Kamis, 25 Februari 2021

CRITICAL BOOK REVIEW PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

CRITICAL BOOK REVIEW

 

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan olahraga

                                 

                                                           Oleh :

 

            Nama : Rian Handika

            Kelas  : Por A

            Nim    : 8166117016

                    Mata kuliah : Kepemimpinan Olahraga

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

   PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017




IDENTITAS BUKU

Judul buku                : Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Pengarang                  : Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, SE, M.M., MBA

                                       Mayor Jenderal TNI  Bachtiar , S. IP.

                                       Beigadir Jenderal Pol. Drs. Boy Rafli Amar

Penerbit                      : PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Tahun terbit               : Februari 2014

Jumlah halaman        : 469  Halaman

ISBN                           : 978-979-769-482-1

 

BUKU PEMBANDING

 

Judul buku                : Pemimpin Dan Kepemimpinan

                                     Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?

Pengarang                  : Kartono, Kartini

Penerbit                      : PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Tahun terbit              : Maret  2001

Jumlah halaman       : 309  Halaman

ISBN                           : 979-421-153-2

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Setiap pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelompoknya. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk memangun orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan sebuah orgnisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut. jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Menjadi pemimpin melekat pada dirinya sifat melayani, memiliki rasa kasih sayang dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.

Sementara itu, kepemimpinan merupakan suatu proses memengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisasi dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan pencapaiannya.

 

 

 

 

 

 

 

  

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Ringkasan Isi Buku Bab I

Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

pengertian yang sederhana orang yang terlibat tersebut telah melakukan “kegiata memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengoordinasikan, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan ataupun defenisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak defenisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing. Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan orgnisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapain tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentuan kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.

Beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli dan yang saya ambil hanya tiga saja yaitu :

1.       Koontz & O’donnel (1986), mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2.       Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti memengaruhi orang lain untuk membuat lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau mengubah tingkah laku mereka.

3.       Georger R. Terry (1983), kepeemimpinan adalah kegiatan yang memengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha untuk mencapai tujuan bersama.

Dan masih banyak lagi tentang defenisi kepemimpinan dari para ahli ini, dengan demikian, pengertian mengenai kepemimpinan di atas yang yang dikemukakan dengan sudut pandang masing-masing, tergantung pada perspektif yang digunaan. Kepemimpinan dapat didefenisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga, bisnis, pendidikan, industri dan bidang-bidang lainnya. Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain :

1.       Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat memimpin dan anggotanya  berinteraksi ;

2.       Didalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses memeengaruhi bawahan oleh pemimpin dan ;

3.       Adanya tujuan bersama yang harus di capai.

Dari penjelasan di atas dapat  disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara memengaruhi, membujuk, memotivasi, dan mengoordinasikan. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan. Faktor-fakto yang penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan :

1.     Pendayagunaan pengaruh

2.     Hubungan antar manusia

3.     Proses komunikasi dan

4.     Pencapaian suatu tujuan.   

Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seseorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan. Menurut Adam Ibrahim Hendra wijaya (1993) ; pada dasarnya ada dua teori kepemimpinan yaitu teori sifat ( trains theory ) atau situasional teori (situational theory)”, sementara Ursanto ( 2004 ) ada 6 teori kepemimpinan, yaitu ; teori kelebihan,teori sifat, teori keturunan, teori karismatik, teori bakat, dan teori sosial, sedangkan Miftha Thoha, mengelompokkannya kedalam ; teori sifat, teori kelompok, teori situational, model kepemimpinan kontijensi dan teori jalan kecil – tujuan (path goal theory).

            Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai teori-teori kepemimpinan, maka berikut ini akan diuraikan beberapa teori kepemimpinan.

 

1.     Teori Kelebihan

Beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal, pertama, kelebihan ratio ialah kelebihan menggunkan pikiran, kelebihan pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, serta dalam pengambilan keputusan dengan cara cepat dan tepat, kedua, kelebihan rohaniah, berarti seseorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Ketiga, kelebihan badaniah seseorang hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok (Wursanto, 2003).

2.     Teori Sifat

Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. Disamping memiliki kelebihan pada ratio rohaniah dan badaniah seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat positif misalnya; adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuatif, komunikatif, dan kreatif. Menurut Miftah Thoha (2003), sesungguhnya tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan menejer, pendapatnya itu merujuk pada hasil penelitian Keith Davis yang menyimpulkan ada 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu; (1) Kecerdasan (di atas disebutkan kelebihan ratio). (2) Kedewasaan dan Keleluasaan hubungan sosial, para pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. (3) Motivasi dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi, mereka lebih menghargai penghargaan instrinsik daripada ekstrinsik. (4) Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, para pemimpin berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.

3.     Teori Keturunan

Yang menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto, 2003)

 

 

 

4.     Teori Kharismatik

Yang menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai kharisma atau pengaruh yang sangat besar. Kharisma itu diperoleh dari kekuatan yang Maha Kuasa. Pemimpin yang bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar (Wursanto, 2003).

5.     Teori Bakat

Pemimpin itu lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat pemimpin itu harus dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan (Wursanto, 2003).

6.     Teori Sosial

Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari baik melalui pendidikan formal maupun melalui pengalaman praktik (Wursanto, 2000)

7.     Teori Kelompok

Supaya kelompok itu mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar perkembangannya dari psikologi sosial (Miftah Thoha, 2003).

8.     Teori Situasional

Menyatakan bahwa beberapa variabel situasional mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan, dan perilaku termasuk pelaksanaan kerja dan kepuasan para pengikutnya. Beberapa variabel situasional diidentifikasikan, tetapi tidak semua tertarik oleh situsi ini (Miftah Thoha, 2003).

9.     Model Kepemimpinan Kontijensi

Fiedler menemukan hasil pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, model ini berisikan tentang gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empirik: (1) hubungan pimpinan anggota menciptakan situasi yang menyenangkan. (2) derajat dan struktur tugas situasi yang menyenangkan. (3) posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Ketiga dimensi ini menciptakan situasi yang menyenangkan (Miftah Thoha, 2003).

 

 

 

 

B.    Ringkasan Isi Buku Bab II

Manusia Dan Peranannya Dalam Islam

Manusia diciptakan allah Swt. Berasal dari sari patih tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudqah, sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna memiliki berbagai kemampuan (Ana et al). Oleh karena itu manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan allah Swt. Kehadiran manusia pertama tidak terlepas asal usul kehidupan di alam semesta menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evaluasi. Contohnya evolusi menurut para ahli paleontology dapat menjadi empat bagian yaitu pertama tingkat pramanusia, kedua tingkat manusia kera, tiga tingkat manusia purba, dan empat tingkat manusia modren.

Ada beberapa defenisi tentang manusia yaitu : 1. Manusia adalah makhluk utama, 2. Manusia adalah kemauan bebas, 3. Manusia adalah makhluk yang sadar, 4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri, 5. Manusia adalah makhluk kreatif, 6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal, 7. Manusia adalah makhluk normal, 8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami,  

C.    Ringkasan Isi Buku Bab III

A.    Kriteria Kepemimpinan Islam dalam Organisasi

Dalam pandangan islam pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yang tidak benar. Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami hakikat kepemimpinan dalam pandangan islam yang secara garis besar dalam 5 lingkup, yaitu: 1) tanggung jawab, bukan keistimewaan; 2) pengorbanan, bukan fasilita; 3) Kerja keras, bukan santai; 4) Kewenangan melayani, bukan sewenang-wenang; 5) Keteladanan dan kepeloporan, bukan pengekor.

B.    Hakikat Kepemimpinan

Menurut etimologi istilah kepemimpinan dapat kita konsepkan dari beberapa istilah kosakatanya. Pertama lead yang artinya pimpin berubah dengan konjugasi menjadi pemimpin “leader” dan kepemimpinan “leadership”. Dalam beberapa referensi lain bisa dimaknai pemuka, peloopor, pembina, panutan, pembimbing, ketua, kepala, raja dan lain-lain. Menurut hemat saya kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mengarahkan dan bahkan mengontrol.

C.    Aspek Peran dan Fungsi kepemimpinan

Seseorang leader hendaknya mempunyai konsepsi yang baik dan realistis sehinggan menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tepat menuju arah yang telah dicita-citakan. Ia harus mampu menentukan, memandu, membimbing, membangun motivasi kerja mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan dan berkomunikasi dengan baik memberikan super visi yang evisiensi.

D.    Kriteri Pemimpin Islami

Pemimpin hendaknya memiliki ilmu pengetahuan. Pemimpin negara juga sepatutnya sehat panca indra, anggota tubuh, punya pemikiran kedepan (visi dan misi) yang jelas, serta berani dan tegas dalam bertindak. Seorang pemimpin negara itu mesti seorang yang adil.

E.    Pandangan Islam tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan islam sudah berupa fitrah bagi setiap manusia yang sekaligus memotivasi kepemimpinan yang islami. Kepemimpinan bukan keistimewaan, tetapi tanggung jawab, ia bukan fasilitas tetapi pengorbanan, juga bukan leha-leha tetapi kerja keras. Ia juga bukan kesewenang-wenangan bertindak, tetapi kewenangan melayani. Kepemimpinan adalah berbuat dan kepeloporan bertindak.

F.    Teladan Kepemimpinan

Rasulullah Saw. Merupakan seorang pemimpin yang mestii dijadikan keteladan oleh setiap pemimpin islam, simak firman Alllah Swt. Rasullullah juga seorang pemimin yang hidup sederhana, tapi memiliki sifat akhlak mulia.

G.   Kriteria Pemimpin yang Ideal

Kriteria pemimpin yang ideal: 1) sifat rendah hati, 2) sifat terbuka untuk dikritik, 3) sifat jujur dan memegang amanah, 4) sifat berlaku adil, 5) komitemen dengan perjuangan, 6) bersikap demokratis, 6) berbakti dan mengabdi kepada Allah Swt.

H.   Efektivitas dan Visi Kepemimpinan

Tanpa adanya efektivitas kepemimpinan maka seorang pemimpin tak lebih dari sekedar simbol yang tiada arti, kepemimpin adalah sia-sia. Menentukan gaya kepemimpinan adalah masalah kedua, sebab tanpa adanya visi organisasi dan visi sang pemimpin gaya apapun yang digunakan tidak akan memberi kontribusi yang berarti. Pemimpin yang efektif juga harus menekan keputusan pada sesuatu yang benar bukan sesuatu yang dapat diterima. Merasa khawatir yang dapat diterima atau tidak dapat diterima adalah inefisiensi, sebab dalam proses mencari jawaban “Apa yang dapat diterima?” biasanya beberapa hal penting yang membuat keputusan menjadi efektif akan disingkirkan.

 

D.    Ringkasan Isi Buku Bab IV

Ada beberapa prinsip dasar kepemimpinan dalam islam yang sepatutunya diajadikan alasan dalam berbagi organisasi:

a.     Tidak mengambil orang-orang kafir atau orang yang tidak beriman sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim karena bagaimanapun akan memengaruhi terhadap kualitas keberagaman rakyat yang dipimpinnya.

b.     Tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan agama islam.

c.     Pemimpin harus mempunyai keahlian dibidangnya, pemberian tugas atau wewenang kepada yang tidak berkompeten dan mngakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya.

d.     Pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya.

e.     Pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan syariat, berjuang menghilangkan segala bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah.

Moral dalam perspektif ajaran islam adalah akhlak, oleh karena pembahasan moral disini lebih ditekankan pada pengertian akhlak, sebagaimana diungkapkan oleh Al-Gazali, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan yang muncul secara spontan tanpa memperhitungkan untung dan rugi.

 

 

E.    Ringkasan Isi Buku Bab V

Profil Kepemimpinan Rasulullah Saw

Karakteristik Rasulullah Saw. Adalah kejujuran yang teruji dan terbukti. Akhlak Rasulullah yang terpuji itu dapat dijadikan bahan dalam proses pembelajaran diberbagai jenjang pendidikan (formal, informal dan nonformal) yang pada akhirnya dengan usaha yang maksimal dan tawakkal kepada Allah Swt, akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan yakni terciptanya karakter manusia yang berakhlak mulia.  Kepemimpinan melayani dalam bermasyarakat contohnya pada saat ada manusia yang tertimpa musibah ia dapat melayani masyarakat yang memerlukan dia itulah yang disebut pemimpin dan ini harus didasari oleh hati karena apa yang kita lakukan harus didasari oleh niat dan hati lah penggerak dari niat itu

Bagaimana dengan kepemimpinan kita atau anda : menurut Michel H. Hart “diantara para pemimpin kharismatik didunia, Nabi Muhammad Saw. dinilai sebagai pemimpin kharismatik yang tidak ada tandingannya”.

 

F.    Ringkasan Isi Buku Bab VI

Didalam islam prinsip-prinsip ini sangat dianjurkan untuk dimiliki  setiap muslim. Didalam islam nilai/prinsip-prinsip itu dapat kita temukan baik secara tersurat maupun secara tersirat dalam ayat-ayat al-qur’an dan hadis. Nilai/prinsip yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadis itu antara lain sebagai berikut: 1) cerdas; 2) visioner; 3) inisiatif; 4) ikhlas berkorban; 5) bertanggung jawab; 6) percaya diri; 7) responsif; 8) empati; 9) inovatif; 10) toleran; 11) sederhana; 12) efektif dan efisien; 13) keteladanan; 14) terbuka;

G.   Ringkasan Isi Buku Bab VII

Untuk menumbuhkan kepemimpinan pada diri seseorang bukan mengajarkan panduan tindakan konkret yang perlu dipersiapkan, tetapi menumbuhkan kesiapan psikologis yang perlu dikembangkan. Menghapalkan sederetan langkah yang menjelaskan bagaimana pemimpin hanya berguna dalam satu konteks tertentu dan kehilangan kegunaannya dalam konteks yang lain. Kepemimpinan juga mencakup kemampuan untuk menghasilkan rangkain tindakan yang tepat dalam berbagai konteks. Pada kenyataannya, kepemimpinan adalah kemampuan manusia untuk menempatkan diri secara profesional dan strategis dalam dunia tempat ia tinggal bersama manusia-manusia lain. Lebih jauh lagi, pemimpin adalah bagaimana menjadi manusia yang hidup dan berarti.

1.       Superleadership

Pengertian Superleadership

            Untuk mengetahui tipe kepemimpinan “Superleadership”, maka dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkannya dengan tipe kepemimpinan yang telah dikenal oleh masyarakat, yaitu:

a.              The Strongman

Tipe pemimpin yang menggunakan kewenangan yang dimiliki untuk memengaruhi yang lain, umumnya karyawan tunduk dan patuh karena takut.

b.              The Transactor

Tipe kepemimpinan yang lebih mengutamakan pertukaran hubungan dengan yang lain.

c.              The Visionary Hero

The visionary hero merupakan tipe kepemimpinan yang dipandang paling populer saat ini. Pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan seperti ini akan menjadikan pemimpin yang menggairahkan dan kharismatik. Sehingga dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang lain.

 

d.              The Superleader

            The Superleader adalah tipe kepemimpinan yang mengarahkan orang lain untuk memimpin dirinya sendiri.

 

2.        Peran Superleader

Superleader, dalam menjalani kepemimpinannya, sekurang-kurangnya dapat memainkan sembilan peran, sebagai berikut: 1) Kapten (Captain), 2) Dokter (Doctor), 3) Eksekutor, 4) Ahli Strategi, 5) Pelatih (Coach) dan pembimbing (counselor), 6) Group Dynamizer, 7) Change Agent, 8) Entrepreneur, 9) Corporate Steward, 10) Mengembangkan karakteristik superleader, 11) Kiat mempelajari self-leadership.

 

H.   Ringkasan Isi Buku Bab VIII

Indikator dan Sistem Kepemimpinan menurut Islam

            Seorang pemimpin adalah pribadi yang sangat menentukan bagi suatu umat atau bangsa. Menentukan karena dengannya sebuah negara bisa maju atau mundur. Bila seorang pemimpin tampil lebih memihak kepada kepentingan dirinya, tidak bisa tidak rakyat pasti terlantar, sebaliknya bila seorang pemimpin lebih berpihak kepada rakyatnya maka keadilan pasti ia tegakkan.

1.       Kerancuan dalam memahami Makna Khilafah

Mereka membatasi makna khilafah pada kekuasaan yang mencukup seluruh negeri-negeri kaum muslimin. Mereka menyangka, menurut syariat islam hanya khilafah sebagai bentuk pemurnian dalam masalah kekuasaan. Sehingga menyebabkan sebagian para pemuda dari umat ini yag telah Allah berikan semangat, tetapi mereka tidak dianugerahi ilmu dan keteguhan menolak bentuk-bentuk sistem kekuasaan selain khilafah.

Ditengah pengamatan dan ketergesaan mereka terhadap model pemerintahan teladan tersebut, mreka menggugurkan syarat rusyd (kelurusan) dan hidayah (petunjuk). Sedangkan khilafah dan persatuan seperti saling tolong-menolong terkadang terjadi di dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, maupun dalam melakukan dosa dan permusuhan.

2.       Imamah (Kepemimpinan)

Khilafah (kekuasaan yang menggantikan penguasa sebelumnya), atau mulk (kekuasaan kerajaan), dapat diraih berdasarkan nash (keterangan dari agama) atau dengan isyarat kepada seseorang seperti kepada kekhalifaan abu bakar, radhiyallahu’anhu. Atau urusan itu diserahkan kepada musyawarah diantara beberapa orang-orang saleh yang dipilih oleh khalifah sebelumnya.

I.      Ringkasan Isi Buku Bab IX

Kepemimpinan untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

Gaya kepemimpinan

            Gaya kepemimpinan dari seseorang pemimpin umumnya dipengaruhi oleh sifat-sifat pemimpin itu sendiri. Di mana sifat-sifat tersebut dapat terlihat melalui kepribadian sehari-harinya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kebribadian yang dinyatakan dalam gaya kepemimpinan tersebut, antara lain:

1.              Jenis kelamin, pria dan wanita umumnya memiliki sifat yang mendasar yang berbeda.

2.              Usia secara umum orang yang berusia mudah cenderung memilliki sifat yang dinamis dan idealis.

3.              Fisik, mental dan pikiran (intelektualitas), setiap manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang unik ‘unik’, artinya tidak ada satu pun manusia yang memiliki keberadaan yang sama satu dengan yang lainnya.

4.              Pendidikan, salah satu faktor yang membentuk kehidupan manusia adalah pendidikan yang pernah diterimanya, baik di lembaga pendidikan yang bersifat formal maupun informal.

5.              Kematangan, proses waktu cenderung akan membentuk kematangan atau kedewasaan seseorang.

6.              Latar belakang kehidupan, kehidupan manusia dimulai dan diakhiri dengan latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Gaya kepemimpinan yang umumnya terjadi dalam suatu perusahaan adalah gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh william J. Reddin, yaitu teori tiga dimensi reddin, karena memadukan tiga unsur dasar dalam kepemimipinan, yaitu pemimpin, kelompok dan situasi, serta menekankan bahwa para pemimpin harus memiliki gaya adaptif yang mengarah kepada tercapainya efektivitas dalam memimpin.

Menurut Reddin kepemimpinan pada dasarnya memiliki dua aspek yang membedakan gaya kepemimpinan yang dipakainya, yaitu:

1.       Pemimpin yang memiliki motif yang kuat untuk melaksanakan tugasnya secara maksimal, pemimpin dengan gaya ini mempunyai motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, tetapi dilain pihak pemimpin kurang memperhatikan hubungan kerja sama dengan bawahan dan tujuan dari organisasi. Jadi pemimpin ini semata-mata hanya menyelesaikan tugas-tugasnya.

2.       Pemimpin yang lebih mementingkan hubungan kerja sama, baik dengan atasannya, bawahan maupun sesama teman sejawat, pemimpin dengan gaya ini lebih mengutamakan hubungan kerja sama dan selalu berusaha menciptakan suasana dan iklim kerja yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan gairah kerja karyawan.

Berikut ini adalah tiga gaya kepemimpinan reddin:

a.     Gaya kepemmimpinan otokrat

b.     Gaya kepemimpinan misionaris

c.     Gaya kepemimipinan eksekutif

 

 

 

Gaya Kepemimpinan Situasional dan Produtivitas

Gaya kepemimpinan, secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sanagat cocok  untuk diterapkan saat ini.

 

J.     Ringkasan Isi Buku Bab X

Keutamaan Akhlak dalam Kepemimpinan Islam

Urgensi Akhlak dalam Islam

            Islam menempatkan akhlak dalam posisi yang sangat signifikan yang harus dipegang teguh para pemeluknya, sampai-sampai perilaku yang baik (akhlaqul karimah) menjadi tolak ukur bagi kualitas kebaikan seseorang. Manusia harus mempunyai akhlak bagus sehingga ia dapat memimpin secara bijak oleh sebab itu pemimpin yang bagus itu adalah pemimpin yang mempunyai akhlak yang bagus.

 

Akhlak Terhadap Allah

            Berakhlak yang baik kepada Allah Swt. Merupakan perkara yang paling penting sebelum seorang hamba itu berakhlak kepada yang selain-Nya. Diantara akhlak-akhlak yang harus dimiliki seorang hamba ketika bermu’amalah (berhubungan) dengan Rabbnya antara lain:

1.     Ikhlas ketika beribadah kepada Allah Swt. dan menjauhi kesyirikan

2.     Bersyukur kepada Allah Swt. dan bersabar karena Allah Swt.

 

Akhlak Terhadap Rasulullah

            Akhlak terhadap rasullullah, yakni: 1. Mencintainya, 2. Menaati perintahnya dan menjauhi larangannya, 3. Bersalawat kepada rasulullah saw

 

Akhlak Terhadap Orang Tua

            Akhlak terhadap orang tua, yakni: 1. Berusaha mendapatkan ridhanya, 2. Tidak mendurhakainya, 3. Tidak mencela keduanya

 

 

 

Akhlak Terhadap Kaum Muslimin

            Akhlak terhadap kaum muslimin, yakni: 1. Akhlak terhadap teman, 2. Akhlak terhadap tetangga, 3. Akhlak terhadap anak kecil dan orang yang lebih tua.

 

Akhlak yang Mulia

            Akhlak yang mulia, yakni: 1. Menjaga lisan dan bertutur kata yang baik, 2. Menyebarkan salam, 3. Sifat malu, 4. Pemurah, pemaaf, dan tawadhu’, 5. Ar-Rifq (lemah lembut), 6. Menghiasi diri dengan akhlak yang baik

 

Akhlak yang Tercela

            Akhlak yang tercela, yakni: 1. Sifat sombong, 2. Dengki (Hasad) dan permusuhan

 

K.   Ringkasan Isi Buku Bab XI

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah Saw

            Sudah saatnya pemimpin menyadari, merenungi, bermuhasabah, introspeksi diri menghadapi keterpurukan bangsa dan aneka macam musibah yang dialami bangsa akhir-akhir ini. Dengan tafakur renungan tersebut diharapkan dapat memperoleh jalan ke arah perbaikan pribadi yang lebih baik. Untuk hal itu sudah sepantasnya kita memahami dan banyak mengenal sosok pribadi nabi muhammad saw..,dalam memimpin, beliau memiliki  akhlak terpuji, seperi hal ini banyak di ungkap Al-Qur’an dan Al-hadits. Beliau diutus ke dunia ini dengan membawa tugas menyempurnakan akhlak. Akhlak di dalam bernegara dilakukan oleh rasulullah Muhammad antara lain adalah bermusyarah.

1.       Tata Cara Bermusyawarah

            Dalam bermusyawarah, ada beberapa langkah yang dilakukan rasulullah dalam bermusyawarah, seperti terungkap dalam surat Al-Imran ayat 159 yaitu, lemah lembut, pemaaf, dan senantiasa memohon ampunan Allah Swt.

2.       Kepemimpinan Rasul

            Karakteristik kepemimpinan rasulullah saw adalah, kejujuran yang teruji dan terbukti. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas) sebagai seorang pemimpin. Disamping itu, beliau juga cakap dan cerdas, inovatif dan berwawasan ke depan, tegas tapi rendah hati, pemberani tapi bersahaja, kuat fisik dan tahan penderitaan.

 

 

L.    Ringkasan Isi Buku Bab XII

Meneladani Kepemimpinan Bisnis Rasulullah Saw.

            Dikotomi antara agama dan bisnis ini menyebabkan keduanya seperti ada yang kurang. Agama tanpa didukung oleh perekonomian yang cukup dapat menyebabkan keterbelakangan pelakunya berbagai dibidang karena hampir semua kegiatan hidup membutuhkan dukungan ekonomi (uang). Sebaliknya, bisnis tanpa nilai-nilai keagamaan atau spiritualitas menyebabkan ketidakpuasan yang berlarut-larut dan kebingungan terhadap arah yang akan dituju. Pencapaian-pencapaian target bisnis yang fantastis tidak juga kunjung mendatangkan kebahagiaan.

 

Personal Attributes of Future Leaders

1.   Religious dimensions

2.   Commitment, motivation and responsibility

3.   Physical and emotional well-being

4.   Slef-control and balance

5.   Knowledge

     Jika posisi ada dua calon pemimpin yang sama sama cerdas, tetapi dalam hal kedekatan pada orang kafir berbeda, maka pilihlah calon pemimpin yang  benci dengan orang kafir dalam agama islam ada dua komponen yang tidak bisa terpisahkan yaitu : kekuasaan dan agama. 

M.  Ringkasan Isi Buku Bab XIII

Komunikasi dan Musyawarah alam Organisasi

            Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut.

Sifat komunikasi ini seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Bentuk komunikasi ini seperti komunikasi vertikal komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kebawahan dan dari bawahan kepimpinan secara timbalik, komunikasi horizontal bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi horizontal sering sekali berlangsung tidak normal dan komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektrronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis. Komunikasi diagonal bentuk komunikasi sering disebut juga komunikasi silang, berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda, dalam arti pihak yang satu tidak berada jalur struktur lain.

            Hambatan komunikasi faktor hambatan ini di sebabkan oleh empat faktor yaitu 1.Faktor hambatan dalam diri pribadi seperti persepsi selektif, yang menjadi seseorang kan cenderung menolak atau salah mengartikan informasi yang tak sesuai dengan anggapan-anggapan atau harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya dan perbedaan individual dalam keterampilan berkomunikasi. 2.Faktor hambatan antarpribadi ini dapat di pengaruhi oleh iklim (suasana), kepercayaan,kredibilitas dan terahir kesamaa pengirim-penerima. 3.faktor hambatan organisasional seperti 1.penyingkatan bahasa 2.closure, menutupi kekurangan, 3.pengharapan,  sering membelokkan komunikasi seperti apa yang diharapkan mereka, 4.asosiasi, peristiwa tersebut sering di hubungkan satu dengan yang lain pada hari berikutnya. Proses komunikasi ini seperti berfikir, pencatatan, menyalurkan merasakan, menguraikan, dan pemahaman.

            Kesulitan dalam berkomunikasi, permasalahan yang umum yang terjadi di dalam komunikasi adalah untuk menerima kiasan-kiasan (dalam bentuk gambaran ataupun kata-kata) tidak mudah untuk memahaminya pada saat proses komunikasi berlangsung, dimana akan sulit untuk meningkatkan komunikasi secara pribadi.  Komunikasi dalam berorganisasi dalam komunikasi formal dan ada komuniksi informal, dalam komunikasi ada secara pribadi dan ada secara keseluruhan. Pengembangan sistem informasi manajemen seperti yang kita bahas dala ruang lingkup islam ada musyawarah dan semua dituntut dalam mengambil keputusan dalam hidup sebaiknya harus bermusyawarah terlebih dahulu sebelum keputusan itu ditentukan.

 

N.    Ringkasan Isi Buku Bab XIV

Peran pemimpin dalam mengambil keputusan

            Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah. Peran pemimpin dapat diartikan sebagai prangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin covey membagi peran pemimpin menjadi tiga bagian yaitu : 1. Pathfinding (pencarian alur) untuk menentukan visi misi  dan  mencapia visi dan misi 2. Alignig (penyelarasan) struktur dalam pengorganisasian memberiankan pencapaian visi dan misinya 3. Empoworing (pemberdaya) peran untuk menggerakkan semangat yang ada dalam diri orang lain.

Peran pemimpin dalam mengambil keputusan : pemimpin sangat besar perannya dalam setiap mengambil keputusan sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasil yang dia putuskan dan proses pengambilan keputusan dalam prakteknya dapat di lakukan melalui tahap-tahap berikut ini: 1. Identifikasi masalah 2. Mendefenisikan masalah 3. Memformulasikan dan mengembangan alternatif 4. Implementasi keputusan 5. Evaluasi keputusan. Dibutuhkan kecerdasan dalam mengambil keputusan kita harus sadar bahwa hidup penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar. Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar.

Peran pemimpin dalam mengendalikan konflik : dalam kehidupan berorganisasi misalnya konflik antara pemimpin dengan  orang yang dipimpinnya atau antara anggota kelompok dengan yang lainnya bisa saja terjadi. Sebab di dalam suatu organisasi terdapat beberapa individu yang berbeda kepribadiannya, kepentingannya, latar belakang sosial, budaya, agama, dan sebagainya konflik tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikendalikan, dikelola, bahkan disinergiskan menjadi sesuatu yang sangat dinamis. Oleh karena itu maka pengendalian konflik merupakan salah satu tugas pemimpin/kepala sekolah dalam kepemimpinannya dan efektivitas kepemimpinanya dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik tersebut sehingga ia dapat mengetahui sumber konflik tersebut dari mana apa penyebabnya disinilah pemimpin dapat memproses pengendalian pengendalian konflik dengan cara mengendalikannya bagaimana sehingga konflik tersebut dapat dipecahkan.     

 

O.   Ringkasan Isi Buku Bab XV

Kepemimpinan abad ini

            Menurut muhammad, 2008 bahwa mengenai kepemimpinan abad ini beranjak dari pandangan bahwa pemimpin publik harus mengenali secara tepat dan utuh baik mengenai dirinya maupun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan yang ada di masyarakat dihadapi dalam berbagai bidang ilmu dalam ilmu yang di alaminya selama hidupnyalah dapat memutuskan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya di masyarakat.

            Faktor penunjang kepemimpinan abad ini : menurut Chowdury (2000) manajemen pada abad ini akan tergantung pada tiga faktor yang menopangnya, yakni kepemimpin, proses, dan organisasi. Diingat dari Chowdury bahwa “you can have the best comunication sistem, but if you are individualistic as a leader the organization surfest”. Pandangan pakar tentang kepemimpinan dan pemimpin abad ini menurut white hodgson  dan crainer (1997) berpendapat bahwa kepemipinan abad ini adalah pemimpin yang terus belajar memaksimalkan energi dan menguasai perasaan yang terdalam, kesederhanaan dan multifokus dalam pelaksanaannya dan kotter (1998), mengemukakan bahwa kemampuan seseorang pemimpin masa depan meliputi kemampuan intelektual dan interpersonal untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan lain lain.

            Model kepemimpinan abad ini beberapa gaya, tipologi, ataupun model dan teori kepemimpinan yang telah berkembang pada dekade-dekade akhir abad ke 20,  yang relevan menghadapi tantangan dan permasalahan abad ke 21,  dapat kita pertimbangan dalam mengembangkan kepemimpinan abad ke 21 lagi termasuk  kepemimpinan transformasikan dan kepemimpinan transaksional sebagai alternatif model kepemimpinan saat ini. Dalam kepemimpinan ada fokus memimpin sebagai kunci menuju sukses yaitu: 1. Fokus dalam memahami pemimpin 2. Fokus memahami para pengikut 3. Fokus memahami dalam situasi, sehingga dalam kepemimpinan dapat memahami konsepsi kepemimpinan sebagai proses membutuhkan pemahaman pemimpin, pengikut dan situasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pribadi melalui usaha kreadibilitas, kebiasaan dan proaktiv dalam usaha mewujudkan kepemipinan yang efektif sebagai sesuatu pemahaman kedalam konsepsi proses bukan posisi.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KEUNGGULAN BUKU

Dalam buku ini memiliki pembahasan luas dalam penyampaiannya dalam pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi. Bukan tidak hanya terpaku pada satu ide pokok. Namun penulis mampu mengaitkan suatu pokok masalah ke hal-hal yang lebih umum dan mudah dinalar seperti dikaitkan ke dalam dunia agama dan Penulis berhasil menyampaikan pesannya secara efektif dan efisien.

Pendapat saya pemahaman tentang pemimpin dan kepemimpinan sangat banyak dibutuhkan untuk kalangan olahraga dan bermasyarakat. Karena melalui buku ini kita dapat memahami tentang pemimpin dalam pengorganisasian yang ada sehingga bisa menanamkan sikap memimpin dalam organisasi, olahraga, berkeluarga maupun kalangan masyarakarat.

a.   Keterkaitan antar Bab

Dalam buku ini setiap bab saling berkaitan karena isi buku ini membahas tentang pemahaman-pemahaman pemimpin dan kepemimpinan dalam berorganisasi yang harus terapkan dalam olahraga, berkeluarga dan bermasyarakat. Karena buku ini membahas bagaimana ciri ciri seorang pemimpin, sifat-sifat pemimpin dalam kalangan keluarga, olahraga maupun masyarakat di kaji dari segi keislamannya .

b.     Kemutakhiran isi buku

Teori-teori buku ini ditulis berbahasa indonesia yang efektif dan efesien dengan Judul pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi dan Pengarang  Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M., MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta serta Tahun terbit  2014 dan Jumlah halaman 469 halaman isbn 978-979-769-482-1.

 

 

 

BAB IV

KELEMAHAN BUKU

Dalam penyampai buku ini tentang pemimpin dan kepemimpinan organisasi, tetap saja ada kelemahan dalam penulisan buku ini, berhubungan karena buku ini lebih spesfik membahas tentang keislamannya, sehingga agama lain tidak menarik dalam membacanya dan banyak arti dala penjelasan secara alquran yang masih kurang dipahami, sehingga pembaca sulit memahami tentang buku ini. Saya tidak mau menyebutnya sebagai suatu kelemahan, karena kembali lagi kepada sasaran buku ini. Bahwa tentang pemahaman pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi ini bukan untuk kalangan dunia pendidikan saja tapi semua masyarakat yang berperan sebagai pemimpin.

a.     Keterkaitan antar Bab

Isi dari buku ini setiap bab saling keterkaitan karena dalam pembahas buku ini menceritakan pemimpin dan kepemimpinan dalam berorganisasi khususnya dalam dunia islam sehingga pembaca dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai syariat islam. 

b.     Kemutakhiran isi buku

Dalam penyusunan buku ini menurut saya sudah cocok di buat sumber referensi Teori-teori buku ini masih baru  ditulis berbahasa indonesia yang efektif dan efesien dengan Judul pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi dan Pengarang  Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M., MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta serta Tahun terbit  2014 dan Jumlah halaman 469 halaman isbn 978-979-769-482-1.

 

 

 

 

 

BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

a.     Teori/Konsep

Dalam isi teori dan konsep dalam buku pemimpin dan kepemimpinan organisasi ini bisa saya memahami bahwa pemahaman tentang kepemimpinan dalam beroorganisasi sangat dibutuhkan. Karena melaui buku ini kita akan mengerti tentang kepemimpinan itu sendiri sehingga tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran yang akan terjadi apabila kita sudah memahaminya.

b.     Program pembangunan di Indonesia

Buku ini sangat bagus dibaca sehingga dapat menambah wawasan seluruh kalangan masyarakat khususnya dikalangan olahraga yang saya jalani saat ini, karena dalam pembahsaan buku  sangat berpengaruh untuk kemajuan bernegara di indonesia kedepannya sehingga  kepemimpinan di indonesia akan maju melalui buku-buku yang ditulis.

c.     Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)

Saya  berharap semoga buku tentang pemimpin dan kepemimpinan berorganisasi dapat di aplikasikan kepada masyarakat dari keislamannya dan buku ini  juga  juga bisa jadi sumber referensi dalam penyusunan tesis

 

 

 

 

 

 

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pembahasan dalam buku pemimpin dan kepemimpinan organisasi karangan Prof. Dr. H. Veithzal, S.E.,M.M., MBA Mayor Jendral TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jendral Pol. Drs. Boy Rafli Amar cocok dibaca kalangan manapun yang ingin mendalami tentang aspek pemahaman pemimpin dan kepemimpinan berorganisasi. Bukan hanya cocok sebagai referensi kuliah, namun juga cocok dibaca dikalangan masyarakat, karena penyajiannya bersifat populer. Dengan membaca buku ini, maka pemahaman tentang pemimpin dan kepemimpinan wawasan pembaca akan bertambah sehingga lebih mampu mengkritisi kasus-kasus dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan kepemimpinan yang ada.

SARAN

Dalam penyajian isi buku ini seharusnya bisa dibaca oleh agama yang lain untuk lebih memperjelas pemahaman dalam umat beragama, disarankan untuk membaca juga buku pemahaman kepemimpinan lain serta membandingkannya. Sehingga pembaca mengetahui  kelemahan dan kelebihan buku, dan diharapkan antar buku dan bisa saling melengkapi.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar