) efektif dan efisien; 13) keteladanan; 14) terbuka;
G.
Ringkasan
Isi Buku Bab VII
Untuk
menumbuhkan kepemimpinan pada diri seseorang bukan mengajarkan panduan tindakan
konkret yang perlu dipersiapkan, tetapi menumbuhkan kesiapan psikologis yang
perlu dikembangkan. Menghapalkan sederetan langkah yang menjelaskan bagaimana
pemimpin hanya berguna dalam satu konteks tertentu dan kehilangan kegunaannya
dalam konteks yang lain. Kepemimpinan juga mencakup kemampuan untuk
menghasilkan rangkain tindakan yang tepat dalam berbagai konteks. Pada
kenyataannya, kepemimpinan adalah kemampuan manusia untuk menempatkan diri
secara profesional dan strategis dalam dunia tempat ia tinggal bersama
manusia-manusia lain. Lebih jauh lagi, pemimpin adalah bagaimana menjadi
manusia yang hidup dan berarti.
1.
Superleadership
Pengertian Superleadership
Untuk
mengetahui tipe kepemimpinan “Superleadership”,
maka dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkannya dengan tipe
kepemimpinan yang telah dikenal oleh masyarakat, yaitu:
a.
The Strongman
Tipe
pemimpin yang menggunakan kewenangan yang dimiliki untuk memengaruhi yang lain,
umumnya karyawan tunduk dan patuh karena takut.
b.
The Transactor
Tipe kepemimpinan
yang lebih mengutamakan pertukaran hubungan dengan yang lain.
c.
The Visionary Hero
The
visionary hero merupakan tipe kepemimpinan yang dipandang paling populer saat
ini. Pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan seperti ini akan menjadikan
pemimpin yang menggairahkan dan kharismatik. Sehingga dapat memberikan
inspirasi dan motivasi kepada orang lain.
d.
The Superleader
The Superleader adalah tipe kepemimpinan
yang mengarahkan orang lain untuk memimpin dirinya sendiri.
2. Peran Superleader
Superleader,
dalam menjalani kepemimpinannya, sekurang-kurangnya dapat memainkan sembilan
peran, sebagai berikut: 1) Kapten (Captain),
2) Dokter (Doctor), 3) Eksekutor,
4) Ahli Strategi, 5) Pelatih (Coach) dan
pembimbing (counselor), 6) Group
Dynamizer, 7) Change Agent, 8) Entrepreneur, 9) Corporate Steward, 10)
Mengembangkan karakteristik superleader, 11) Kiat mempelajari self-leadership.
H. Ringkasan Isi Buku Bab VIII
Indikator dan Sistem Kepemimpinan
menurut Islam
Seorang
pemimpin adalah pribadi yang sangat menentukan bagi suatu umat atau bangsa.
Menentukan karena dengannya sebuah negara bisa maju atau mundur. Bila seorang
pemimpin tampil lebih memihak kepada kepentingan dirinya, tidak bisa tidak
rakyat pasti terlantar, sebaliknya bila seorang pemimpin lebih berpihak kepada
rakyatnya maka keadilan pasti ia tegakkan.
1. Kerancuan dalam memahami Makna
Khilafah
Mereka
membatasi makna khilafah pada kekuasaan yang mencukup seluruh negeri-negeri
kaum muslimin. Mereka menyangka, menurut syariat islam hanya khilafah sebagai
bentuk pemurnian dalam masalah kekuasaan. Sehingga menyebabkan sebagian para
pemuda dari umat ini yag telah Allah berikan semangat, tetapi mereka tidak
dianugerahi ilmu dan keteguhan menolak bentuk-bentuk sistem kekuasaan selain
khilafah.
Ditengah
pengamatan dan ketergesaan mereka terhadap model pemerintahan teladan tersebut,
mreka menggugurkan syarat rusyd (kelurusan)
dan hidayah (petunjuk). Sedangkan
khilafah dan persatuan seperti saling tolong-menolong terkadang terjadi di
dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, maupun dalam melakukan dosa dan
permusuhan.
2.
Imamah (Kepemimpinan)
Khilafah (kekuasaan yang
menggantikan penguasa sebelumnya), atau mulk
(kekuasaan kerajaan), dapat diraih berdasarkan nash (keterangan dari agama) atau dengan isyarat kepada seseorang
seperti kepada kekhalifaan abu bakar, radhiyallahu’anhu. Atau urusan itu
diserahkan kepada musyawarah diantara beberapa orang-orang saleh yang dipilih
oleh khalifah sebelumnya.
I. Ringkasan Isi Buku Bab IX
Kepemimpinan
untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja
Gaya
kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dari seseorang pemimpin umumnya
dipengaruhi oleh sifat-sifat pemimpin itu sendiri. Di mana sifat-sifat tersebut
dapat terlihat melalui kepribadian sehari-harinya. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi kebribadian yang dinyatakan dalam gaya kepemimpinan tersebut,
antara lain:
1.
Jenis
kelamin, pria dan wanita umumnya memiliki sifat yang mendasar yang berbeda.
2.
Usia
secara umum orang yang berusia mudah cenderung memilliki sifat yang dinamis dan
idealis.
3.
Fisik,
mental dan pikiran (intelektualitas), setiap manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang unik ‘unik’, artinya tidak ada satu pun manusia yang memiliki
keberadaan yang sama satu dengan yang lainnya.
4.
Pendidikan,
salah satu faktor yang membentuk kehidupan manusia adalah pendidikan yang
pernah diterimanya, baik di lembaga pendidikan yang bersifat formal maupun
informal.
5.
Kematangan,
proses waktu cenderung akan membentuk kematangan atau kedewasaan seseorang.
6.
Latar
belakang kehidupan, kehidupan manusia dimulai dan diakhiri dengan latar
belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Gaya kepemimpinan yang umumnya terjadi dalam suatu
perusahaan adalah gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh william J. Reddin,
yaitu teori tiga dimensi reddin, karena memadukan tiga unsur dasar dalam
kepemimipinan, yaitu pemimpin, kelompok dan situasi, serta menekankan bahwa
para pemimpin harus memiliki gaya adaptif yang mengarah kepada tercapainya
efektivitas dalam memimpin.
Menurut Reddin kepemimpinan pada dasarnya memiliki dua aspek
yang membedakan gaya kepemimpinan yang dipakainya, yaitu:
1. Pemimpin yang memiliki motif yang
kuat untuk melaksanakan tugasnya secara maksimal, pemimpin dengan gaya ini
mempunyai motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik,
tetapi dilain pihak pemimpin kurang memperhatikan hubungan kerja sama dengan
bawahan dan tujuan dari organisasi. Jadi pemimpin ini semata-mata hanya
menyelesaikan tugas-tugasnya.
2. Pemimpin yang lebih mementingkan
hubungan kerja sama, baik dengan atasannya, bawahan maupun sesama teman
sejawat, pemimpin dengan gaya ini lebih mengutamakan hubungan kerja sama dan
selalu berusaha menciptakan suasana dan iklim kerja yang menguntungkan sehingga
dapat meningkatkan gairah kerja karyawan.
Berikut
ini adalah tiga gaya kepemimpinan reddin:
a. Gaya kepemmimpinan otokrat
b. Gaya kepemimpinan misionaris
c. Gaya kepemimipinan eksekutif
Gaya Kepemimpinan Situasional dan
Produtivitas
Gaya kepemimpinan, secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan
pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor
potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Gaya kepemimpinan situasional
dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sanagat cocok untuk diterapkan saat ini.
J. Ringkasan Isi Buku Bab X
Keutamaan Akhlak dalam Kepemimpinan
Islam
Urgensi Akhlak dalam Islam
Islam
menempatkan akhlak dalam posisi yang sangat signifikan yang harus dipegang
teguh para pemeluknya, sampai-sampai perilaku yang baik (akhlaqul karimah) menjadi tolak ukur bagi kualitas kebaikan
seseorang. Manusia harus mempunyai akhlak bagus sehingga ia dapat memimpin
secara bijak oleh sebab itu pemimpin yang bagus itu adalah pemimpin yang
mempunyai akhlak yang bagus.
Akhlak Terhadap Allah
Berakhlak
yang baik kepada Allah Swt. Merupakan perkara yang paling penting sebelum
seorang hamba itu berakhlak kepada yang selain-Nya. Diantara akhlak-akhlak yang
harus dimiliki seorang hamba ketika bermu’amalah
(berhubungan) dengan Rabbnya antara lain:
1. Ikhlas
ketika beribadah kepada Allah Swt. dan menjauhi kesyirikan
2. Bersyukur
kepada Allah Swt. dan bersabar karena Allah Swt.
Akhlak Terhadap Rasulullah
Akhlak
terhadap rasullullah, yakni: 1. Mencintainya, 2. Menaati perintahnya dan
menjauhi larangannya, 3. Bersalawat kepada rasulullah saw
Akhlak Terhadap Orang Tua
Akhlak
terhadap orang tua, yakni: 1. Berusaha mendapatkan ridhanya, 2. Tidak
mendurhakainya, 3. Tidak mencela keduanya
Akhlak Terhadap Kaum Muslimin
Akhlak
terhadap kaum muslimin, yakni: 1. Akhlak terhadap teman, 2. Akhlak terhadap
tetangga, 3. Akhlak terhadap anak kecil dan orang yang lebih tua.
Akhlak yang Mulia
Akhlak
yang mulia, yakni: 1. Menjaga lisan dan bertutur kata yang baik, 2. Menyebarkan
salam, 3. Sifat malu, 4. Pemurah, pemaaf, dan tawadhu’, 5. Ar-Rifq (lemah
lembut), 6. Menghiasi diri dengan akhlak yang baik
Akhlak yang Tercela
Akhlak
yang tercela, yakni: 1. Sifat sombong, 2. Dengki (Hasad) dan permusuhan
K. Ringkasan Isi Buku Bab XI
Meneladani Kepemimpinan Rasulullah
Saw
Sudah
saatnya pemimpin menyadari, merenungi, bermuhasabah, introspeksi diri
menghadapi keterpurukan bangsa dan aneka macam musibah yang dialami bangsa
akhir-akhir ini. Dengan tafakur renungan tersebut diharapkan dapat memperoleh
jalan ke arah perbaikan pribadi yang lebih baik. Untuk hal itu sudah
sepantasnya kita memahami dan banyak mengenal sosok pribadi nabi muhammad saw..,dalam
memimpin, beliau memiliki akhlak
terpuji, seperi hal ini banyak di ungkap Al-Qur’an dan Al-hadits. Beliau diutus
ke dunia ini dengan membawa tugas menyempurnakan akhlak. Akhlak di dalam
bernegara dilakukan oleh rasulullah Muhammad antara lain adalah bermusyarah.
1.
Tata
Cara Bermusyawarah
Dalam bermusyawarah, ada beberapa
langkah yang dilakukan rasulullah dalam bermusyawarah, seperti terungkap dalam
surat Al-Imran ayat 159 yaitu, lemah lembut, pemaaf, dan senantiasa memohon
ampunan Allah Swt.
2.
Kepemimpinan Rasul
Karakteristik kepemimpinan rasulullah saw adalah, kejujuran
yang teruji dan terbukti. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif
untuk membangun kepercayaan (kredibilitas) sebagai seorang pemimpin. Disamping
itu, beliau juga cakap dan cerdas, inovatif dan berwawasan ke depan, tegas tapi
rendah hati, pemberani tapi bersahaja, kuat fisik dan tahan penderitaan.
L. Ringkasan Isi Buku Bab XII
Meneladani Kepemimpinan Bisnis Rasulullah
Saw.
Dikotomi
antara agama dan bisnis ini menyebabkan keduanya seperti ada yang kurang. Agama
tanpa didukung oleh perekonomian yang cukup dapat menyebabkan keterbelakangan
pelakunya berbagai dibidang karena hampir semua kegiatan hidup membutuhkan
dukungan ekonomi (uang). Sebaliknya, bisnis tanpa nilai-nilai keagamaan atau
spiritualitas menyebabkan ketidakpuasan yang berlarut-larut dan kebingungan
terhadap arah yang akan dituju. Pencapaian-pencapaian target bisnis yang
fantastis tidak juga kunjung mendatangkan kebahagiaan.
Personal Attributes of Future Leaders
1. Religious
dimensions
2. Commitment,
motivation and responsibility
3. Physical
and emotional well-being
4. Slef-control and balance
5. Knowledge
Jika posisi ada
dua calon pemimpin yang sama sama cerdas, tetapi dalam hal kedekatan pada orang
kafir berbeda, maka pilihlah calon pemimpin yang benci dengan orang kafir dalam agama islam
ada dua komponen yang tidak bisa terpisahkan yaitu : kekuasaan dan agama.
M. Ringkasan Isi Buku Bab XIII
Komunikasi dan Musyawarah alam
Organisasi
Komunikasi
adalah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan pendapat seperti apa yang
dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut.
Sifat komunikasi ini seperti
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Bentuk
komunikasi ini seperti komunikasi vertikal komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah dan sebaliknya artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kebawahan dan
dari bawahan kepimpinan secara timbalik, komunikasi horizontal bentuk
komunikasi secara mendatar, diantara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi
horizontal sering sekali berlangsung tidak normal dan komunikasi ini berlangsung
dengan cara tatap muka, melalui media elektrronik seperti telepon, atau melalui
pesan tertulis. Komunikasi diagonal bentuk komunikasi sering disebut juga
komunikasi silang, berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi
yang berbeda, dalam arti pihak yang satu tidak berada jalur struktur lain.
Hambatan
komunikasi faktor hambatan ini di sebabkan oleh empat faktor yaitu 1.Faktor
hambatan dalam diri pribadi seperti persepsi selektif, yang menjadi seseorang
kan cenderung menolak atau salah mengartikan informasi yang tak sesuai dengan
anggapan-anggapan atau harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya dan
perbedaan individual dalam keterampilan berkomunikasi. 2.Faktor hambatan
antarpribadi ini dapat di pengaruhi oleh iklim (suasana),
kepercayaan,kredibilitas dan terahir kesamaa pengirim-penerima. 3.faktor
hambatan organisasional seperti 1.penyingkatan bahasa 2.closure, menutupi
kekurangan, 3.pengharapan, sering
membelokkan komunikasi seperti apa yang diharapkan mereka, 4.asosiasi,
peristiwa tersebut sering di hubungkan satu dengan yang lain pada hari
berikutnya. Proses komunikasi ini seperti berfikir, pencatatan, menyalurkan
merasakan, menguraikan, dan pemahaman.
Kesulitan
dalam berkomunikasi, permasalahan yang umum yang terjadi di dalam komunikasi
adalah untuk menerima kiasan-kiasan (dalam bentuk gambaran ataupun kata-kata)
tidak mudah untuk memahaminya pada saat proses komunikasi berlangsung, dimana
akan sulit untuk meningkatkan komunikasi secara pribadi. Komunikasi dalam berorganisasi dalam
komunikasi formal dan ada komuniksi informal, dalam komunikasi ada secara
pribadi dan ada secara keseluruhan. Pengembangan sistem informasi manajemen
seperti yang kita bahas dala ruang lingkup islam ada musyawarah dan semua
dituntut dalam mengambil keputusan dalam hidup sebaiknya harus bermusyawarah
terlebih dahulu sebelum keputusan itu ditentukan.
N. Ringkasan Isi Buku Bab XIV
Peran pemimpin dalam mengambil
keputusan
Kepemimpinan diartikan sebagai
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan
satuan kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk
berpikir dan sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan
sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah. Peran pemimpin dapat diartikan
sebagai prangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
dengan kedudukannya sebagai pemimpin covey membagi peran pemimpin menjadi tiga
bagian yaitu : 1. Pathfinding (pencarian alur) untuk menentukan visi misi dan
mencapia visi dan misi 2. Alignig (penyelarasan) struktur dalam
pengorganisasian memberiankan pencapaian visi dan misinya 3. Empoworing
(pemberdaya) peran untuk menggerakkan semangat yang ada dalam diri orang lain.
Peran pemimpin dalam mengambil
keputusan : pemimpin sangat besar perannya dalam setiap mengambil keputusan
sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasil yang dia
putuskan dan proses pengambilan keputusan dalam prakteknya dapat di lakukan
melalui tahap-tahap berikut ini: 1. Identifikasi masalah 2. Mendefenisikan
masalah 3. Memformulasikan dan mengembangan alternatif 4. Implementasi
keputusan 5. Evaluasi keputusan. Dibutuhkan kecerdasan dalam mengambil
keputusan kita harus sadar bahwa hidup penuh dengan keputusan sulit yang harus
dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat
tidak selalu menjadi keputusan yang benar. Ingatlah bahwa sesuatu yang benar
tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar.
Peran pemimpin dalam mengendalikan
konflik : dalam kehidupan berorganisasi misalnya konflik antara pemimpin
dengan orang yang dipimpinnya atau
antara anggota kelompok dengan yang lainnya bisa saja terjadi. Sebab di dalam
suatu organisasi terdapat beberapa individu yang berbeda kepribadiannya,
kepentingannya, latar belakang sosial, budaya, agama, dan sebagainya konflik
tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikendalikan, dikelola, bahkan disinergiskan
menjadi sesuatu yang sangat dinamis. Oleh karena itu maka pengendalian konflik
merupakan salah satu tugas pemimpin/kepala sekolah dalam kepemimpinannya dan
efektivitas kepemimpinanya dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan
dan mengelola konflik tersebut sehingga ia dapat mengetahui sumber konflik
tersebut dari mana apa penyebabnya disinilah pemimpin dapat memproses
pengendalian pengendalian konflik dengan cara mengendalikannya bagaimana
sehingga konflik tersebut dapat dipecahkan.
O. Ringkasan Isi Buku Bab XV
Kepemimpinan abad ini
Menurut
muhammad, 2008 bahwa mengenai kepemimpinan abad ini beranjak dari pandangan
bahwa pemimpin publik harus mengenali secara tepat dan utuh baik mengenai
dirinya maupun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau orang-orang yang
dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan yang ada di masyarakat dihadapi
dalam berbagai bidang ilmu dalam ilmu yang di alaminya selama hidupnyalah dapat
memutuskan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya di masyarakat.
Faktor
penunjang kepemimpinan abad ini : menurut Chowdury (2000) manajemen pada abad
ini akan tergantung pada tiga faktor yang menopangnya, yakni kepemimpin,
proses, dan organisasi. Diingat dari Chowdury bahwa “you can have the best comunication sistem, but if you are
individualistic as a leader the organization surfest”. Pandangan pakar
tentang kepemimpinan dan pemimpin abad ini menurut white hodgson dan crainer (1997) berpendapat bahwa
kepemipinan abad ini adalah pemimpin yang terus belajar memaksimalkan energi
dan menguasai perasaan yang terdalam, kesederhanaan dan multifokus dalam
pelaksanaannya dan kotter (1998),
mengemukakan bahwa kemampuan seseorang pemimpin masa depan meliputi kemampuan
intelektual dan interpersonal untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien
dan lain lain.
Model
kepemimpinan abad ini beberapa gaya, tipologi, ataupun model dan teori
kepemimpinan yang telah berkembang pada dekade-dekade akhir abad ke 20, yang relevan menghadapi tantangan dan
permasalahan abad ke 21, dapat kita
pertimbangan dalam mengembangkan kepemimpinan abad ke 21 lagi termasuk kepemimpinan transformasikan dan kepemimpinan
transaksional sebagai alternatif model kepemimpinan saat ini. Dalam
kepemimpinan ada fokus memimpin sebagai kunci menuju sukses yaitu: 1. Fokus
dalam memahami pemimpin 2. Fokus memahami para pengikut 3. Fokus memahami dalam
situasi, sehingga dalam kepemimpinan dapat memahami konsepsi kepemimpinan
sebagai proses membutuhkan pemahaman pemimpin, pengikut dan situasi dalam
rangka meningkatkan efektivitas pribadi melalui usaha kreadibilitas, kebiasaan
dan proaktiv dalam usaha mewujudkan kepemipinan yang efektif sebagai sesuatu
pemahaman kedalam konsepsi proses bukan posisi.
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
Dalam buku ini memiliki pembahasan luas dalam penyampaiannya
dalam pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi. Bukan tidak hanya terpaku
pada satu ide pokok. Namun penulis mampu mengaitkan suatu pokok masalah ke
hal-hal yang lebih umum dan mudah dinalar seperti dikaitkan ke dalam dunia
agama dan Penulis berhasil menyampaikan pesannya secara efektif dan efisien.
Pendapat saya pemahaman tentang pemimpin dan kepemimpinan
sangat banyak dibutuhkan untuk kalangan olahraga dan bermasyarakat. Karena
melalui buku ini kita dapat memahami tentang pemimpin dalam pengorganisasian
yang ada sehingga bisa menanamkan sikap memimpin dalam organisasi, olahraga,
berkeluarga maupun kalangan masyarakarat.
a. Keterkaitan
antar Bab
Dalam buku ini setiap bab saling berkaitan karena isi buku
ini membahas tentang pemahaman-pemahaman pemimpin dan kepemimpinan dalam
berorganisasi yang harus terapkan dalam olahraga, berkeluarga dan bermasyarakat.
Karena buku ini membahas bagaimana ciri ciri seorang pemimpin, sifat-sifat
pemimpin dalam kalangan keluarga, olahraga maupun masyarakat di kaji dari segi
keislamannya .
b. Kemutakhiran
isi buku
Teori-teori buku ini ditulis berbahasa
indonesia yang efektif dan efesien dengan Judul pemimpin dan kepemimpinan dalam
organisasi dan Pengarang Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M.,
MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar
Penerbit PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta serta Tahun terbit 2014 dan Jumlah halaman 469 halaman isbn
978-979-769-482-1.
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
Dalam penyampai buku ini tentang pemimpin dan kepemimpinan
organisasi, tetap saja ada kelemahan dalam penulisan buku ini, berhubungan
karena buku ini lebih spesfik membahas tentang keislamannya, sehingga agama
lain tidak menarik dalam membacanya dan banyak arti dala penjelasan secara
alquran yang masih kurang dipahami, sehingga pembaca sulit memahami tentang
buku ini. Saya tidak mau menyebutnya sebagai suatu kelemahan, karena kembali
lagi kepada sasaran buku ini. Bahwa tentang pemahaman pemimpin dan kepemimpinan
dalam organisasi ini bukan untuk kalangan dunia pendidikan saja tapi semua
masyarakat yang berperan sebagai pemimpin.
a. Keterkaitan
antar Bab
Isi dari buku ini setiap bab saling keterkaitan karena dalam
pembahas buku ini menceritakan pemimpin dan kepemimpinan dalam berorganisasi
khususnya dalam dunia islam sehingga pembaca dapat menerapkan gaya kepemimpinan
yang sesuai syariat islam.
b. Kemutakhiran
isi buku
Dalam penyusunan buku ini menurut
saya sudah cocok di buat sumber referensi Teori-teori buku ini masih baru ditulis berbahasa indonesia yang efektif dan
efesien dengan Judul pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi dan Pengarang Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M.,
MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar
Penerbit PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta serta Tahun terbit 2014 dan Jumlah halaman 469 halaman isbn
978-979-769-482-1.
BAB V
IMPLIKASI TERHADAP
a.
Teori/Konsep
Dalam isi teori dan
konsep dalam buku pemimpin dan kepemimpinan organisasi ini bisa saya memahami
bahwa pemahaman tentang kepemimpinan dalam beroorganisasi sangat dibutuhkan.
Karena melaui buku ini kita akan mengerti tentang kepemimpinan itu sendiri
sehingga tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran yang akan terjadi apabila kita
sudah memahaminya.
b.
Program pembangunan di Indonesia
Buku ini sangat bagus dibaca sehingga dapat menambah wawasan
seluruh kalangan masyarakat khususnya dikalangan olahraga yang saya jalani saat
ini, karena dalam pembahsaan buku sangat
berpengaruh untuk kemajuan bernegara di indonesia kedepannya sehingga kepemimpinan di indonesia akan maju melalui
buku-buku yang ditulis.
c.
Analisis mahasiswa (posisi kritis
mahasiswa)
Saya berharap semoga
buku tentang pemimpin dan kepemimpinan berorganisasi dapat di aplikasikan
kepada masyarakat dari keislamannya dan buku ini juga juga
bisa jadi sumber referensi dalam penyusunan tesis
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pembahasan dalam buku pemimpin dan kepemimpinan organisasi
karangan Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M.,
MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar
cocok dibaca kalangan manapun yang ingin mendalami tentang aspek pemahaman
pemimpin dan kepemimpinan berorganisasi. Bukan hanya cocok sebagai referensi
kuliah, namun juga cocok dibaca dikalangan masyarakat, karena penyajiannya
bersifat populer. Dengan membaca buku ini, maka pemahaman tentang pemimpin
dan kepemimpinan wawasan pembaca akan bertambah sehingga lebih mampu
mengkritisi kasus-kasus dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan kepemimpinan
yang ada.
SARAN
Dalam penyajian isi buku ini seharusnya bisa dibaca oleh
agama yang lain untuk lebih memperjelas pemahaman dalam umat beragama,
disarankan untuk membaca juga buku pemahaman kepemimpinan lain serta
membandingkannya. Sehingga pembaca mengetahui kelemahan dan kelebihan
buku, dan diharapkan antar buku dan bisa saling melengkapi.