Minggu, 14 Februari 2021

MINI RISERT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA MEMPEROLEH KETERAMPILAN GERAK MELALUI PERMAINAN

 

TUGAS MINI RISERT

TINGKAT KEMAMPUAN SISWA MEMPEROLEH KETERAMPILAN GERAK MELALUI PERMAINAN

 

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Motor control

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

NAMA   : RIAN HANDIKA

NIM        : 8166117016

KELAS   : Por A

 

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016

 

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan mini riset ini yang judulnya di tentukan oleh dosen pengampu dan kami membahasa tentang menejemen gerak tubuh manusia.

Tugas mini riset ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini sehingga ilmu pengetahuan kami bertambah.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas mini riset motor control ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas mini riset motor kontrol ini tentang menejemen gerak tubuh manusia bisa menambah wawasan maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                     

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Anak-anak mendapat tempat istimewa dalam masyarakat karena mereka yang akan menjadi generasi penerus. Untuk hal itu maka perkembangan anak juga harus mendapat perhatian yang khusus demi masa depan yang baik, dalam hal sekecil apapun kita melakukan atau mengajarkan proses belajar yang salah maka stimulus respon mereka juga akan negatif .“Belajar merupakan perubahan perilaku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan (Gagne,1989)”. Dan proses belajar anak dapat mereka lakukan di mana saja (sumber belajar).

Dan banyak sekali pada kondisi saat ini keluarga,lingkungan itu tidak memahami proses pertumbuhan anak. Banyak anak yang ditekan dan ditarik kedalam proses yang belum seharusnya mereka lakukan (demi kepuasan orang tua). Contoh: anak usia sekitar 5-8 tahun yang seharusnya masih banyak bergerak tapi mereka di hadapkan pada jadwal bimbel. Memang hal itu ada dampak positifnya demi perkembangan kognitifnya. Tapi dampak pada yang akan datang, anak itu akan mulai bosan dengan materi belajar disekolah dan keterampilan geraknya tidak dapat maksimal atau otomatisasi gerak anak tidak dapat berkembang. Padahal manusia mulai dari lahir sudah mempunyai gerak dasar yaitu: Lokomotor, Nonlokomotor, Manipulasi. Jika anak tidak melakukan belajar atau tidak mengasah gerak dasar ini, apa yang akan terjadi tetap saja anak tidak akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Demi memaksimalkan anak dalam belajar motoriknya,”Belajar motorik sebagai peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman,dan bukan karena proses kematangan atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis” (Rahantoknam,1988). Karena proses ini sangat mendasar maka perlu di lakukannya suatu hal yang dapat meningkatkan belajar motorik hingga ketempilan gerak anak dapat berkembang.

Untuk meningkatkan belajar motorik anak juga perlu didasari dengan teori yang ada dan sebuah penelitian langsung terhadap proses belajar motorik anak. Untuk mengetahui hasilnya dengan valid.

 

1.2 Masalah/ Projek

1.      Bagaimana perkembangan kemampuan gerak dasar?

2.      Bagaimana perkembangan fase gerak?

3.      Bagaimana perkembangan keterampilan gerak?

4.   Bagaimana alat minirisert kami dalam management gerak tubuh?

 

1.3 Tujuan

1.     Untuk mengetahui cara meningkatkan proses pembelajaran gerak anak.

2.     Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan gerak dasar anak.

3.     Untuk mengetahui cara meningkatkan pembelajaran keterampilan gerak anak.

4.     Untuk mengetahui minirisert menggunakan ban sepada motor bekas, kun, untuk memperoleh keterampilan.

 

1.4 Manfaat

1.     Menambah pengetahuan tentang gerak tubuh manusia, terutama gerak tubuh pada anak-anak.

2.     Menambah informasi tentang metode yang dapat digunakan untuk memperoleh keterampilan gerak tubuh manusia.

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

2.1 Keterampilan Gerak

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution, 1975: 28). Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.  Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan

Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia. Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu.

 

2.2 Periode Fase Tahapan Perkembangan Gerak           

Pada bagan “Jam Pasir” Gallahu (the phases and stages of motor development) di bawah ini, nampak jelas pembagian periode usia yang dikaitkan dengan fase dan tahapan perkembangan geraknya. Melalui bagan tersebut saya memilih untuk menganalisa tahapan belajar keterampilan gerak pada periode usia 7 – 10 tahun pada Fase Gerakan Spesialisasi dan Tahapan Transisi.

Fase Gerakan Spesialisasi adalah gerakan stability, locomotor, dan manipulative semakin halus, dapat dikombinasikan dan dikolaborasikan untuk situasi yang diinginkan. Tahapan transisi, Haubans tricker & Seefeld, 1986; mengungkapkan bahwa anak-anak usia 7 – 8 tahun tahun akan memasuki tahapan transisi. Pembelajar mulai menggabungkan dan mengaplikasikan gerakan dasar ke bentuk kegiatan olahraga maupun aktivitas rekreasi.

Contoh: berjalan di jembatan tali, lompat tali, dan bermain bola tending (kickball) Konsep Periodisasi, Fase dan Tahap Perkembangan Motorik: yang dipilih adalah kelas 2 Sekolah Dasar, dalam hal ini masuk ke dalam periode perkembangan usia 7 – 10 tahun, fase gerakan spesialisasi, dan tahap perkembangan gerak tahap transisi. Artinya: Keterampilan yang dipelajari siswa dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi, dan bagi siswa yang memiliki keterampilan yang baik dapat ditingkatkan sebagai ajang untuk meraih prestasi. Dengan melihat model hourglass (jam pasir) tersebut sudah cukup jelas bahwa perkembangan gerak anak mempunyai tahap-tahap dan perkembangan gerak berdasarkan usianya. Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau pembelajaran gerak anak peserta didik pada lembaga pendidikan baik formal maupun non formal guna tercapainya tujuan pada aspek ruang lingkup olahraga pendidikan,khususnya pendidikan jasmani.

 

2.3 Karakteristik Perkembangan Gerak

Pada anak Sekolah Dasar kelas II semester 1, anak masuk pada rentang usia 6 – 10 tahun. Adapun karakteristik anak SD tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Karakteristik Masa Anak-anak (anak besar), usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak.

 

 

 

Berikut penjelasan tentang karakteristik perkembangan gerak:

1.       Waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan.

2.       Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar.

3.       Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.

4.       Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan.

5.       Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti loncat katak atau menendang bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan gerak.

6.        Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.

 

2.4 Unsur-Unsur Kemampuan yang Membentuk Keterampilan Gerak

Agar memiliki keterampilan gerak yang baik, seseorang harus belajar dan berlatih melakukan pola-pola gerak yang bermacam-macam dalam jangka waktu yang relatif lama. Belajar dan berlatih yang perlu dilakukan, yang pada dasarnya untuk meningkatkan kualitas fungsi-fungsi yang merupakan unsur-unsur kemampuan yang membentuk keterampilan gerak.

Ada 3 kelompok kemampuan yang membentuk keterampilan gerak :

1.      Kemampuan Fisik

Fisik sebagai fungsi untuk melakukan gerakan, kualitasnya perlu baik agar gerakan bisa terampil. Dalam unsur fisik ini, yang membentuk keterampilan fisik meliputi :

a)      Kekuatan (Strength)

b)      Ketahanan (Endurance)

c)      Kecepatan dan Kelincahan (Agilitas)

d)     Kelenturan (Fleksibilitas)

e)      Ketajaman indera

f)       Kecepatan reaksi

 

2.      Kemampuan Mental 

Adalah kemampuan yang memerlukan fungsi fikir. Dalam kemampuan mental termasuk juga kemampuan imajinasi. Ada 9 unsur yang termasuk dalam kemampuan mental :

a)      Kemampuan memahami gerakan yang akan dilakukan

b)      Kecepatan memahami rangsangan (stimulus)

c)      Kecepatan membuat keputusan

d)     Kemampuan memahami hubungan jarak (spasial)

e)      Kemampuan menaksir irama

f)       Kemampuan mengingat gerakan

g)      Kemampuan memahami mekanika gerakan

h)      Kemampuan berkonsentrasi

 

3.   Kemampuan Emosional

Kemampuan atau kondisi emosional juga berperan penting dalam menghasilkan penampilan gerak yang terampil. Kemampuan atau kondisi emosi awal yang berpengaruh pada saat melakukan gerak terhadap kualitas penampilannya meliputi :

a)      Kemampuan mengendalikan emosi dan perasaan

b)      Tidak ada gangguan emocional

c)      Merasa perlu dan mau melakukan gerakan

d)     Bersikap positif terhadap prestasi belajar gerak

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekaan deskriptif. Menurut Best dalam Sukardi (2008:157) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Penelitian ini menggunakan triangulasi data yaitu dengan menggunakan teknik observasi, pemeriksaan dokumen, wawancara dan kuisoner untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan management gerak tubuh disekolah pada saat ekstrakulikuler.

 

3.2.Lokasi dan Sasaran Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi penelitian ini diadakan di yayasan perguruan karang sari.

 

3.3.Sasaran Penelitian

a. Populasi

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah semua murid yang mengikuti ekstrakulikuler. Yaitu, guru dan murid.

b. Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang mana teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa

c. Variabel Penelitian

          Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan management gerak tubuh pada siswa.

 

 

3.4. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, pedoman wawancara, kuisoner dan melihat management gerak tubuh/keterampilannya.

 

3.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan metode triangulasi dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan pemeriksaan dokumen.

1.       Observasi

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi partisipatif pasif dengan tujuan untuk melihat dan mengamati secara langsung dengan mendatangi obyek yang akan diteliti, adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu pengamatan proses keterampilan gerak, pengamatan terhadap guru sarana dan prasarana yang digunakan selama kegiatan berlangsung

2.       Wawancara

Pelaksanaan wawancara menggunakan teknik wawancara terstruktur, yang mana akan ditujukan kepada guru

Adapun pelaksanaan wawancara kepada guru karangsari dilakukan untuk memperoleh informasi tentang, keterampilan si anak, bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang digunakan untuk latihan.

3.       Kuisoner

Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh data siswa. Skala sikap dalam penelitian ini bersifat tertutup agar tidak terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden sehingga proses pengolahan datanya lebih mudah. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner skala sikap, yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Skala sikap yang digunakan adalah kuisoner skala sikap tipe pilihan yang meminta responden untuk memilih jawaban, satu jawaban yang sudah ditentukan. Alternatif jawaban dalam kuisoner skala sikap ini ditetapkan skor yang diberikan untuk masing-masing pilihan seperti SB,B,CK,TB,TB.dan ini mempunyai skor  masing masing pilihan.

Keterangan :

SB       : Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri anda (5)

B         : Bila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda (4)

CK       : Bila pernyataan tersebut kurang sesuai dengan diri anda (3)

TB       : Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda (2)

STB     : Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri anda (1)

 

3.6.Analisis Data

Proses analisis data pada penelitian ini dimulai dari periode pengumpulan data yang kemudian melakukan aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan sebagai berikut :

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2) Data Display (Penyajian Data)

Melalui penyajian data ini, data akan terorganisasikan dan tersusun dengan pola hubungan. Dalam mendisplaykan data, data yang dikelompokkan saat mereduksi data kemudian disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat difahami.

3) Conclusion Drawing / verification

            Pada tahap ini, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Pelaksanaan dalam mini risert menggunakan metode modifikasi untuk memperoleh keterampilan gerak.

Jadi alat yang dibuat dalam pelaksanaan di lapangan dengan judul  management gerak tubuh ini menggunakan metode modifikasi untuk mengetahui keterampilan siswa sekolah dasar dalam pelaksanaannya ekstrakulikuler dalam permainan futsal, yang melalui alat modifikasi atau alat bantu latihan terhadap keterampilan gerak tubuh siswa dengan menggunakan ban sepeda motor bekas sebagai rintangannya dan juga kun serta melakukan permainan lompat katak.

Tujuan dari alat yang diberikan agar tercapai kemampuan anak dalam mengkordinasikan gerak tubuhnya yang meliputi kecepatan dan kekuatan melalui permainan dari bahan-bahan sederhana, sehingga membuat variasi latihan tidak monoton. Dan tujuan ini juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan modifikasi terhadap keterampilan gerak tubuh siswa. Berikut adalah gambaran gerakan latihan yang akan dilakukan.

 

Gambar 1. Melompati ban motor dan mendribbling

 

Gambar 2. Meloncati ban dan berlari zigzag

Gambar 3. Gerakan menyentuh ujung ibu jari kaki

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1  Hasil Penelitian

Untuk mengidentifikasi kemampuan anak dalam mengkoordinasi gerak tubuhnya meliputi kekuatan dan kecepatan dapat dilakukan dengan permainan loncat katak dengan alat-alat sederhana seperti yang dijelaskan dibab sebelumnya. Hasil kemampuan dasar loncat katak dilakukan dengan pengkategorian menjadi lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Hasil analisis terhadap kemampuan loncat katak siswa Yayasan Perguruan Karang Sari melalui tes keterampilan loncat katak diperoleh dari 49 anak dalam melakukan tes loncat katak diperoleh nilai minimum 225 centimeter sedangkan nilai maksimum 690 centimeter, dengan rata-rata 507,90 centimeter. Deskripsi hasil kemampuan loncat katak yang telah dilakukan melalui tes loncat katak siswa yayasan karang sari adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Kemampuan Loncat Katak Siswa Yayasan Perguruan Karang Sari

No.

Nilai

Kategori

Jumlah

Presentase

1

 

Sangat Baik

 

 

2

 

Baik

 

 

3

 

Cukup Baik

 

 

4

 

Kurang Baik

 

 

5

 

Sangat Kurang Baik

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

Tabel di atas, menunjukkan bahwa kemampuan loncat katak siswa Yayasan Perguruan Karang Sari yang masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau sebesar 4,08%, kategori baik sebanyak 13 siswa atau sebesar 26,53%, kategori cukup baik sebanyak 19 siswa atau sebesar 38,78%, kategori kurang baik sebanyak 11 siswa atau sebesar 22,45%, kategori sangat kurang baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 8,16%.

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kemampuan dasar loncat katak siswa yayasan perguruan karang sari. Hasil yang telah dicapai sebagian besar berkategori cukup baik dengan presentase sebesar 38,78%. Hasil tersebut diartikan bahwa siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menguasai teknik dasar loncat katak.

Berdasarkan hasil penelitian kemampuan anak dalam mengkoordinasi gerak tubuhnya meliputi kekuatan dan kecepatan dapat diidentifikasi dengan permainan loncat katak dan diperoleh hasil keterampilan dasar khususnya tes loncat katak masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau sebesar 4,08%, kategori baik sebanyak 13 siswa atau sebesar 26,53%, sedangkan ke tiga belas siswa kategori baik, yang berkategori cukup baik sebanyak 19 siswa sebesar 38,78%, kategori kurang baik sebanyak 11 siswa atau sebesar 22,45%, sedangkan kategori sangat kurang baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 8,16%.

Dengan demikian kategori loncatan cukup baik. sehingga dapat diartikan bahwa siswa Yayasan Perguruan Karang Sari, mempunyai kemampuan loncat katak sudah baik. Hal tersebut dikarenakan tingkat keterlatihan siswa dalam meloncat sudah baik, keterlatihan tersebut disebabkan dari kebiasaan anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sangat mendukung untuk terjadinya pembentukan otot kaki pada siswa, sehingga siswa yang telah memiliki otot kaki sangat mendukung untuk melakukan loncatan, khususnya loncat katak. Secara tidak sadar pembentukan otot selalu dilakukan oleh seluruh siswa diantaranya di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kebiasaan melakukan latihan meloncat secara langsung intensitas berlatihnya semakin tinggi, yang menyebabkan kemampuan meloncat akan meningkat.

Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ketrampilan dasar loncat katak siswa Yayasan Perguruan Karang Sari, diantaranya :

1.     Faktor Siswa

Motivasi dan semangat serta kemampuan siswa sangat penting dan menentukan hasil pembelajaran pendidikan jasmani. Pemahaman serta keaktifan siswa sangat berpengaruh, ketika siswa mempunyai motivasi dan semangat pembelajaran akan sangat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru penjasorkes.

2.     Faktor Guru

Guru harus menguasai materi, teknik dan juga harus bisa memberikan contoh yang benar kepada siswanya selain itu guru juga harus mampu menjadi motivator yang baik agar proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerak tubuhnya lebih baik. Dengan alat-alat sederhana yang digunakan saat latihan, kecepatan dan kekuatan gerak tubuh anak terlihat cukup baik. Karena dengan alat sederhana tersebut anak-anak lebih bersemangat dalam berlatih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

          Berdasarkan hasil penelitian kemampuan anak dalam mengkoordinasi gerak tubuhnya meliputi kekuatan dan kecepatan dapat diidentifikasi dengan permainan loncat katak dan diperoleh hasil keterampilan dasar khususnya tes loncat katak masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau sebesar 4,08%, kategori baik sebanyak 13 siswa atau sebesar 26,53%, sedangkan ke tiga belas siswa kategori baik, yang berkategori cukup baik sebanyak 19 siswa sebesar 38,78%, kategori kurang baik sebanyak 11 siswa atau sebesar 22,45%, sedangkan kategori sangat kurang baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 8,16%.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat kami disampaikan diantaranya :

1.     Bagi Siswa

a.     Diharapkan siswa dapat mengikuti materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

b.     Diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan juga mampu memahami kemampuan mengkoordinasi gerak tubuhnya sendiri.

2.     Bagi Sekolah

a.     Diharapkan sekolah memberi kesempatan pada siswa untuk mengikuti lomba pada nomor Atletik di tingkat Kecamatan maupun Kabupaten.

b.     Sekolah memberi fasilitas alat olahraga pada nomor Atletik.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://omdompet.blogspot.com/2011/07/keterampilan-gerak.html

http://yusuffi48.blogspot.co.id/2014/05/makalah-belajar-motorik.html

http://catur31anggara.blogspot.co.id/2012/06/makalah-tbm-motorik.html

http://eprints.uny.ac.id/9523/3/bab%202-08209241004.pdf

http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/teknik-pengolahan-data-deskriptif.html

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar